
Jurnal,Manado – Dikatakan Wakil Walikota Dr.Harley Mangindaan saat memimpin rapat TIPD bahwa masalah yang dihadapi jelang hari besar keagamaan seringkali sama seperti tahun sebelumnya.
“TPID baru dua tahun, sehingga
mudah-mudahan bisa mempolapikirkan gayanya sehingga masalah klasik bisa
dihindarkan, dan lebih memikirkan masalah baru yang ada,” terang Wawali.
Ia berharap TPID bisa merencanakan pola
terbaik agar masalah-masalah klasik bisa terselesaikan. “Operasi pasar dan
sidak, serta pasar murah harus intensif, dan dilakukan secara maksimal,”
pintanya.
Selain Masalah kenaikan harga kebutuhan
pokok,yang menjadi pembahasan adalah elpiji yang masih jadi masalah penting
yang harus diselesaikan pemerintah jelang Ramadan dan Idul Fitri .
Wawali juga menjelaskan, masyarakat tak
begitu terpengaruh dengan kenaikan harga elpiji namun ketersediaan stok. Begitu
juga dengan Pertamina harus mengawasi restoran yang menggunakan elpiji 3 kg.
“Masyarakat sebenarnya tak mengkomplain soal
harga, tapi yang dikeluhkan adalah soal ketersediaan. Apalagi isinya sering
dinilai tak sesuai dengan ukuran yang dijual. Wawali menyarankan, timbangan
perlu diadakan di setiap agen dan pangkalan elpiji,” ungkap Wawali.
Sembari menambahkan agar saat turun ke lapangan
harus ada tindakan, apa yang didapat ada tindakan, bagi yang tidak melanggar
perizinan harus dikoordinasikan untuk ditindaklanjuti. Kepolisian telah
menyatakan ketegasanya, jika dimasuk ranah hukum akan diproses sesuai ketentuan
tentunya hal ini akan menimbulkan efek jera bagi para penimbun sembako yang
mencari keuntungan dihari hari besar keagamaan. Begitu juga elpiji yang tidak
diperuntukan untuk komersial dan industri harus ditertibkan. Untuk itu TPID Manado
akan sidak,” tegas Wawali.
senada dengan Wawali, Eko Siswantoro juga
mengatakan “Selain kenaikan harga barito (bawang, rica dan tomat), ketersediaan
elpiji di masyarakat harus jadi perhatian penting,” ujar perwakilan Bank
Indonesia wilayah di akhir rakor itu. Dia mengatakan, kelangkaan elpiji dan
penjualannya yang sering berada di atas harga eceran tertinggi (HET), bakal
membuat inflasi daerah meningkat. “Apalagi saat ini harga rica tomat mulai
merangkak naik,” tambahnya. Asisten II Pemkot Rum Usulu menilai, masalah elpiji
muncul karena adanya aksi kurang bertanggungjawab yang dilakukan oknum-oknum
tertentu. “Dari 365 pangkalan yang ada di Manado, sebagian besar tak
mendapatkan pasokan. Hal ini diduga karena agen tak mengantarnya ke pangkalan.
Sedangkan di sisi lain, saat ini banyak kios-kios dagangan yang sudah menjual
elpiji,” terangnya. Sementara itu, Sales Eksekutif Elpiji Pertamina Manado
Ahmad Ubadillah Maksum mengatakan, secara normal konsumsi elpiji 3kg oleh
masyarakat setiap bulannya mencapai 35 metrik ton (MT) perhari. “Sejak awal
Juni ini mengalami peningkatan, dan setiap harinya mencapai 40 MT. 40 MT itu
sama dengan 13.300 lebih tabung gas,” ujarnya. Dia menjelaskan, jelang Ramadan
dan Idul Fitri tahun lalu, pasokan elpiji ditambah 16 persen. Namun tahun ini
dia mengaku, Pertamina akan menyediakan tambahan pasokan elpiji sebesar 25 persen.
Dia menambahkan, sesuai Perpres yang berlaku, elpiji 3kg hanya diperuntukkan
bagi rumah tangga dan usaha mikro rumah tangga. “Pertamina juga dirugikan
dengan penggunaan elpiji 3kg oleh restoran,” terangnya. Sedangkan masalah
kenaikan harga elpiji di atas HET, Maksum mengaku bukan kewenangan Pertamina.
