Iklan

February 21, 2023, 02:45 WIB
Last Updated 2023-02-21T10:45:55Z
PemerintahanUtama

Bahas Transpirtasi, Kepel Ingatkan Dishub Tantangan Menciptkan Moda Transportasi Masal dan Konektivitas


Jurnal Manado - Moda transportasi masal kini menjadi tantangan tersendiri sektor perhubungan dalam mendukung konektivitas antar kota dan daerah, terlebih dalam rangka mendukung dunia pariwisata di Sulut.



Hal itu terangkat pada Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Pembahasan Penyusunan Program Strategis Sektor Transportasi yang dibuka Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulawesi Utara (Sulut) Steve Kepel ST bertempat di Hotel Luwansa Manado, Selasa (21/02/2023).


 


Sekdaprov Steve Kepel mengatakan bahwa tantangan bagi insan perhubungan ke depan adalah bagaimana menciptakan moda transportasi masal dan konektivitas.


”Kota Manado ini adalah kota yang sangat berkembang, Karena itu oleh Pak Gubernur telah didesain direncanakan penerbangan langsung ke Narita, Tokyo dari Kota Manado. Karena memang posisi Sulawesi Utara itu ada di ujung utara Indonesia dan menjadi pintu gerbang Indonesia di Asia Pasifik” kata Sekdaprov Kepel.


Sekdaprov Kepel menuturkan bukan hanya Narita Tokyo, tapi jauh sebelum covid-19 sudah dilakukan penerbangan reguler dengan 8 kota di Tiongkok. Setelah penjajakan penerbangan langsung Narita Tokyo, kemudian akan lanjut Jeju Korea Selatan.



“Perkembangan selanjutnya akan diikuti dengan negara negara di Asia Timur. Yaitu Hongkong, Taiwan dan Makau,” ungkapnya.


Menurut Kepel, dengan dibuka konektivitas ini akan menciptakan perkembangan kota, dan ini akan mendorong investasi. Karena masuknya arus penumpang dan arus wisatawan di kota Manado.


Yang menjadi tantangan bagi Perhubungan kata Sekprov adalah bagaimana menciptakan moda transportasi masal. Ini harus dipikirkan mulai dari sekarang. Moda transportasi masal baru, tidak hanya bus.Tapi juga kereta listrik untuk menghubungkan titik-titik terjauh yang ada di kota, Manado, Selatan ke Utara.


“Ini untuk mencegah kemacetan di kota. Sebab Kementerian PUPR sudah membangun Ring Road III untuk mengurai kemacetan. Ini menjadi salah satu solusi,” tandas Kepel.


Ia menambahkan bahwa letak geografis Sulut, ada 300 pulau tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota yang ada, di luar Kota Tomohon, Kotamobagu, dimana wilayah itu memiliki pulau, baik pulau yang berpenghuni maupun tidak.


“Wilayah ini memacu kita untuk segera berusaha mewujudkan konektivitas. Penggunaan moda transportasi baik laut maupun udara sangat penting,” ujarnya.


Contohnya kata Kepel pulau yaitu Siau di tengahnya ada gunung berapi Karangetan. Begitu meletus hebat warga masyarakat akan bingung lari ke mana, karena hunian warga berada di pesisir pantai.


“Ini tugas perhubungan bagaimana menyiapkan transportasi untuk evakuasi,” katanya.


Begitu juga kata Sekprov, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi akibat disparitas yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Warga masyarakat yang ada di pulau Miangas akan lebih cepat mengakses ke Santos General Santos dan Kota Davao.Termasuk warga kepulauan Nanusa.


“Warga Kepulauan Nanusa ini ada di Kabupaten Talaud. Itu adalah pulau pulau kecil terluar. Batas utara kepulauan itu adalah lautan pasifik. Batas selatan itu ada pulau Karakelang. Dan ini menjadi satu tantangan bagaimana menjamin kemajuan dan kesejahteraan warga masyarakat. Akses yang kita gunakan yaitu perhubungan laut dan udara,” pungkasnya.


Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulut Izak Rey, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXII Provinsi Sulawesi Utara Mangasi Sinaga, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulut Hendro Satrio dan stakeholder di Provinsi Sulut. (*)