
FPI atau Front Pembela Islam, memberantas preman atau mereka
juga preman? Itu yang selalu terbersit dibenak saya. Gerakan organisasi ini yang
selalu melakukan razia-razia dengan berdalil oleh hukum Islam. Sungguh sangat disayangkan sepak terjang yang
ditunjukkan para anggota FPI tidak sesuai dengan ajaran Islam yang penuh dengan
cinta dan kasih sayang. Yang memiriskan lagi bahwa fakta yang dipertontonkan
oleh para orang yang mengatas namakan ‘Ulama’ ternyata anti dialog, selalu emosional dan mempertontonkan argumen
yang sangat tidak ilmiah. Kontes kebodohan.
Yang jadi pertanyaan adalah ormas ini sebenarnya kumpulan
ulama atau preman?! Lihatlah bagaimana akhlaq Munarman dalam menyiram si Amrin
Tamagola. Lihat pula apa yang dikatakan oleh Wasekjen FPI dalam menanggapi
bukti rekaman kerusuhan di Kendal? Katanya, ‘Bukti itu dimanipulasi..’ sudah
begitu dia mengatakan, ‘kami ini ulama…’Saya heran bila masih saja ada muslim
yang menyepakati tindakan para preman berjubah ini. Kita memang tidak sepakat
kemaksiatan, minuman keras dan sebagainya. Tapi apakah kita sepakat jika preman
diberantas cara-cara preman? Harus didudukkan dulu, siapa FPI ini sebenarnya.
Benarkah mereka ini ulama’? Ulama apa yang melakukan kerusuhan. Ulama’ macam
apa yang menentang pemerintah dengan tindakan-tindakan anarkis. Ulama macam apa
yang kerjanya Cuma naik motor tanpa helm, tak membayar waktu beli BBM. Ulama
macam apa yang menyiram lawan diskusinya?
FPI ini sangat jauh dari pemahaman agama. Kerja mereka cuma
keliling naik motor, razia dan membuat kerusuhan. Dikritik Presiden, Presiden
dituduh pecundang. Masayarakat bisa menilai apakah akhlaq seperti ini yang
dibilang akhlaq seorang yang takut kepada Allah? Ingat Ulama adalah orang yang
takut kepada Allah. Cara-cara ‘dakwah’ FPI adalah cara-cara preman bukan
cara-cara seorang ulama.
Jadi, bila FPI mengklaim mereka adalah Ulama, jelas klaim
itu adalah suatu kebohongan dan kedustaan
Dilihat dari apa yang mereka pertontonkan, FPI hanyalah
kumpulan preman bukan kumpulan ulama’.(*)
Catatan Redaksi: RM Suratman