Iklan

March 13, 2014, 03:17 WIB
Last Updated 2021-01-21T11:51:27Z
Lipsus

Komisi D Berhasil Damaikan Perseteruan Guru

Komisi D saat melakukan hearing 
Jurnal,Manado-Panasnya perselisihan anrtara Kepala Sekolah dan Guru pengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 25 Tuminting, hingga akhirnya DPRD Kota Manado harus memanggil tenaga pendidik dan Diknas untuk mendengarkan persoalan langsung skalian memediasi agar persoalan tersebut tidak berdampak pada proses belajar mengajar anak didik.
Dalam hearing Amir Liputo mempertanyakan kepada sejummlah guru yang menuntut agar Kepala Sekolah digantikan.Kenapa sembilan guru menuntut agar Kerpsek kalian diganti?” tanya Liputo.
Guru-guru SDN 25 saat di hearing
Selain itu juga Ia menyayangkan lembaga pendidik justru terjadi persoalan merusak citra sekolah itu sendiri.
Senada disampaikan oleh Fadillah Polontalo bahwa tindakan para guru mencerminkan ketidak arifan mereka dan menjadikan contoh yang tidak baik bagi murid-murid di sekolah.
“Seharusnya persoalan begini dapat diselesaikan dulu lewat komite. Dan seharusnya persoalan ini jangan sampai di bawa di lembaga ini karena hanya akan memermalukan pihak sekolah sendiri.
Komisi D dan para guru di ruang paripurna
Bagaimana guru akan menjadi contoh yang baik bagi murid jika diantara guru sendiri seperti ini,” kecamnya.
Tuduhan sembilan guru yang menyatakan bahwa Kepsek terlalu arogansi dan bertindak semena-mena kepada mereka diungkapkan semua lewat ghearing.
“kami diperlakukan seperti bukan guru. Contohnya, ketika saya terlambat datang kepsek menegur saya dengan cara menriaki saya sehingga semua guru dan murid mendengarkan hal tersebut,” ujar Avan Polinggo salah satu tenaga pengajar.
Senada disampaikan oleh Guru lestari bahwa pernah Ia dipermalukan hanya karena model rambut.
Suasana hearing 
“Saya dikatai model rambut saya tidak pantas untuk ukuran guru,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Sekolah dengan tegas memberikan alasan kenapa dia memarahi guru yang terlambat semata-mata hanya disiplin sekolah.
“Kita sebagai guru merupakan contoh bagi murid. Nah, gimana kalau kita sendiri tidak disiplin. Bagaimana kita akan mengajarkan disiplin kepada murid. Apalagi guru yang bersangkutan sudah beberapa kali diingatkan karena sering terlambat,” tegas Kepsek. Pun dengan gaya rambut katanya hanya sekedar canda sesama guru tidak ada maksud lain.
Setelah unek-unek mereka terungkap akhirnya, dewan berhasil menyelesaikan persoalan mereka dengan tidak lagi ada perselisihan sehingga proses belajar mengajar berjalan seperti biasanya.
Dalam rapat hadir juga Tonny Rawung, Hi M Suratinojo.(luq)