
Jurnal,Makkah - Puncak ibadah haji adalah wukuf di Arafah. Tak sah haji seseorang bila tak mengikuti prosesi puncak haji.
Wukuf di arafah digelar tepat pukul 12.00 waktu Arab Saudi, Senin (14/10/2013). Tak hanya membutuhkan niat saja untuk melakukan 'pesta' religius ini, namun keimanan yang utama.
Di tengah terik panas matahari di atas suhu 35 derajat celcius mungkin butuh perjuangan ekstra untuk bertahan. Berzikir, membaca alquran dan berdoa cara mengisi waktu menunggu tergelincirnya matahari untuk bergerak ke Muzdalifah.
Sebanyak 4 juta jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul di padang Arafah. Bekontemplasi akan kehidupan di dunia.
Yang cukup menarik perhatian, sekarang ini mungkin tak hanya jamaah haji saja yang memenuhi arafah.
Pedagang makanan dan minuman, pedagang cinderamata, dan juga pengemis memenuhi area ini.
Untuk warga Indonesia soal makanan mencari di Arafah yang selera lokal urusan mudah. Mulai dari gado-gado sampai bakso tersedia. Mulai dari es cendol sampai es campur tersedia. Para pedagang adalah WNI yang bermukim di Saudi
Soal cinderamata lengkap, mulai dari payung sampai tasbih. Nah, soal pengemis ini juga bermacam-macam. Mulai pengemis beneran hingga mereka yang berpura-pura menangis meminta sumbangan.
Para pengemis itu bukan WNI, entah warga dari negara mana, mereka masuk ke tenda dan menangis.
Di Arafah ini juga banyak donatur kalangan Arab kaya yang menyumbang roti, minuman hingga jus dan biskuit.
"Haji, haji free free," begitu kata relawan para haji ini.
Di Arafah, matahari hampir tergelincir, tanda waktu wukuf hampir usai. Di Arafah tak sedikit yang menangis sesunggukan menyesali semua dosa.
Wukuf di arafah digelar tepat pukul 12.00 waktu Arab Saudi, Senin (14/10/2013). Tak hanya membutuhkan niat saja untuk melakukan 'pesta' religius ini, namun keimanan yang utama.
Di tengah terik panas matahari di atas suhu 35 derajat celcius mungkin butuh perjuangan ekstra untuk bertahan. Berzikir, membaca alquran dan berdoa cara mengisi waktu menunggu tergelincirnya matahari untuk bergerak ke Muzdalifah.
Sebanyak 4 juta jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul di padang Arafah. Bekontemplasi akan kehidupan di dunia.
Yang cukup menarik perhatian, sekarang ini mungkin tak hanya jamaah haji saja yang memenuhi arafah.
Pedagang makanan dan minuman, pedagang cinderamata, dan juga pengemis memenuhi area ini.
Untuk warga Indonesia soal makanan mencari di Arafah yang selera lokal urusan mudah. Mulai dari gado-gado sampai bakso tersedia. Mulai dari es cendol sampai es campur tersedia. Para pedagang adalah WNI yang bermukim di Saudi
Soal cinderamata lengkap, mulai dari payung sampai tasbih. Nah, soal pengemis ini juga bermacam-macam. Mulai pengemis beneran hingga mereka yang berpura-pura menangis meminta sumbangan.
Para pengemis itu bukan WNI, entah warga dari negara mana, mereka masuk ke tenda dan menangis.
Di Arafah ini juga banyak donatur kalangan Arab kaya yang menyumbang roti, minuman hingga jus dan biskuit.
"Haji, haji free free," begitu kata relawan para haji ini.
Di Arafah, matahari hampir tergelincir, tanda waktu wukuf hampir usai. Di Arafah tak sedikit yang menangis sesunggukan menyesali semua dosa.