Iklan

January 28, 2021, 16:05 WIB
Last Updated 2021-01-29T00:05:08Z
BitungUtama

Romantika Kerja Korneles Lupa, 34 Tahun Setia Mengawal Mercusuar (1)


‘’Hidup Jauh Dari Keluarga, Acap Diintai Maut demi Keselamatan Orang Banyak… ...’’

Kurang lebih seperti itu kondisi kerja sehari-hari yang dialami Korneles Lupa, seorang pegawai negeri di kantor Navigasi Kota Bitung. Praktis setelah pensiun 1 Desember 2020, total masa dinas selama 34 tahun, ia membaktikan hidupnya menjaga sekitar 16 mercusuar dari 24 wahana yang tersebar di Distrik Navigasi Manado Bitung sampai Pantai Barat hingga Donggala. 

Awalnya, lelaki kelahiran Lirung Talaud 10 November 1962, setelah tamat SMA Beo 1982 mencoba peruntungan ke Bitung, ia melamar di Navigasi, dengan status mula-mula sebagai pegawai kontrak  di bengkel navigasi, sampai tahun 1986. 

Di tahun itu juga, terjadi pemutasian pertama  ke Marore di  perbatasan Filipina, dengan tugas sebagai Penjaga Menara, ditempatkan bersama 4 orang lainnya. Tak pernah ada dalam bayangan suami Norce Baramuli ini, jika ia ternyata harus bekerja sebagai penjaga mercusuar, yang kenyataannya selain jauh dari keluarga juga penuh dengan tantangan, serba sulit  dan berbahaya.

Sehari-hari bergantian mereka bertugas melakukan penjagaan, jika ada lampu menara yang rusak maka secepatnya ditangani, mengingat vitalnya alat ini bagi navigasi kapal yang melintas. Juga mengisi jurnal setiap jam sebagai bentuk pelaporan untuk kantor. 

Kondisi di sekitar tempat kerja yang serba datar dan sunyi, menjadi tantangan mula-mula bagi Corneles. Makanan memang tersedia, meski tetap juga harus berhemat karena tempat kerja yang cukup jauh dari umumnya pemukiman terdekat. 

Sementara melatih diri untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja, tiga bulan di sini, muncul penugasan baru untuk segera pindah ke Miangas, paling ujung utara kepulauan Indonesia. Tak ada pilihan lain, selain berkemas dan berangkat ke tempat kerja yang baru sampai tahun 1987. Praktis tak ada waktu lebih bercengkerama engan keluarga, karena situasi tempat kerja membutuhkan penjaga secepatnya. Perlahan, Corneles mulai terbiasa dengan lingkup tempat ia bekerja. Meski ia mengakui tak mudah melakoni tanggung-jawab tersebut. Tetapi ia selalu berusaha menguatkan hati dan tegar dengan keadaan. 

Ia sadar bahwa inilah dunia kerjanya, menjadi salah satu abdi negara, ditugaskan di wilayah perbatasan nan terpencil dan sunyi. Sebuah peran yang harus dimaknai seutuhnya, karena menjaga mercusuar berarti memberi diri bagi urusan kemanusiaan. ‘’Ini menyangkut nyawa orang banyak, keselamatan setiap kapal yang melintas harus dipastikan dengan baik’’ sebut ayah empat orang anak ini. (bersambung)