Iklan

April 19, 2014, 04:46 WIB
Last Updated 2014-04-19T11:46:41Z
Nasional

Kepemimpinan Ical Perlu Evaluasi

Jurnal,Jakarta-Politisi senior Partai Golkar, Zainal Bintang mengatakan, jika Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) tetap memaksa mencalonkan diri sebagai capres, peluang untuk menang sangat kecil. Sebab, target perolehan suara Golkar di pemilu legislatif di bawah kepemimpinan Ical tak tercapai.

"Dengan bahasa lain kalah, kalau kalah berarti peluang Golkar untuk jadi wapres nol, itu terulang di 2009," katanya, Sabtu (19/4).

Ia meminta agar ada evaluasi kepemimpinan di partai berlambang beringin itu. Sebab, hasil perolehan suara Golkar berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) jauh dari target.

"2009 itu 14,5 persen, sekarang cuma beda sedikit. Pertama Rapimnas Golkar tahun lalu, diperkuat kata ARB 35 persen dan minimum 20 persen tapi ternyata meleset, dan itu ada konsekuensi," kata Zainal.

Menurutnya, situasi Golkar saat ini sangat berbeda saat Golkar dipimpin Akbar Tandjung dari 1999 hingga 2004. Apalagi Ical saat ini tak menjabat apa pun di pemerintahan.

"Itu kan Pak Akbar Tandjung jadi Ketum Golkar juga Ketua DPR juga. Zaman Jusuf Kalla, Jusuf Kalla jadi wapres, dan sekarang ARB tidak menjabat apa-apa," katanya.

Ia menilai Agung Laksono dan Priyo Budi Santoso bisa menjadi solusi atas mandegnya elektabilitas Golkar di tangan Ical. Sebab, kedua orang itu merupakan ketua umum ormas sayap Golkar dan memiliki jabatan publik. Saat ini Priyo menjabat sebagai ketua umum Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dan sebagai wakil ketua DPR. Sementara Agung Laksono merupakan ketua umum Kosgoro 1957 dan juga Menkokesra.

"Ada Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono, ada Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso, kalau Priyo itu trennya anak muda, tentunya Golkar akan siap menerima (Priyo), Priyo juga disurvei cukup bagus. Tapi ada MS Hidayat (Menteri Perindustrian) yang informasinya saya dengar adalah SBY yang mendorong," katanya.(mdk)