
Amurang - Seorang suami tega memnbacok dan mencincang
istrinya sendiri hingga tewas. Kejadian yang terjadi di Desa Blongko, Kecamatan
Sinonsayang, Minahasa Selatan berawal ketika Iwan (35) dalam kondisi sakit
malaria tropika yang telah mempengaruhi syaraf otaknya.
Diceritakan warga yang tinggal berdekatan dengan korban,
beberapa hari sebelum kejadian, pelaku menjemput korban yang notabane adalah
istri ke tiganya, di rumahnys yasng terletak di Kombos Atas Lingkungan III.
Skaligus membawa kedua anaknya yaitu Christian (2) dan Nona (1).
“Pelaku memang belum lama keluar dari RS Jiwa. Namun
sekarang ini dia terlihat sudah biasa-biasa (Baikan),” ujar salah satu warga
yang rumahnya pernah ditinggali korban.
Namun kata warga lagi, tiba-tiba penyakit iwan kambuh dengan
suhu badan tinggi yang kemudian terdengar iwan membentak Rina (Istrinya) dengan
keras yang saat itu sedang mencuci baju di sumur tetangga dekat rumah keluarga
mereka.
Setelah itu, bukannya iwan tidur tapi malah menuju dapur dan
mengambil parang dan langsung mengejar Rina.
Merasa terancam, korban berteriak minta pertolongan. Sangat
disayangkan, suasana Tempat Kejadian Perkara (TKP) sunyi. Beberapa orang sempat
mendengar teriakan korban dan langsung mengumpulkan warga.
Naas bagi Rina karena kelelahan berlari sehingga iwan dapat
mengejar dan langsung menebas leher Rina hingga tersungkur dan mengeluarkan
darah. Seketika itu saja langsung tewas.
“Kami sempat melihat
pelaku membacok korban dengan parang dan menusuk-nusuk tubuh korban dengan
pisau. Namun kami takut untuk mendekati TKP karena pelaku sedang mengamuk,”
ungkap Maya, warga setempat. “Ada beberapa bapak-bapak dan pemuda yang sempat
mendekati TKP tidak dapat berbuat apa-apa karena di saat itu pelaku sedang
mengamuk dengan menggunakan parang dan pisau. Kami hanya menunggu polisi,”
tambah Maya.
Iwan juga bermaksud bunuh diri. Dieluskannya parang yang ada
digenggamannya ke leher dan dada kanannya. Namun usaha bunuh dirinya ini tidak
berhasil.
Setelah aparat keamanan dari Polsek Sinonsayang tiba, drama
untuk menjinakkan pelaku pun berlangsung. Polisi terpaksa menembak pelaku
sebanyak tiga kali di bagian kaki dan tangan namun Iwan masih bertahan, dan
mengamuk. Sesekali Iwan mengejar ratusan warga yang memadati TKP.
Akhirnya, setelah hampir tiga jam ‘drama’ itu pelaku
menyerah karena kelelahan dan sudah merasakan sakitnya timah panas menembus
kulitnya. Masyarakat setempat juga membujuk pelaku untuk menyerahkan golok dan
pisau yang digenggamnya. Karena mengalami luka tembak pelaku langsung dibawa ke
Puskesmas Ongkaw.
Kapolres Minsel melalui Kasat Reskrim AKP Chairul Ikhsan
ketika dikonfirmasi koran ini membenarkan peristiwa itu. “Kasus ini sementara
dalam penyidikan,” tegasnya.(***)