
Jurnal Manado, Boltim – Sekitar 30 rumah warga yang terletak di dusun I, desa Tombolikat Selatan (Tomsel), kecamatan Tutuyan, sudah lama mendambakan adanya pemasangan listrik. Warga yang notabenenya merupakan penduduk kurang mampu tersebut meminta pemda Bolaang Mongondow Timur (Boltim) kiranya dapat membantu dengan menyalurkan listrik ke beberapa rumah.
Warga Tomsel, Inti Rompas, kepada Jurnal Manado Jum’at (11/10) menuturkan, jauh sebelum Boltim dimekarkan dari Bolaang Mongondow (Bolmong), pemukiman mereka belum sama sekali mendapatkan sentuhan langsung dari pemerintah kabupaten, terkait penyaluran listrik ke beberapa rumah warga yang merupakan penduduk kurang mampu.
“Jauh sebelum adanya pemekaran daerah, rumah kami semua belum sama sekali mendapatkan aliran listrik. Untuk itu kami mengharapkan agar pemda dapat membantu dalam pemasangan listrik,” keluh Inti
Terpisah, warga Tomsel lainnya Buang Makalalag, juga mengatakan, bahwa untuk dapat menikmati aliran listrik di rumahnya, dia dan suami bersikeras mencari nafkah tambahan guna biaya listrik yang menumpang di rumah warga yang sudah ada aliran listrtik.
“ Untuk biaya listrik, kami yang menumpang dari rumah warga lain, harus membayar sekitar Rp 30-50 ribu perbulan. Memang itu sangat mahal bagi kami, tapi terpaksa kami lakukan agar anak kami bisa belajar dengan baik, dengan menggunakan lampu penerang,” ujar Buang
Keluhan warga tersebut mendapat tanggapan dari tokoh pemuda Boltim, Musmulyadi Mokodompit. Dia berharap pemda dan juga Legislator Boltim dapat mengakomodir permintaan dari warga, terkait penyaluran listrik ke tiap rumah warga yang kurang mampu itu. “ Semoga saja dengan adanya keluhan warga yang notabenenya merupakan masyarakat lingkar ibukota, dapat segera diakomodir pemerintah dan dewan Boltim,” ujar Musmulyadi (Billy)
Warga Tomsel, Inti Rompas, kepada Jurnal Manado Jum’at (11/10) menuturkan, jauh sebelum Boltim dimekarkan dari Bolaang Mongondow (Bolmong), pemukiman mereka belum sama sekali mendapatkan sentuhan langsung dari pemerintah kabupaten, terkait penyaluran listrik ke beberapa rumah warga yang merupakan penduduk kurang mampu.
“Jauh sebelum adanya pemekaran daerah, rumah kami semua belum sama sekali mendapatkan aliran listrik. Untuk itu kami mengharapkan agar pemda dapat membantu dalam pemasangan listrik,” keluh Inti
Terpisah, warga Tomsel lainnya Buang Makalalag, juga mengatakan, bahwa untuk dapat menikmati aliran listrik di rumahnya, dia dan suami bersikeras mencari nafkah tambahan guna biaya listrik yang menumpang di rumah warga yang sudah ada aliran listrtik.
“ Untuk biaya listrik, kami yang menumpang dari rumah warga lain, harus membayar sekitar Rp 30-50 ribu perbulan. Memang itu sangat mahal bagi kami, tapi terpaksa kami lakukan agar anak kami bisa belajar dengan baik, dengan menggunakan lampu penerang,” ujar Buang
Keluhan warga tersebut mendapat tanggapan dari tokoh pemuda Boltim, Musmulyadi Mokodompit. Dia berharap pemda dan juga Legislator Boltim dapat mengakomodir permintaan dari warga, terkait penyaluran listrik ke tiap rumah warga yang kurang mampu itu. “ Semoga saja dengan adanya keluhan warga yang notabenenya merupakan masyarakat lingkar ibukota, dapat segera diakomodir pemerintah dan dewan Boltim,” ujar Musmulyadi (Billy)