
Jurnal Manado, Boltim – Buruknya citra legislator boltim
menjadi contoh kepada masyarakat dalam memilih calon legislator yang akan duduk
pada periode 2014 nanti. Masyarakat harus jeli dan cerdas memilih siapa dan
bagaimana calon yang akan dipilih nanti. Hal itu dikatakan, Efendy Abdul Kadir
selaku Ketua Lembaga Pemantau Kinerja Eksekuti Legislatif (LPKEL) Reformasi.
Menurutnya, dengan ditetapkannya puluhan anggota DPRD Boltim
karena terlibat kasus makan dan minum (MaMi) menandakan betapa bobroknya para
legislator yang telah terpilih yang dengan terang-terangan telah mengedepankan
kepentingan pribadi hanya untuk memperkaya diri, diatas kepentingan rakyat.
Dijabarkan Efendy, Coba lihat mulai dari tiga pimpinan Dewan
Boltim, hingga 17 anggota Dewan Boltim kini dijadikan sebagai tersangka kasus
korupsi makan minum tahun anggaran 2011silam.
DPRD Boltim pecahkan rekor kasus terbanyak di Bumi Totabuan
ini. pasalnya persoalan yang melilit para politisi di gedung parlemen daerah
matahari terbit wilayah Totabuan (Boltim) itu, bukan hanya persoalan korupsi,
akan tetapi ada juga yang tersangka persoalan penyalahgunaan obat terlarang
(Narkoba) hingga pemalsuan Materai dan perselingkuhan.
“ Sungguh sangat disayangkan para wakil rakyat kita. Boltim
sebagai daerah baru, sementara para wakil rakyatnya hampir semua terjerat
kasus,” Ujar Efendy.
Kasus ini tentu menjadi pelajaran bagi masyarakat Boltim,
lebih khusus warga Bolmong Raya. Menghadapi Pemilu 2014, tentunya harus lebih
cerdas lagi untuk memilih siapa yang layak untuk duduk di kursi DPRD nanti
tandasnya.
“Ini satu bentuk apresiasi kepada Polres Bolmong. Sebab
pengungkapan kasus dugan korupsi yang melingkar dan menggurita di Bolmong Raya
juga sudah lama ditunggu-tunggu,”terang Efendy. (man)