Iklan

April 4, 2020, 16:29 WIB
Last Updated 2020-04-04T23:29:14Z
Internasional

Kota di Spanyol Yang Terbebas Dari Penyebaran Virus Corona

Jurnal Manado - Dengan 11.744 kematian hingga hari Sabtu (4/4), Spanyol berada di urutan kedua setelah Italia, menjadi negara dengan korban terbanyak akibat Covid-19. Jumlah infeksi terus berlipat dengan total 124.736.

Di tengah kekhawatiran wabah virus corona yang terus memakan korban, ada cerita sebuah kota kecil di kawasan Andalusia yang sukses melakukan lockdown. Hingga kini, belum ada satupun warga kota Zahara de la Sierra yang terjangkit penyakit itu.

Sebuah langkah cepat dan drastis dilakukan Wali kota, Santiago Galvan yang berusia 40 tahun. Dia memutuskan langsung menutup akses lima pintu masuk ke kota itu pada 14 Maret lalu ketika pemerintah Spanyol menyatakan keadaan bahaya mulai berlaku. Satu dari lima pintu masih bisa diakses untuk keadaan darurat.

Setelah dua pekan lockdown dan jumlah infeksi di seluruh Spanyol telah mencapai seratus ribu lebih, di Zahara, tidak ada satu pun kasus Covid-19 yang tercatat di antara 1.400 penduduknya. Sementara kota dan desa di sekitarnya telah tercatat konfirmasi infeksi dan beberapa kematian akibat virus corona.

"Sudah lebih dari dua minggu, dan saya pikir itu pertanda baik," kata Galvan kepada CNN.

Langkah drastis sang wali kota memang mendapat dukungan penuh dari seluruh penduduk, terutama para warga senior. Hampir seperempat dari penduduk Zahara berusia lebih dari 65 tahun; ada lebih dari 30 orang yang tinggal di panti jompo.
Rumah-rumah berwarna putih dan jalan-jalan sempit menempel di lereng bukit yang curam, dengan pemandangan benteng-benteng abad pertengahan dan turun menuju reservoir dan kebun zaitun.

Kota ini berjarak satu jam dari Sevilla dan menjadi destinasi populer bagi pengunjung dari seluruh dunia. Galvan menuturkan, saat lockdown diberlakukan, beberapa hari pertama mereka harus menolak kedatangan wisatawan dari Prancis dan Jerman.

Satu-satunya akses keluar masuk kota, hanya dijaga oleh seorang polisi. Kendaraan yang melintas akan diperiksa dan disemprot disinfektan oleh dua pria yang mengenakan pakaian pelindung.

"Tidak ada mobil yang melewati pos pemeriksaan yang tidak didisinfeksi," kata Galvan.

Galvan mengakui, tindakan itu memang tidak memberikan jaminan bebas virus. "Kami telah berhasil memberikan ketenangan kepada tetangga kami. Mereka tahu tidak ada orang yang tidak dikenal bisa masuk."

Tindakan pencegahan sanitasi serupa telah diperkenalkan di dalam Zahara. "Setiap Senin dan Kamis pukul 5.30 malam, sekelompok sekitar 10 orang keluar di jalan-jalan untuk mendisinfeksi kota, semua jalan, plaza, dan di luar rumah," kata Galvan.

Salah satunya adalah petani setempat Antonio Atienza, yang traktornya digunakan untuk kendaraan penyemprotan disinfektan di jalanan.

Bagi warga yang ingin berbelanja bahan makanan, sebuah toko grosir menyediakan dua orang pelayan untuk melakukan pengiriman barang belanja dan obat-obatan untuk mengurangi jumlah orang di jalanan, terutama mereka yang paling rentan terkena virus. Mereka melayani pemesanan 11 jam sehari.

Salah satu dari mereka, Auxi Rascon yang berusia 48 tahun, mengatakan tanggapan dari warga lain sangat luar biasa. "Mereka sangat bahagia, karena mereka tidak perlu keluar, mereka merasa dilindungi dan merasa percaya diri," katanya.

Rascon juga bangga dengan respons cepat kota itu. "Mereka mengambil langkah yang tepat pada saat yang tepat, dan sekarang kami melihat hasilnya," katanya kepada CNN.

Selain mengatur layanan pengiriman, asosiasi wanita Zaharilla menjaga para lansia yang tidak bisa memasak untuk diri mereka sendiri (dengan meninggalkan makanan di pintu depan mereka) dan mengatur perbaikan dasar untuk mereka.

Sebuah halaman Facebook juga dibuat untuk warga lansia telah memulai upaya untuk menerbitkan foto-foto lama mereka secara online. Luisa Ruiz Luna, yang memulai prakarsa ini, mengatakan bahwa program ini merupakan "cara yang baik bagi Zaharenos yang tinggal di luar negeri untuk berinteraksi dengan kami, selain dari melatih ingatannya."

Kota ini juga dilengkapi dua mobil dengan musik dan lampu, "sehingga anak-anak dapat datang ke balkon mereka dan menikmatinya," kata Galvan.(merdeka/jmc)