Jurnal,Kotamobagu - Piala Adipura adalah sebuah pengahargaan yang diserahkan langsung oleh
Presiden RI kepada daerah (Kota/Kabupaten) yang berhasil dalam
kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan yang diselenggarakan
oleh Kementrian Lingkungan Hidup.Kota Kotamobagu (KK) sejak tahun 2011 berhasil meraih piagam penghargaan Adipura diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup RI dan disusul Piala Adipura selama dua tahun berturut-turut yakni pada tahun 2012 dan tahun 2013 yang diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Walikota KK saat itu Djelantik Mokodompit.
Namun sayangnya pada tahun 2014 Kota Kotamobagu GaTal (Gagal Total) mendapatkan Piala Adipura untuk yang ketiga kalinya. Walikota saat ini Tatong Bara dianggap kurang memperhatikan kebersihan dan pengelolaan lingkungan kota.
Hal ini diduga disebabkan oleh kebijakan Pemerintah Kota (pemkot) pada akhir tahun 2013 silam dimana honorer daerah petugas kebersihan di Dinas Tata Kota diberhentikan alias dipecat tanpa sebab yang jelas.
Aktifis muda Windiarto Entebone menilai hal ini merupakan pukulan telak bagi pemerintahan TB-JaDi. "Ditahun pertama mereka (TB-JaDi, red) memimpin justru tidak mampu mempertahankan Piala Adipura. Kebersihan sebuah kota ikut menentukan kesehatan masyarakatnya. Bagaimana rakyat bisa sehat kalau daerahnya saja tidak bersih ?", ungkap Windiarto.
Lain lagi yang dikeluhkan oleh Ferry warga Kelurahan Gogagoman. Dia menilai bahwa pemerintah saat ini lebih mementingkan politik dibanding mensejahterakan rakyatnya. "Inilah cerminan pemerintah KK saat ini. Mutasi pejabat sudah dilakukan berkali-kali dalam waktu 6 bulan kepemimpinan Tatong Bara-Jainudin Damopolii. Tapi justru hal kecil seperti menjaga kebersihan dan menata kota saja tidak mampu", kata Ferry dengan nada kesal.
Sesuai informasi dari Tini Tawaang Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulut bahwa hanya Kota Manado dan Kota Bitung yang mendapatkan piala Adipura. "Hanya Manado dan Bitung yang dapat Piala Adipura", katanya.(man)