Iklan

February 3, 2014, 08:55 WIB
Last Updated 2014-02-03T16:55:03Z
Pendidikan

Khalil Gibran Dalam Kenangan

Banyak penulis lagu dari Indonesia yang terinspirasi dari karyanya seperti Ahmad Dhani, Nazril Ilham, atau Piyu ‘Padi’. Ia adalah Kahlil Gibran, seorang penyair kelahiran Lebanon yang terkenal di Amerika Serikat. Penulis ini merupakan simbol renaisans karya sastra arab yang bangkit di era awal 1900-an. Kahlil Gibran, dengan nama lengkap Gibran Khalil Gibran (lebih sering dipanggil Kahlil dibanding Khalil), merupakan seniman, penulis, dan penyair berkebangsaan Lebanon-Amerika. Ia lahir di kota Bsharri di bagian utara Lebanon saat ini, sebagai pemuda ia berimigrasi dengan keluarganya ke Amerika Serikat, mempelajari seni dan memulai karir di bidang literatur, menjadi penulis dalam bahasa Inggris dan Arab. Di dunia Arab, Gibran dikenal sebagai penulis dengan pandangan politis yang memberontak. Gaya romantiknya merupakan jantung renaisans dari literatur arab modern, terutama dalam puisi prosa, menabrak model yang dikembangkan di sekolah klasik. Di Lebanon, ia masih dikenal sebagai pahlawan di bidang literatur. Ia lebih dikenal dunia sebagai penulis berbahasa Inggris dalam bukunya yang berjudul The Prophet yang terbit di tahun 1923, karya pertamanya yang merupakan fiksi inspirasional yang berisikan serial essay filosofis yang ditulis dalam prosa inggris yang puitis. Buku tersebut laris terjual meskipun menghadapi kritik, mendapatkan popularitas di tahun 1930-an dan kemudian dipelajari kembali pada kehidupan masyarakat 1960-an. Gibran merupakan penulis puisi terlaris ketiga sepanjang masa, di bawah Shakespeare dan Lao-Tzu. Ibu Kahlil Gibran, Kamila, merupakan anak dari pendeta dan Ayahnya Khalila adalah suami ketiga. Karena berasal dari keluarga kurang mampu, Gibran tidak menerima pendidikan formal selama masa anak-anak di Lebanon. Ia rutin mengunjungi gereja dan mendapatkan pengajaran alkitab, sebagaimana bahasa arab dan syria. Ayah Gibran bekerja sebagai ahli obat-obatan, tetapi berjudi dengan hutang yang tidak mampu dibayar, ia kemudian bekerja sebagai administrator lokal pemerintahan Ottoman. Sekitar 1891, komplain berkepanjangan membuat bagian administrator dihapus dan stafnya diinvestigasi. Ayah Gibran dipenjara karena tuduhan pencurian, dan properti keluarganya disita oleh pemerintahan. Meskipun ayah Gibran dibebaskan tahun 1894, Kamila memilih untuk menuju New York pada 25 Juni 1895, membawa Kahlil, adik perempuannya Mariana dan Sultana, dan kakak tirinya Peter (Butrus dalam bahasa Arab). Gibran menetap di South End, Boston, wilayah dimana terdapat komunitas Syria-Lebanon-Amerika terbesar di Amerika Serikat. Karena kesalahan ketika pendaftaran sekolah, namanya menjadi terdaftar sebagai “Kahlil Gibran”. Ibunya mulai bekerja sebagai penjahit, pedagang keliling, menjual renda dan linen dari pintu ke pintu. Gibran memulai sekolah pada 30 September 1895. Pihak sekolah menempatkannya ke kelas khusus untuk Imigran yang mempelajari bahasa Inggris. Gibran juga mendaftarkan diri ke sekolah seni yang terletak di dekat rumahnya. Melalui gurunya, ia diperkenalkan kepada avant-garde seniman, fotografer, dan penerbit Fred Holland Day, yang mengajak dan mendukung Gibran untuk mengembangkan bakat seninya. Gibran merupakan artis berbakat, terutama di bidang menggambar dan mewarnai, mengikuti sekolah seni di Paris pada 1908 hingga 1910, mengejar gaya simbolis dan romantis yang