
JURNAL,JAKARTA-Saat
Hilmi Aminuddin selesai diperiksa oleh KPK, terjadi kericuhan antara wartawan
dengan 'pengawal' ketua majelis Syuro PKS itu. KPK menyesalkan kejadian itu dan
berniat memperketat keamanan.
Pengawal Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin, terlibat bentok dengan wartawan di Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (14/5). Kericuhan terjadi usai Hilmi digarap KPK dalam dugaan suap suap pengurusan kuota impor sapi di Kementerian Pertanian dan Tindak Pidana Pencucian Uang, untuk tersangka bekas Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq sekitar pukul 15.00.
Hilmi yang digarap sekitar lima jam itu awalnya hendak meninggalkan KPK, dikawal para pengawalnya. Wartawan hendak mendapatkan statemen dari Hilmi yang usai diperiksa. Namun, sejumlah pengawal mencoba menghalang-halangi media. Akibatnya, saling dorong pun tak terelakkan.
Ketika wartawan hendak mendekati Hilmi untuk mengajukan pertanyaan, oknum-oknum pengawal itu berlaku represif. Saat itu Hilmi sempat memberikan keterangan kepada wartawan tentang pemeriksaan yang dilakoninya. Setelah itu, Hilmi masuk ke mobil B 1279 EJA.
Namun, bentrok tak terhindarkan. Sejumlah awak media diduga ada yang terkena pukulan yang dilakukan oknum pengawal Hilmy. Tak puas melihat rekan media yang terkena pukuluan, awak media yang lain langsung mengejar sejumlah pengawal Hilmi yang berlari ke luar gedung KPK.
Mereka akhirnya berhasil diamankan oleh pihak kepolisian. Aksi panas itu berakhir ketika pihak kepolisian dan petugas keamanan KPK berhasil melerainya.
Hilmi yang digarap sekitar lima jam itu awalnya hendak meninggalkan KPK, dikawal para pengawalnya. Wartawan hendak mendapatkan statemen dari Hilmi yang usai diperiksa. Namun, sejumlah pengawal mencoba menghalang-halangi media. Akibatnya, saling dorong pun tak terelakkan.
Ketika wartawan hendak mendekati Hilmi untuk mengajukan pertanyaan, oknum-oknum pengawal itu berlaku represif. Saat itu Hilmi sempat memberikan keterangan kepada wartawan tentang pemeriksaan yang dilakoninya. Setelah itu, Hilmi masuk ke mobil B 1279 EJA.
Namun, bentrok tak terhindarkan. Sejumlah awak media diduga ada yang terkena pukulan yang dilakukan oknum pengawal Hilmy. Tak puas melihat rekan media yang terkena pukuluan, awak media yang lain langsung mengejar sejumlah pengawal Hilmi yang berlari ke luar gedung KPK.
Mereka akhirnya berhasil diamankan oleh pihak kepolisian. Aksi panas itu berakhir ketika pihak kepolisian dan petugas keamanan KPK berhasil melerainya.
"Saya
menyesalkan kejadian itu dan kita ke depan akan memperketat pengamanan
berkaitan dengan saksi-saksi yang membawa pengawal," kata Juru Bicara KPK,
Johan Budi, di gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (14/5/2013).
Menurut
Johan, pimpinan KPK sudah mengetahui insiden kericuhan tersebut. KPK pun akan
mengevaluasi agar ke depan media-media yang ingin meliput dapat terlindungi.
"Tadi
saya dapat laporan sudah sampai ke pimpinan KPK, supaya media-media ini
terlindungi dari kekasaran. Kita tolak kekerasan," ujarnya.
Johan
menambahkan, KPK juga akan mengevaluasi aturan mengenai berapa jumlah pengawal
saksi yang diperbolehkan masuk. "Mengevaluasi aturan berapa pengawal yang
masuk, kita akan tinjau kembali. Kalau preman jelas dilarang masuk,"
tambahnya.
Sebelumnya dari penyidik KPK membuka rekaman percakapan dua orang di depan
Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. Pria yang biasa disapa kader PKS
Ustadz Hilmi menyebut isi rekaman itu hanya bluffing. Apa isi rekaman yang
diperdengarkan?
Pengacara
Hilmi, Zainuddin Paru yang menemani menyebut rekaman itu berisi pembicaraan
Ahmad Fathanah dengan seseorang.
"Hal
yang diperiksa adalah diperdengarkan rekaman Fathanah yang bicara dengan pihak
lain," jelas Zainuddin di KPK. Zainuddin menepis kalau pihak lain itu disebut
sebagai Ridwan Hakim, putra Hilmi.
Informasi
yang diperoleh wartawan, dalam rekaman antara Fathanah dan orang yang diduga
Ridwan itu berbicara dengan beberapa sandi. Misalnya saja ada kata 'engkong'
yang diduga merujuk pada Hilmi. Nah, orang yang diduga Ridwan itu menanyakan
perihal angka '17 M' untuk 'engkong', apakah sudah dikirimkan atau tidak.
Zainuddin
yang dikonfirmasi kembali menyanggahnya. Hilmi tak kenal suara Fathanah juga
orang yang disebut Ridwan. Bahkan penyidik yang memberi tahu siapa saja yang
berbicara di dalam rekaman itu.
"Penyidik
tanya kenalkah suara ini, Ustad Hilmi tidak kenal, tidak diketahui. Atas dasar
itu cukuplah Ustad sehingga pemeriksaan juga sudah selesai dari jam 1. Setelah
pemeriksaan harus ditandatangani Ustad Hilmi dan penyidik," jelasnya.
Dalam
pemeriksaan itu, ada 7 pertanyaan yang ditujukan bagi Hilmi. Juga 3 pertanyaan
terkait rekaman. "Beliau tidak kenal dan tidak mengerti," urainya.
Zainuddin
juga menegaskan bahwa sama sekali Hilmi tak pernah bertemu dengan Fathanah.
"Tidak," tutup Zainuddin.
Ketua
Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin menjalani pemeriksaan terkait kasus pencucian
uang Ahmad Fathanah. Hilmi mengaku ditunjukkan penyidik KPK soal rekaman.
"Rekaman
dibuka," sebut Hilmi usai diperiksa di KPK.
Tapi
buru-buru Hilmi menepis soal isi rekaman yang diputar itu. Dia menyebut rekaman
itu hanya bluffing saja. "Bluffing semua. Sudah banyak ditulis, ada semua
rekaman. Tapi semuanya bluffing," jelasnya.
Sayangnya
Hilmi tak menjawab jelas soal alasan dia menyebut rekaman itu bluffing.
"Itu sih tanya pengacara," tutup Hilmi yang memakai baju muslim putih
dan kopiah putih.(dtc)