“Kami harap pemerintah tidak perlu toleransi lagi terhadap perusahaan tersebut. Kalau perlu blacklist saja. Apalagi perusahaan yang selalu bermasalah setiap kali diberikan pekerjaan,” kecam Revy.
Sementara itu, Tomy Sumendap juga mengatakan, meski pekerjaan sudah diperpanjang, tetap saja tidak sanggup menyelesaikan sampai batas waktu yang ditentukan oleh pemerintah daerah. Menurutnya, sangat wajar jika perusahaan sebagai pelaksana dikenakan sanksi putus kontrak atau blacklist.
“Akibat amburadulnya proyek PT Leilem Jaya, kondisi jalan Atoga-Moat sangat memprihatinkan sehingga pengguna jalan sangat terancam dengan pekerjaan yang asal jadi,” ujar Tomy.
Yang teramat disayangkan, lanjut Tomy, meski sering dikeluhkan para pengguna jalan, pihak perusahaan terkesan acuh tak acuh. Dan hal tersebut diakui Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Boltim, Minderd Mawu ST, saat ditemui Jurnal Manado di kantornya. Dia mengatakan, batas waktu pekerjaan PT Leilem Jaya telah diperpanjang sampai tanggal 27 Desember kemarin. Namun, kata Minderd, perusahaan telah berjanji akan menyelesaikan sampai tanggal 31 Desember tahun 2013 ini.
“Pekerjaan masih bisa dilanjutkan sampai tanggal 31 Desember. Tetapi perusahaan harus dikenakan denda setiap hari. Kalaupun tidak selesai sisa pekerjaan akan ditender ulang tahun 2014 mendatang,” tukas Minderd.
Tambah Minderd, hingga hari ini realisasi fisik proyek jalan Atoga-Moat baru mencapai 72 persen.
“Jika pekerjaan tidak selesai sampai tanggal 27 Desember, maka pemda akan melakukan pemutusan kontrak dengan segera,” tutup Minderd (Billy).