kemudian berkembang menjadi realis. Gibran mengadakan pameran seni pertama dari lukisannya pada 1904 di Boston, pada studio Day. Kemudian Gibran bertemu dengan Mary Elizabeth Haskell dan membentuk persahabatan yang penting hingga akhir hayatnya. Meskipun dirahasiakan kepada publik, mereka saling surat-menyurat yang menandakan mereka berdua saling mencintai. Faktanya, Gibran dua kali melamar Mary namun pernikahan tidak dapat dilakukan karena pandangan konservatif. Haskell dipengaruhi tidak hanya oleh kehidupan personal Gibran, tetapi juga karirnya. Ia kemudian menjadi editor, dan memperkenalkan Gibran kepada Charlotte Teller, seorang jurnalis, dan Emilie Michel (Micheline), seorang guru di Prancis, yang menerima menjadi model lukisannya dan kemudian menjadi teman dekat. Pada 1908, Gibran melanjutkan studi seni di Paris selama 2 tahun. Selama disana ia menemui partner studi seninya dan teman sepanjang hayatnya Youssef Howayek. Ketika kebanyakan karya awal Gibran berbahasa Arab, kebanyakan karya yang diterbitkan setelah 1918 ditulis dalam bahasa Inggris. Buku pertamanya untuk penerbit Alfred A.Knopf, pada 1918, adalah The Madman, buku berjilid tipis mengenai peribahasa dan perumpamaan ditulis dalam irama biblical diantara penyampaian puisi dan prosa. Gibral juga bergabung di New York Pen League, yang juga dikenal sebagai “immigrant poets” (al-mahjar), selain penulis Amerika-Lebanon lainnya seperti Ameen Rihani, Elia Abu Mahdi, dan Mikhail Naimy, teman dekat dna ahli spesial di bidang literatur arab. Gibran wafat di New York pada 10 April 1931, di usianya yang ke 48. Penyebab kematiannya adalah cirrhosis di liver dan TBC. Sebelum kematiannya, Gibran menyampaikan permintaan untuk dikuburkan di Lebanon. Permintaan ini dikabulkan pada 1932, dimana Mary Haskell dan adiknya Mariana membeli tempat di pemakaman Mar Sarkis di Lebanon, dimana kemudian menjadi Museum Gibran. Di dalam pemakaman Gibran terdapat tulisan “kata yang aku ingin lihat tertulis di pemakamanku: Aku hidup seperti kamu, dan aku berdiri disampingmu. Tutup matamu dan lihat sekitar, kau akan melihatku berada di depanmu.” Gibran mewariskan isi dari studionya kepada Mary Haskell. Disana ia menemukan surat-menyurat antara Gibran dengannya selama 23 tahun. Ia awalnya ingin membakar surat-surat tersebut karena intimasi di dalamnya, kemudian ia menyadari nilai historikal yang terkandung di dalamnya dan ia kemudian menyimpannya. Ia menyerahkan isi studio, bersama dengan surat-surat yang ia selamatkan, kepada perpustakaan Universitas North Carolina di Chapel Hill sebelum ia meninggal di tahun 1964. Beberapa karya tulis Gibran yang diterbitkan adalah: Nubthah fi Fan Al-Musiqa (Music, 1905). Al-Arwah al-Mutamarrida (Rebellious Spirits, 1908). Al-Ajniha al-Mutakassira (Broken Wings, 1912). The Madman (1918). Twenty Drawings (1919). Al-Mawakib (The Processions, 1919). The Forerunner (1920). Al-Bada’i’ waal-Tara’if (The New and the Marvellous, 1923). The Prophet, (1923). Kingdom of the Imagination (1927). The Earth Gods (1931). Dan karya-karya lainnya. 10 April 2013 merupakan 82 tahun setelah kematian Kahlil Gibran dan karyanya masih dapat dinikmati hingga kini. Gaya penulisan romantis dengan permainan kata-kata yang penuh makna menjadi identitas karya Kahlil Gibran. Keindahan kata, kedalaman makna, dan kesesuaian realita merupakan keunggulan dari kemampuan Gibran dalam merangkai pemikiran menjadi sebentuk karya sastra.(lc)