
Jurnal Manado, Boltim - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) Republik Indonesia (RI), dikabarkan akan menargetkan tiga desa di kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) dalam program padat karya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Norma Linggama pada Selasa (16/10) mengatakan, ketiga desa yang menjadi sasaran program yang didanai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yakni Desa Togid, Desa Iyok dan Desa Bulawan.
“Pekerjaannya sudah mulai sejak September. Semuanya untuk pembangunan dan pengerasan jalan,” kata Norma
Norma mengungkapkan pelaksanaan program tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat setempat. Tujuannya untuk melakukan penyerapan tenaga kerja dan dan melatih warga agar bisa mandiri.
“Jangan melihat besaran dananya sebab tujuan utama adalah melatih warga untuk mandiri dan bisa bekerja,” jelas Norma.
Norma menjelaskan sebelum menentukan lokasi, pihaknya melakukan survei untuk menentukan desa yang tepat untuk pelaksanaan program tersebut. Beberapa desa pun sempat tereliminasi karena tidak memenuhi syarat ketentuan.
“Dalam menentukan lokasi kami bekerjasama dengan dinas pekerjaan umum melakukan tahapan Survei Investigasi Design (SID) di desa. Ini program tahunan dari APBN. Kami hanya pelaksana program saja,” ungkap Norma.
Katanya, dalam pelaksanaan program tersebut pemerintah tidak menyediakan dana untuk ganti rugi lahan. Sehingga lahan dan tanaman yang terkena pekerjaan tersebut dihibahkan masyarakat.
“Anggarannya hanya Rp 100 juta untuk setiap kegiatan di desa. Sehingga kami mencari desa yang menghibahkan lahannya,” tutup Norma. (Billy)
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Norma Linggama pada Selasa (16/10) mengatakan, ketiga desa yang menjadi sasaran program yang didanai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yakni Desa Togid, Desa Iyok dan Desa Bulawan.
“Pekerjaannya sudah mulai sejak September. Semuanya untuk pembangunan dan pengerasan jalan,” kata Norma
Norma mengungkapkan pelaksanaan program tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat setempat. Tujuannya untuk melakukan penyerapan tenaga kerja dan dan melatih warga agar bisa mandiri.
“Jangan melihat besaran dananya sebab tujuan utama adalah melatih warga untuk mandiri dan bisa bekerja,” jelas Norma.
Norma menjelaskan sebelum menentukan lokasi, pihaknya melakukan survei untuk menentukan desa yang tepat untuk pelaksanaan program tersebut. Beberapa desa pun sempat tereliminasi karena tidak memenuhi syarat ketentuan.
“Dalam menentukan lokasi kami bekerjasama dengan dinas pekerjaan umum melakukan tahapan Survei Investigasi Design (SID) di desa. Ini program tahunan dari APBN. Kami hanya pelaksana program saja,” ungkap Norma.
Katanya, dalam pelaksanaan program tersebut pemerintah tidak menyediakan dana untuk ganti rugi lahan. Sehingga lahan dan tanaman yang terkena pekerjaan tersebut dihibahkan masyarakat.
“Anggarannya hanya Rp 100 juta untuk setiap kegiatan di desa. Sehingga kami mencari desa yang menghibahkan lahannya,” tutup Norma. (Billy)