Jurnal Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado bekerjasama dengan KNPI Sulut dan Pemprov Sulut melaksanakan Webinar ” Wawasan Kebangsaan Intelektual Muda di Masa Pandemi dan Medsos” di Aula Rektorat Unsrat lantai IV, Kamis,(17/2/2022)
Hadir dalam kegiatan Ketua KNPI Sulut Rio Dondokambey, Kepala Badan Kesbangpol Sulut Fery R.J Sangian, S.Sos, MAP, Rektor Unsrat Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat, MSc.,Kapolda Sulut Irjen Pol, Drs Mulyatno, SH. MM., Pangdam XXIII Merdeka Mayjen TNI, Alfred Denny Tuejeh.
Rektor Unsrat dalam sambutannya mengucapkan selamat datang sekaligus ungkapan terimakasihnya kepada narasumber yang bersedia hadir dalam acara webiner kebangsaan sekaligus boleh memberikan materi bagi undangan lainnya yang hadir secara offline juga kepada 1000an mahasiswa yang mengikuti secara online.
Kaban mewakili gubernur saat membacakan sambutan mengatakan ”Perkembangan teknologi informasi semakin pesat, disisi lain pandemi juga telah mempercepat digitalisasi di segala lini kehidupan masyarakat secara universal membuat tantangan baru bagi seluruh stakeholder yakni pemerintah pelaku bisnis akademisi, media dan komunitas.
Kapolda juga dalam penyampaian materi mengatakan kenapa kita harus belajar wawasan kebangsaan dari SD hingga sekarang karena keluasan dan kedalaman materinya dan implementasi dari nilai nilai wawasan kebangsaan tersebut.
Pangdam XII Merdeka mengatakan indonesia adalah suatu kesatuan,kesatuan, bahasa,suku dan pulau pulaunya hanya bisa dipersatukan dengan azas negara yaitu Pancasila
Ketua KNPI Sulut Rio Dondokambey,BS dalam penyampaian materi mengatakan wawasan kebangsaan itu sangat perlu, jika tidak ada generasi muda yang menguasai wawasan kebangsaan dan akhirnya negara kita diisi oleh orang - orang yang tidak tahu arah kemana negara kita akan di bawa.
"Wawasan kebangsaan harus kita kuasai sehingga para pemuda bersama sama boleh mencapai cita cita bangsa,” ujar Rio.
Kwgiatan dilanjutkan dengan tanya jawab dan penyerahan piagam penghargaan Kapolda, Pangdam serta Ketua KNPI Sulut.
Kegiatan ini telah mengikuti protokol kesehatan yang ketat. (*)