Iklan

January 2, 2025, 08:15 WIB
Last Updated 2025-01-02T16:15:00Z
HukrimNasionalUtama

Rugikan Ratusan Triliun Uang Negara, Kejagung Umumkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah


Jurnal, Jakarta - Kamis (2/01/2025), Dalam Konfrensi Pers Tingkat Menteri Desk Koordinasi Pencegahan Korupsi dan Tata Kelola, Kejaksaan Agung mengumumkan ada 5 tersangka baru yang ditetapkan terkait kasus korupsi dalam tata niaga komoditas timah di Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah (Persero) Tbk.

"Ada 5 korporasi yang akan kami jadikan dan akan kami umumkan perkaranya," kata Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Lima korporasi itu antara lain PT RBT, PT SIP, PT TIN, PT SB, dan CV VIP.

Selain itu menurut Jaksa Agung, ada 2 korporasi lainnya yang dalam bentuk tindak pencucian uang. Yakni PT AL, dan PT MRM.


Kemudian Jaksa Muda Pidana Khusus Febrie Adriansyah mengungkapkan kerugian negara atas kerusakan lingkungan nantinya akan dibebankan kepada masing-masing perusahaan.


Ia menjabarkan besaran kerugian negara yang akan ditanggung masing-masing perusahaan, seperti PT RBT dibebankan sebesar Rp 38 Triliun, PT SB Rp 23,6 Triliun, PT SIP Rp 24,1 Triliun, PT TIN Rp 23,6 Triliun, dan CV VIP Rp 24 triliun.


"Ini jumlahnya sekitar Rp 152 triliun, sisanya baik Rp 271 triliun yang telah diputuskan hakim dan itu menjadi kerugian negara ini sedang dihitung oleh BPKP siapa yang bertanggung jawab. Tentunya akan kita tindaklanjuti dan kita sampaikan ke publik," jelasnya.

Dalam kasus korupsi dalam IUP PT Timah (Persero) Tbk ini menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 310,6 triliun. Kasus ini juga menyeret Suami dari Sandra Dewi yakni Harvey Moeis.


"Tadi disampaikan pak Jasa Agung dan publik bertanya-tanya kenapa nilainya sekian ratus miliar, Rp 200 miliar sekian untuk Harvey Moeis. Ini dapat saya jelaskan ada 3 klaster perbuatan yang mengakibatkan kerugian," kata Febrie.


"Pertama mengenai adanya kerja sama sewa alat, atau smelter pihak swasta dengan PT Timah, kemudian adanya perbuatan tentang transaksi dari PT Timah yang dilakukan penjualan oleh pihak swasta, dan yang menjadi pertanyaan besar di publik adalah kerugian limbah hidup atas kerusakan ekosistem," sambungnya.

(CNBC/jurnalmanado.com)