Iklan

June 25, 2014, 05:12 WIB
Last Updated 2014-06-25T12:12:03Z
ManadoUtama

Jelang Puasa, Wawali Ingatkan Jangan Berkutat dengan Persoalan Klasik


Jurnal,Manado – Dikatakan Wakil Walikota Dr.Harley Mangindaan saat memimpin rapat TIPD bahwa masalah yang dihadapi jelang hari besar keagamaan seringkali sama seperti tahun sebelumnya.
“TPID baru dua tahun, sehingga mudah-mudahan bisa mempolapikirkan gayanya sehingga masalah klasik bisa dihindarkan, dan lebih memikirkan masalah baru yang ada,” terang Wawali.
Ia berharap TPID bisa merencanakan pola terbaik agar masalah-masalah klasik bisa terselesaikan. “Operasi pasar dan sidak, serta pasar murah harus intensif, dan dilakukan secara maksimal,” pintanya.
Selain Masalah kenaikan harga kebutuhan pokok,yang menjadi pembahasan adalah elpiji yang masih jadi masalah penting yang harus diselesaikan pemerintah jelang Ramadan dan Idul Fitri .
Wawali juga menjelaskan, masyarakat tak begitu terpengaruh dengan kenaikan harga elpiji namun ketersediaan stok. Begitu juga dengan Pertamina harus mengawasi restoran yang menggunakan elpiji 3 kg.
 “Masyarakat sebenarnya tak mengkomplain soal harga, tapi yang dikeluhkan adalah soal ketersediaan. Apalagi isinya sering dinilai tak sesuai dengan ukuran yang dijual. Wawali menyarankan, timbangan perlu diadakan di setiap agen dan pangkalan elpiji,” ungkap Wawali.
Sembari menambahkan agar saat turun ke lapangan harus ada tindakan, apa yang didapat ada tindakan, bagi yang tidak melanggar perizinan harus dikoordinasikan untuk ditindaklanjuti. Kepolisian telah menyatakan ketegasanya, jika dimasuk ranah hukum akan diproses sesuai ketentuan tentunya hal ini akan menimbulkan efek jera bagi para penimbun sembako yang mencari keuntungan dihari hari besar keagamaan. Begitu juga elpiji yang tidak diperuntukan untuk komersial dan industri harus ditertibkan. Untuk itu TPID Manado akan sidak,” tegas Wawali.
senada dengan Wawali, Eko Siswantoro juga mengatakan “Selain kenaikan harga barito (bawang, rica dan tomat), ketersediaan elpiji di masyarakat harus jadi perhatian penting,” ujar perwakilan Bank Indonesia wilayah di akhir rakor itu. Dia mengatakan, kelangkaan elpiji dan penjualannya yang sering berada di atas harga eceran tertinggi (HET), bakal membuat inflasi daerah meningkat. “Apalagi saat ini harga rica tomat mulai merangkak naik,” tambahnya. Asisten II Pemkot Rum Usulu menilai, masalah elpiji muncul karena adanya aksi kurang bertanggungjawab yang dilakukan oknum-oknum tertentu. “Dari 365 pangkalan yang ada di Manado, sebagian besar tak mendapatkan pasokan. Hal ini diduga karena agen tak mengantarnya ke pangkalan. Sedangkan di sisi lain, saat ini banyak kios-kios dagangan yang sudah menjual elpiji,” terangnya. Sementara itu, Sales Eksekutif Elpiji Pertamina Manado Ahmad Ubadillah Maksum mengatakan, secara normal konsumsi elpiji 3kg oleh masyarakat setiap bulannya mencapai 35 metrik ton (MT) perhari. “Sejak awal Juni ini mengalami peningkatan, dan setiap harinya mencapai 40 MT. 40 MT itu sama dengan 13.300 lebih tabung gas,” ujarnya. Dia menjelaskan, jelang Ramadan dan Idul Fitri tahun lalu, pasokan elpiji ditambah 16 persen. Namun tahun ini dia mengaku, Pertamina akan menyediakan tambahan pasokan elpiji sebesar 25 persen. Dia menambahkan, sesuai Perpres yang berlaku, elpiji 3kg hanya diperuntukkan bagi rumah tangga dan usaha mikro rumah tangga. “Pertamina juga dirugikan dengan penggunaan elpiji 3kg oleh restoran,” terangnya. Sedangkan masalah kenaikan harga elpiji di atas HET, Maksum mengaku bukan kewenangan Pertamina. “Kalau ada usulan kenaikan harga lewat provinsi. Di sisi lain, secara teknis agen dan pangkalan dalam aturan diangkat untuk kelancaran distribusi,” jelasnya. “Pertamina sudah menegaskan ke agen dan pangkalan untuk