Iklan

November 20, 2021, 02:26 WIB
Last Updated 2021-11-21T06:02:44Z
PolitikUtama

lni Pesan Dosen Kepemiluan Unsrat Ferry Daud Liando Soal Rencana Pemilihan Umum Serentak Tahun 2024


JurnalManado - Dosen Kepemiluan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Ferry Daud Liando mengatakan, Tidak ada satu pilihan yang sempurna. Apakah tetap 5 surat suara, atau jadi satu surat suara, atau 2 untuk semua jenis pemilihan. 

Cuma Komisi pemilihan umum (KPU)  harus memilih mana desain suart suara.

Namun cara memilih itu harus mempertimbangkan :
1. Tingkat Kesulitan,
2. Durasi Waktu,
3. Efesiensi.

Disamping itu apapun pilihan model surat suara yang mau dipilih, KPU harus mempertimbangkan efektifitas tata kelola pemerintahan pasca pemilu.

Selama ini kerap terjadi ketidakselarasan kekuatan politik di eksekutif dan legislatif. Legislatif lebih dominan ketimbang eksekutif. Hal itu terjadi karena pada saat pencoblosan, pilihan Partai politik (parpol) pendukung calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) berbeda dengan pilihan parpol pendukung anggota Dewan perwakilan rakyat (DPR).

 Sehingga, jika kertas suara pilpres dengan pemilihan calon legislatif (pilcaleg) jadi satu maka potensi linieritas itu terjadi.

Hal yang perlu dikaji jika surat suara Pilpres, DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten disatukan adalah soal pemilih pindahan.

 Jika pemilih pindah memilih di TPS berbeda dapil dalam satu kabupaten maka pemilih hanya bisa memilih calon DPRD Provinsi, DPR RI dan Presiden/Wakil Presiden. Jika pemilih pindah Provinsi maka pemilih hanya bisa memilih Presiden/Wakil Presiden.

Nah, jika surat suara jadi satu maka bisa saja ada pemilih pindahan yang ikuti mencoblos semua jenis pilihan. Hal ini perlu diantisipasi. Jika tidak diantisipasi maka potensi PSU dapat saja terjadi. Dalam hal pencegahan penyebaran covid, KPU telah menyediakan  sarung tangan agar penggunaan paku coblos yang digunakan bergantian pemilih yang satu dengan pemilih yang lain tidak menjadi sumber penularan.

Namun perlu dipertimbangkan penggunaan sarung tangan hanya untuk disalah satu tangan saja. Karena sarung tangan plastik yang digunakan akan menyulitkan pemilih membuka lipatan surat suara yang masih menempel erat dengan sarung tangan plastik.

Perlu juga dipikirkan soal waktu lipat suara yang menggunakan waktu panjang karena kesulitan dalam melipat sebagaiamana sediakalah. Perlu juga menjaga soal kerahasiaan surat suara. Kotak suara yang berdiameter kecil berpotensi kerahasiaan surat suara yang lebar tidak terjamin. Ada pemilih yang menjatuhkan pilihan di daftar paling bawah, maka hasil coblosan untuk Pilpres dapat terlihat oleh pihak lain. (tino)