
![]() |
Walikota Saat bertatap muka dengan BPH TITD |
Di hadapan pemuka
umat Tri Dharma Walikota menegaskan, Dirinya tidak pernah menyuruh orang untuk
mengganggu tempat ibadah. Menurut Lumentut, itu pekerjaan provakor yang tidak
bertanggungjawab. "Silahkan mereka diproses hukum," kata Lumentut.
Menurut Walikota,
sekarang ini berbagai cara dilakukan pihak-pihak yang tidak menginginkan Manado
menjadi kota yang aman dan nyaman, salah satunya dengan melakukan provakasi
yang mengganggu kerukunan antar umat beragama.
Olehnya, tambah
Walikota, masyarakat diminta untuk mewaspadai aksi-aksi provokasi yang memecah
belah kebersamaan di Kota Manado, apalagi dalam kondisi pasca bencana.
"Mari kita
eratkan persaudaraan kita dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Kota
Manado. Jangan mudah diprovokasi yang tujuannya untuk memecah kebersamaan kita
di kota ini. Kita berdoa, semoga mereka kembali ke jalan yang benar,"
pungkas Walikota yang turut didampingi Kabag Humas Drs. Novly Siwy. MSi.
Dalam kesempatan
tersebut, Walikota memperoleh kronologis kejadian yang dialami klenteng tertua
di Manado itu. Diceritakan Binsar kejadian bermula saat sekitar tujuh orang
yang tidak kenal datang menyemprotkan air bercampur minyak dan bahan
lainnya ke halaman klenteng, Jumat
(14/2/14).
Sontak aksi itu
mendapat reaksi dari umat Tri Dharma yang sedang sembahyang bertepataan
perayaan Cap Goh Meh. Ketika ditanya, mereka mengatakan aksi mereka dilakukan
atas diperintah Walikota. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
mereka diamankan di Polsek Wenang untuk proses hukum.(tim)