ada timbangan, dan sebagian sudah ada. Namun ada yang menganggap volume isinya diukur dari regulator. Padahal untuk memastikannya, perlu ditimbang dulu,” sambungnya. Kabag Perekonomian Pemkot Pingkan Sinjal mengatakan, hukuman berat akan diberikan kepada oknum yang berani melakukan penimbunan elpiji, sesuai aturan yang berlaku. “Kami tetap berkoordinasi dengan Polresta untuk menangani masalah ini,” ujarnya. Dalam Rapat tersebut menghasilkan usulan Kegiatan TPID menghadapi Ramadhan & Idul Fitri 2014 dan langkah untuk menekan inflasi adalah oprasi pasar(barito),pasar murah dan sidak baik sidak barang kadaluarsa dan ketersediaan elpiji dua minggu sebelum hari raya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Perwakilan BI wilayah Sulut Eko Siswantoro, Tim Pengendali Inflasi Daerah Propinsi Sulut,Tim Pengendali Inflasi Daerah Kabupaten Minahasa,Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Manado, PT.Pertamina Cabang Manado, Staf Ahli Walikota Manado, PD.Pasar Manado, Asosiasi Pedagang Pasar serta undangan lainnya yang membahas persiapan dan merumuskan upaya-upaya pengendalian harga menjelang Pemilu Presiden, bulan puasa dan hari raya Idul Fitri agar inflasi rendah dan stabil. Rapat yang berlangsung di ruang Tolu kantor Walikota Manado ini.
Pokok Bahasan dalam rapat ini adalah “Upaya Menjaga Stabilitas Harga Menjelang Bulan Puasa Dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2014”. Dari data yang didapatkan Perkembangan Inflasi Terkini yang menjadi Indikator inflasi Sulawesi Utara dan inflasi Kota Manado. Inflasi kota Manado tahun 2013 mencapai 8,12% (yoy) yang didorong kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif listrik, dan supply shock bumbu-bumbuan. Inflasi tahunan Kota Manado pada bulan Mei 2014 tercatat sebesar 6,07% (yoy) dengan inflasi kumulatif sampai dengan Mei 2014 sebesar 1,29% (ytd). Pada bulan Mei 2014, Kota Manado mengalami deflasi sebesar 0,15% (mtm) yang berarti secara umum terjadi penurunan harga barang/jasa dibanding bulan April 2014. Faktor penyebab (determinan) deflasi bulan Mei adalah penurunan harga kelompok barang pangan (volatile foods). Sebaliknya, kelompok barang/jasa yang harganya diatur (administered price) dan kelompok inti (core inflation) mengalami inflasi dalam level terbatas. Komoditas utama yang menyumbang deflasi di bulan Mei 2014 adalah cabe rawit/rica yang harganya kembali ke level normal setelah berturut-turut menjadi penyumbang inflasi di bulan Februari-April 2014.Di sisi lain, tomat sayur dan bawang merah terpantau mulai mengalami kenaikan harga pada bulan Mei dan terus berlanjut hingga bulan Juni.Dari kelompok administered price, inflasi angkutan udara mengindikasikan mulai berlangsungnya peak season. Dan untuk Proyeksi Inflasi Bulan Juni 2014 Berbeda dengan kondisi deflasi pada bulan Mei 2014, Kota Manado diperkirakan akan kembali mengalami inflasi sebesar 0,23% (mtm) atau 6,09% (yoy) pada bulan Juni 2014. Sementara inflasi kumulatif sampai Juni 2014 diperkirakan mencapai 1,53% (ytd).Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia, ekspektasi terhadap tingkat harga jangka pendek diperkirakan akan meningkat di bulan yang akan datang seiring mulai dimasukinya masa Liburan Sekolah dan bulan Ramadhan. Hasil Pemantauan Harga PIHBS pada bulan Juni 2014 menunjukkan adanya tendensi kenaikan harga komoditas bawang merah dan tomat sayur, sementara harga Rica relatif masih stabil. Dan Faktor yang mempengaruhi Harga rica dan komoditas bumbu-bumbuan lainnya (bawang, tomat) diperkirakan akan kembali tertekan seiring dengan peningkatan permintaan menjelang bulan puasa dan periode liburan sekolah/peak season.Kerusakan infrastruktur jembatan di daerah Minahasa Selatan juga berpotensi mengganggu distribusi bahan pangan.(man)