“Kalau ada usulan kenaikan harga lewat provinsi. Di sisi lain, secara teknis
agen dan pangkalan dalam aturan diangkat untuk kelancaran distribusi,”
jelasnya. “Pertamina sudah menegaskan ke agen dan pangkalan untuk ada
timbangan, dan sebagian sudah ada. Namun ada yang menganggap volume isinya
diukur dari regulator. Padahal untuk memastikannya, perlu ditimbang dulu,”
sambungnya. Kabag Perekonomian Pemkot Pingkan Sinjal mengatakan, hukuman berat
akan diberikan kepada oknum yang berani melakukan penimbunan elpiji, sesuai
aturan yang berlaku. “Kami tetap berkoordinasi dengan Polresta untuk menangani
masalah ini,” ujarnya. Dalam Rapat tersebut menghasilkan usulan Kegiatan TPID
menghadapi Ramadhan & Idul Fitri 2014 dan langkah untuk menekan inflasi
adalah oprasi pasar(barito),pasar murah dan sidak baik sidak barang kadaluarsa
dan ketersediaan elpiji dua minggu sebelum hari raya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala
Perwakilan BI wilayah Sulut Eko Siswantoro, Tim Pengendali Inflasi Daerah
Propinsi Sulut,Tim Pengendali Inflasi Daerah Kabupaten Minahasa,Tim Pengendali
Inflasi Daerah Kota Manado, PT.Pertamina Cabang Manado, Staf Ahli Walikota
Manado, PD.Pasar Manado, Asosiasi Pedagang Pasar serta undangan lainnya yang
membahas persiapan dan merumuskan upaya-upaya pengendalian harga menjelang
Pemilu Presiden, bulan puasa dan hari raya Idul Fitri agar inflasi rendah dan
stabil. Rapat yang berlangsung di ruang Tolu kantor Walikota Manado ini.
Pokok Bahasan dalam rapat ini adalah “Upaya
Menjaga Stabilitas Harga Menjelang Bulan Puasa Dan Hari Raya Idul Fitri Tahun
2014”. Dari data yang didapatkan Perkembangan Inflasi Terkini yang menjadi
Indikator inflasi Sulawesi Utara dan inflasi Kota Manado. Inflasi kota Manado
tahun 2013 mencapai 8,12% (yoy) yang didorong kenaikan harga BBM bersubsidi,
tarif listrik, dan supply shock bumbu-bumbuan. Inflasi tahunan Kota Manado pada
bulan Mei 2014 tercatat sebesar 6,07% (yoy) dengan inflasi kumulatif sampai
dengan Mei 2014 sebesar 1,29% (ytd). Pada bulan Mei 2014, Kota Manado mengalami
deflasi sebesar 0,15% (mtm) yang berarti secara umum terjadi penurunan harga
barang/jasa dibanding bulan April 2014. Faktor penyebab (determinan) deflasi
bulan Mei adalah penurunan harga kelompok barang pangan (volatile foods).
Sebaliknya, kelompok barang/jasa yang harganya diatur (administered price) dan
kelompok inti (core inflation) mengalami inflasi dalam level terbatas.
Komoditas utama yang menyumbang deflasi di bulan Mei 2014 adalah cabe
rawit/rica yang harganya kembali ke level normal setelah berturut-turut menjadi
penyumbang inflasi di bulan Februari-April 2014.Di sisi lain, tomat sayur dan
bawang merah terpantau mulai mengalami kenaikan harga pada bulan Mei dan terus
berlanjut hingga bulan Juni.Dari kelompok administered price, inflasi angkutan
udara mengindikasikan mulai berlangsungnya peak season. Dan untuk Proyeksi
Inflasi Bulan Juni 2014 Berbeda dengan kondisi deflasi pada bulan Mei 2014,
Kota Manado diperkirakan akan kembali mengalami inflasi sebesar 0,23% (mtm)
atau 6,09% (yoy) pada bulan Juni 2014. Sementara inflasi kumulatif sampai Juni
2014 diperkirakan mencapai 1,53% (ytd).Berdasarkan hasil Survei Penjualan
Eceran (SPE) Bank Indonesia, ekspektasi terhadap tingkat harga jangka pendek
diperkirakan akan meningkat di bulan yang akan datang seiring mulai dimasukinya
masa Liburan Sekolah dan bulan Ramadhan. Hasil Pemantauan Harga PIHBS pada
bulan Juni 2014 menunjukkan adanya tendensi kenaikan harga komoditas bawang
merah dan tomat sayur, sementara harga Rica relatif masih stabil. Dan Faktor
yang mempengaruhi Harga rica dan komoditas bumbu-bumbuan lainnya (bawang,
tomat) diperkirakan akan kembali tertekan seiring dengan peningkatan permintaan
menjelang bulan puasa dan periode liburan sekolah/peak season.Kerusakan
infrastruktur jembatan di daerah Minahasa Selatan juga berpotensi mengganggu
distribusi bahan pangan.(man)