Iklan

February 28, 2023, 01:28 WIB
Last Updated 2023-02-28T09:28:37Z
EkonomiPolitik

Kondisi Ekonomi Global Awal 2023 Dibayangi Isu Perlambatan


JurnalManado - Kondisi perekonomian global di awal tahun 2023 masih dibayangi oleh isu perlambatan

pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang masih tinggi. Harga berbagai komoditas di pasar global relatif

tinggi meskipun beberapa komoditas lainnya sudah tercatat mengalami penurunan harga. Di sektor

energi, harga gas alam dan minyak bumi turun meskipun untuk batubara menunjukkan tren sebaliknya.

Di sisi lain, kedelai dan CPO naik karena cuaca buruk dan isu geopolitik sementara untuk gandum dan

jagung terjadi penurunan harga. Di tataran domestik, kondisi perekonomian relatif menunjukkan ke arah

tren positif. Ekonomi nasional diperkirakan akan terus bertumbuh sejalan dengan penguatan dan

pemulihan ekonomi hingga penghujung tahun 2023. Selain itu, neraca perdagangan Indonesia

menunjukkan tren surplus dan konsumsi domestik menguat. Secara umum, perekonomian nasional

diwarnai optimisme dan keyakinan konsumen yang tinggi di tengah gejolak ekonomi dunia.

Di tingkat regional, kondisi perekonomian Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) secara umum juga

menunjukkan pemulihan dan penguatan seiring dengan meningkatnya aktivitas perekonomian dan

masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator. Pertama, untuk tingkat inflasi, secara year on

year Indonesia mengalami inflasi sebesar 5,28%. Demikian juga Sulawesi Utara, Manado dan

Kotamobagu juga mengalami inflasi, yaitu 4,2% dan 7,42%. Selanjutnya, Nilai Tukar Petani (NTP) di

Sulawesi Utara pada bulan Januari 2023 turun 1,19 persen dan menjadi 104,78 dibandingkan dengan

bulan Desember 2022 yang berada di 106,05. Sementara itu, Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga mengalami

kenaikan dari 110,05 di bulan Desember 2022 ke 110,84 di bulan Januari 2023. Angka NTN Sulut masih

di atas nasional yang berada di angka 105,48. Namun untuk nilai NTP, Sulut masih berada di bawah NTP

Nasional yang sebesar 109,84. Sedangkan untuk angka sementara Neraca (Ekspor Impor) di Sulawesi

Utara pada Januari 2023 berada di 60,17 Juta USD dan menunjukkan penurunan dari bulan Desember

2022.

Dari sisi Pemerintah, kondisi tidak stabil yang disebabkan oleh pandemi dan geopolitik direspon

melalui kebijakan yang didanai oleh APBN dan APBD. Dalam pelaksanaan APBN, Pendapatan yang telah

terealisasi adalah senilai Rp. 499,73M atau sekitar 9,87% dari pagu yang telah ditetapkan. Dari sisi

Belanja, telah terealisasi sebesar 99,51% dari pagu, dengan nilai sebesar Rp. 1,27T. Dana Transfer ke

Daerah, Belanja Pegawai dan dan Belanja barang menjadi komponen belanja terbesar yang ada. Khusus

untuk Belanja TKDD, merupakan salah satu bentuk dukungan Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah

Kemenkeu Satu | ALCo Regional Sulawesi Utara | Periode Sampai Dengan Januari 2023 | 1 dari 4


yang menjadi pendapatan TKD di APBD. Sampai dengan akhir Januari 2023 ini, APBN di Sulawesi Utara

telah defisit sebesar Rp. 773,7M.

Dari sisi pelaksanaan APBD, Pendapatan daerah telah terealisasi senilai Rp. 1,08T, dengan

Komponen TKDD menempati proporsi yang cukup besar dibandingkan PAD yang ada. Hal ini tentu harus

menjadi perhatian setiap pemda untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada sehingga bisa

meningkatkan PADnya. Dari sisi Belanja, Belanja pegawai masih mendominasi komponen belanja, dari

realisasi sebesar Rp. 366,48M, Belanja pegawai menempati posisi terbesar senilai Rp. 302,08M diikuti

belanja barang Rp. 58,82M sehingga APBD Konsolidasi Regional Sulut, menghasilkan SiLPA sebesar Rp.

846,25M.

