Iklan

August 23, 2014, 06:03 WIB
Last Updated 2014-08-23T13:03:41Z
Utama

Di Negeri Para Wali

Masjid Demak merupakan masjid tertua di Jawa
Saat menginjakkan kaki di daerah yang dijuluki Negeri para Wali, terasa benar suasana keagamaan yang kental. Tenang dan syahdu. Itulah kesan pertama aku di Demak.
Ya, kota kesultanan yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembilan orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau jawa.
Tafsir Al-Quran Juz 15 - 30. Karangan Sunan Bonang. Tuban
Konon sejarahnya, Ibu dari Raden Patah adalah keturunan Cina dari Dinasti Ming yaitu Kaisar Yan Lu Abad ke XIV. 
Untuk menjalin persahabatan kedua negara, Kaisar Yan Lu mengirimkan Putrinya ke Raja Brawijaya V di Majapahit, dan Rajapun sangat menyayangi Putri yang telah berakidah ilmu Tauhid.
Bahkan sangking sayangnya, apapun kemauan putri pasti dituruti. Namun sayangnya, Permaisuri Raja berasal dari Kamboja ternyata tidak memiliki kecocokan dengan putri.
gentong Keong dari Dinasti Ming hadiah Putri Campa Abad XIV
sang putri dihibahkan kepada adipati Pelembang, Arya Damar. Nah di sanalah Raden Patah dilahirkan dari rahim sang putri cina.
Setelah besar Ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina, yaitu laksamana Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam Poo Tai-jin, seorang panglima muslim.
Secara beruturut-turut, hanya tiga sultan Demak yang namanya cukup terkenal, Yakni Raden Patah sebagai raja pertama, Adipati Muhammad Yunus atau Pati Unus sebagai raja kedua, dan Sultan Trenggana, saudara Pati Unus, sebagai raja ketiga (1524 - 1546).
Makam Raden Fattah Al Akbar, Raden Patiunus, Permaisuri Mutrhosinah
Dalam masa pemerintahan Raden Patah, Demak berhasil dalam berbagai bidang, diantaranya adalah perluasan dan pertahanan kerajaan, pengembangan islam dan pengamalannya, serta penerapan musyawarah dan kerja sama antara ulama dan umara (penguasa).
Dalam bidang dakwah islam dan pengembangannya, Raden patah mencoba menerapkan hukum islam dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, ia juga membangun istana dan mendirikan masjid (1479) yang sampai sekarang terkenal dengan masjid Agung Demak. 
Para Wali yang menyebarkan Agama Islam
Pendirian masjid itu dibantu sepenuhnya oleh walisanga yang konon katanya hanya semalam saja didirikan.
Masjid tertua di Indonesia ini memiliki 4 tiang penyangga utama yang tiang-tiangnya terbuat dari serpihan kayu (tatal).Atapnya empat susun menandakan perpaduan antara Hindu – Islam.  Di dalam lokasi Masjid Agung Demak ini juga terdapat makam para Raja Demak dan para abdi dalemnya.
Masjid agung Demak sebagai lambang kekuasaan bercorak Islam adalah sisi tak terpisahkan dari kesultanan Demak Bintara. Kegiatan walisanga yang berpusat di Masjid itu. Di sanalah tempat kesembilan wali bertukar pikiran tentang soal-soal keagamaan.
Bedug Wali Abad ke XV
Masjid demak didirikan oleh Walisanga secara bersama-sama. demak menunjukkan bahwa masjid ini didirikan pada tahun Saka 1399 (1477) yang ditandai oleh candrasengkala Lawang Trus Gunaning Janma, sedangkan pada gambar bulus yang berada di mihrab masjid ini terdapat lambang tahun Saka 1401 yang menunjukkan bahwa masjid ini berdiri pada tahun 1479.
Pada awalnya, majid agung Demak menjadi pusat kegiatan kerajaan islam pertama di jawa. Bagunan ini juga dijadikan markas para wali untuk mengadakan Sekaten. Pada upacara sekaten, dibunyikanlah gamelan dan rebana di depan serambi masjid, sehingga masyarakat berduyun-duyun mengerumuni dan memenuhi depan gapura. Lalu para wali mengadakan semacam pengajian akbar, hingga rakyat pun secara sukarela dituntun mengucapkan dua kalimat syahadat.
Cepatnya kota demak berkembang menjadi pusat perniagaan dan lalu lintas serta pusat kegiatan pengislaman tidak lepas dari andil masjid Agung Demak. Dari sinilah para wali dan raja dari Kesultanan Demak mengadakan perluasan kekuasaan yang dibarengi oleh kegiatan dakwah islam ke seluruh Jawa.
Yang paling berkesan di Negeri para Wali adalah kehidupan masyarakat yang sudah berbagai suku, budaya dan agama namun saling menghormati antar sesama begitu kental. “teringat Kotaku, Manado yang jadi pilot project kerukunan antar umat beragama”
Puas keliling Masjid demak lanjut perjalanan ke makam Sunan Kalijaga sambil nikmati makanan khas demak seperti nasi ceker, nasi kuning, nasi gudeg, nasi liwet, gandos.(***)