
Jurnal Manado - Mewakili Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Asisten 1 Pemprov Sulut melaksanakan operasi pasar guna merespon persoalan kelangkaan beras yang dirasakan masyarakat di berbagai wilayah.
"Untuk mengantisipasi kelangkaan ini, maka Gubernur Sulut telah memerintahkan sejumlah Intstransi terkait untuk melakukan operasi pasar ditempat rawan kelangkaan beras," kata Mangala.
Kata Mangala yang juga Plh. Kadis Kominfo Sulut
, operasi pasar ini akan dipimpin langsung oleh Asisten 2 Pemprov Sulut Christian Talumepa dan akan melibatkan stacholder terkait lainnya seperti Bulog. "Pemprov Sulut akan turun langsung mengecek informasi kelangkaan yang terjadi saat ini," jelasnya
Mangala dengan tegas mengatakan jika menemukan informasi adanya penimbunan secara sengaja oleh para tengkulak, maka pihak akan segera berkordinasi dengan pihak kepolisian untuk diproses hukum.
"Pasti itu kita akan tindak jika ditemukan penimbunan secara sengaja. Kita berharap masyarakat bisa melaporkannya. Kelangkaan beras bukan hanya fenomena lokal di Sulut, tetapi merupakan dinamika nasional yang melanda hampir seluruh provinsi. Namun Pemprov Sulut di bawah arahan langsung Bapak Gubernur, tidak tinggal diam. Langkah-langkah strategis sedang disiapkan secara cepat dan terukur. Tadi sudah dilakukan rapat bersama Instansi terkait termasuk Bulog yg dipimpinan Asisten Perekonomian dan Pembangunan untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi kelangkaan beras di Sulut," ujar Mangala.
Ia menambahkan bahwa upaya ini tidak hanya bertujuan mengintervensi harga, tetapi juga sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap ketahanan pangan masyarakat, terutama kelompok rentan ekonomi yang paling terdampak oleh fluktuasi harga beras.
“Masalah beras bukan semata-mata soal distribusi, tapi menyentuh aspek hulu hingga hilir. Karena itu, Gubernur terus mendorong peningkatan produktivitas petani lokal dan revitalisasi sistem logistik pangan daerah,” terang Mangala.
Ditekankan Mangala, stabilitas harga bahan pokok terutama beras menjadi perhatian utama pemerintah. Oleh sebab itu, selain intervensi pasar dan distribusi stok cadangan, Pemprov akan memperkuat pengawasan harga dan distribusi oleh Satgas Pangan, guna menghindari praktik spekulatif yang dapat merugikan konsumen.
“Langkah-langkah ini diambil bukan hanya untuk mengatasi gejolak sesaat, tapi untuk memastikan bahwa masyarakat tidak kehilangan daya beli dan tetap mendapatkan akses terhadap bahan pangan pokok dengan harga yang wajar,” tutup Mangala.
Dengan respons cepat, koordinasi lintas lembaga, serta komitmen terhadap perlindungan masyarakat, Pemprov Sulut menunjukkan kesigapan dalam menjaga stabilitas pangan sebagai fondasi utama keberlanjutan pembangunan sosial dan ekonomi daerah. (*postman)