Untuk melaksanakan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah, dibutuhkan dana yang berasal

dari APBN. Sumber pendapatan terbesar APBN adalah dari penerimaan pajak. Direktorat Jenderal Pajak

mencatatkan realisasi penerimaan pajak di Sulawesi Utara sampai dengan akhir Januari 2023 adalah

sebesar Rp. 338,11M melebihi Rp. 71,63M dari target atau lebih besar 26,88%. Penerimaan pajak di

Sulawesi Utara pada bulan Januari 2023 mengalami Pertumbuhan (YoY) sebesar 46,66%.

Selain penerimaan Perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan program NIK sebagai

NPWP. Program ini sesuai dengan PMK 112/PMK.03/2022 yang selaras dengan UU HPP. Masa transisi

untuk penerapan secara penuh NIK sebagai NPWP, atau wajib pajak masih dapat menggunakan NPWP

lama di layanan administrasi yang belum mengakomodir sampai dengan 31 Desember 2023.

Berdasarkan data Validasi NIK Sebagai NPWP per tanggal 15 Februari 2023 diketahui Wajib Pajak Orang

Pribadi WNI di Provinsi Sulawesi Utara yang telah melakukan Validasi NIK sebagai NPWP berjumlah

468.409 wajib pajak atau sebesar 65,71% dari total Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi WNI di Provinsi

Sulawesi Utara sebanyak 712.809 wajib pajak.

Selain dari penerimaan pajak, pendapatan APBN yang lain adalah dari bea dan cukai. Kanwil

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara menyampaikan bahwa sampai dengan akhir

Januari 2023, pendapatan bea dan cukai telah terealisasi sebesar Rp. 5,08M. Penerimaan tertinggi di

bulan Januari berada di Bea Keluar sebesar Rp. 3,89M, diikuti Cukai sebesar Rp. 0,92M, dan Bea Masuk

sebesar Rp. 0,26M. •Peningkatan penerimaan Bea Keluar atas Komoditas CPO dan Produk Turunannya,

khususnya Produk RBD Palm Olein yang memberikan penerimaan Bea Keluar sebesar Rp. 2,2 M.

Selain dari sisi Pendapatan, yang harus diperhatikan dari pelaksanaan APBN adalah Belanja.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan mencatat adanya peningkatan dari realisasi Belanja Pegawai

sebesar 0,96% dari tahun 2022. Sedangkan untuk realisasi Belanja Barang mengalami peningkatan

sebesar 30,76%. Untuk Transfer Ke Daerah, sampai dengan akhir Januari, penyaluran TKD dari APBN


telah mencapai 7,72% dari pagu, dengan nilai Rp. 1,04T. DAU menempati porsi terbesar pada realisasi

TKD Sulawesi Utara senilai Rp. 995,32 M, disusul DBH Rp. 46,21 M.

Setelah dari sisi APBN, yang menopang keuangan daerah untuk melaksanakan kebijakannya

adalah melalui APBD. Direktorat Jenderal Perbendaharaan mencatatkan bahwa pendapatan APBD telah

terealisasi sebesar Rp. 634,9 M, sedangkan untuk Belanjanya telah mencapai Rp. 366,48 M. Untuk

Belanja telah terealisasi Rp. 366,48 M dengan proporsi Belanja Pegawai mendominasi sebesar 82,43%,

disusul Belanja Barang 16,05% sehingga terbentuk SiLPA sebesar Rp. 391,71 M.

Dalam rangka menyebarkan current issue pada masyarakat luas, Balai Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan (BDK) Manado pada bulan Januari 2023 memberikan program agenda setting Kemenkeu

berupa Kinerja Positif APBN 2022 menjadi modal yang kuat untuk menghadapi tahun 2023 dan

konsolidasi fiskal 2023, Kinerja APBN 2022 Positif dengan defisit dibawah 3%, UU No.4 Tahun 2023

tentang Pengembangan dan penguatan Sektor Keuangan (UUP2SK), dan layanan terintegrasi dan

terpadu memberikan kemudahan.

Kemenkeu Satu | ALCo Regional Sulawesi Utara | Periode Sampai Dengan Januari 2023.


LAMPIRAN REALISASI APBN dan APBD

APBN APBD

Total Pendapatan 499,73 M 634,90 M

Pajak 338,11 M

Bea dan Cukai 5,08 M

PNBP 1.192,71 M

PAD 47,81 M

TKDD 1.041,53 M

Total Belanja 1.273,43 M 366,48 M

Belanja Pegawai 168,93 M 302,08 M

Belanja Barang 34,86 M 58,82 M

Belanja Modal 28,11 M 0,47 M

Belanja Sosial -M 0,0 M

TKDD 1.041,53 M

Kategori Belanja Daerah Lainnya 5,07 M

Pembiayaan 123,29 M

SIKPA - SILPA (773,71). (tino)