
![]() |
Masjid Demak merupakan masjid tertua di Jawa |
Saat menginjakkan kaki di daerah
yang dijuluki Negeri para Wali, terasa benar suasana keagamaan yang kental.
Tenang dan syahdu. Itulah kesan pertama aku di Demak.
Ya, kota kesultanan yang
merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, didirikan oleh Raden Patah
(1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit
yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini
didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembilan orang ulama besar,
pendakwah islam paling awal di pulau jawa.
![]() |
Tafsir Al-Quran Juz 15 - 30. Karangan Sunan Bonang. Tuban |
Konon sejarahnya, Ibu dari Raden
Patah adalah keturunan Cina dari Dinasti Ming yaitu Kaisar Yan Lu Abad ke
XIV.
Untuk menjalin persahabatan kedua
negara, Kaisar Yan Lu mengirimkan Putrinya ke Raja Brawijaya V di Majapahit,
dan Rajapun sangat menyayangi Putri yang telah berakidah ilmu Tauhid.
Bahkan sangking sayangnya, apapun
kemauan putri pasti dituruti. Namun sayangnya, Permaisuri Raja berasal dari Kamboja
ternyata tidak memiliki kecocokan dengan putri.
![]() |
gentong Keong dari Dinasti Ming hadiah Putri Campa Abad XIV |
sang putri dihibahkan kepada adipati
Pelembang, Arya Damar. Nah di sanalah Raden Patah dilahirkan dari rahim sang
putri cina.
Setelah besar Ia mendapat
dukungan dari utusan Kaisar Cina, yaitu laksamana Cheng Ho yang juga dikenal
sebagai Dampo Awang atau Sam Poo Tai-jin, seorang panglima muslim.
Secara beruturut-turut, hanya
tiga sultan Demak yang namanya cukup terkenal, Yakni Raden Patah sebagai raja
pertama, Adipati Muhammad Yunus atau Pati Unus sebagai raja kedua, dan Sultan
Trenggana, saudara Pati Unus, sebagai raja ketiga (1524 - 1546).
![]() |
Makam Raden Fattah Al Akbar, Raden Patiunus, Permaisuri Mutrhosinah |
Dalam masa pemerintahan Raden
Patah, Demak berhasil dalam berbagai bidang, diantaranya adalah perluasan dan
pertahanan kerajaan, pengembangan islam dan pengamalannya, serta penerapan
musyawarah dan kerja sama antara ulama dan umara (penguasa).
Dalam bidang dakwah islam dan
pengembangannya, Raden patah mencoba menerapkan hukum islam dalam berbagai
aspek kehidupan. Selain itu, ia juga membangun istana dan mendirikan masjid
(1479) yang sampai sekarang terkenal dengan masjid Agung Demak.
![]() |
Para Wali yang menyebarkan Agama Islam |
Pendirian masjid
itu dibantu sepenuhnya oleh walisanga yang konon katanya hanya semalam saja
didirikan.
Masjid tertua di Indonesia ini
memiliki 4 tiang penyangga utama yang tiang-tiangnya terbuat dari serpihan kayu
(tatal).Atapnya empat susun menandakan perpaduan antara Hindu – Islam. Di dalam lokasi Masjid Agung Demak ini juga
terdapat makam para Raja Demak dan para abdi dalemnya.
Masjid agung Demak sebagai
lambang kekuasaan bercorak Islam adalah sisi tak terpisahkan dari kesultanan
Demak Bintara. Kegiatan walisanga yang berpusat di Masjid itu. Di sanalah
tempat kesembilan wali bertukar pikiran tentang soal-soal keagamaan.
![]() |
Bedug Wali Abad ke XV |
Masjid demak didirikan oleh
Walisanga secara bersama-sama. demak menunjukkan bahwa masjid ini didirikan
pada tahun Saka 1399 (1477) yang ditandai oleh candrasengkala Lawang Trus
Gunaning Janma, sedangkan pada gambar bulus yang berada di mihrab masjid ini
terdapat lambang tahun Saka 1401 yang menunjukkan bahwa masjid ini berdiri pada
tahun 1479.
Pada awalnya, majid agung Demak
menjadi pusat kegiatan kerajaan islam pertama di jawa. Bagunan ini juga
dijadikan markas para wali untuk mengadakan Sekaten. Pada upacara sekaten,
dibunyikanlah gamelan dan rebana di depan serambi masjid, sehingga masyarakat
berduyun-duyun mengerumuni dan memenuhi depan gapura. Lalu para wali mengadakan
semacam pengajian akbar, hingga rakyat pun secara sukarela dituntun mengucapkan
dua kalimat syahadat.
Cepatnya kota demak berkembang
menjadi pusat perniagaan dan lalu lintas serta pusat kegiatan pengislaman tidak
lepas dari andil masjid Agung Demak. Dari sinilah para wali dan raja dari
Kesultanan Demak mengadakan perluasan kekuasaan yang dibarengi oleh kegiatan
dakwah islam ke seluruh Jawa.
Yang paling berkesan di Negeri
para Wali adalah kehidupan masyarakat yang sudah berbagai suku, budaya dan
agama namun saling menghormati antar sesama begitu kental. “teringat Kotaku,
Manado yang jadi pilot project kerukunan antar umat beragama”
Puas keliling Masjid demak lanjut
perjalanan ke makam Sunan Kalijaga sambil nikmati makanan khas demak seperti
nasi ceker, nasi kuning, nasi gudeg, nasi liwet, gandos.(***)