Perkembangan dunia Sepakbola
semakin pesat. Terbukti dsari nomor punggung hingga harga transfer pemain
sampai muatan iklan pemain dapat mencerminkan bagimana besarnya perubahan
tersebut.
Membicarakan sepakbola dari nilai
jual pemain yang mencapai harga selangit, itu terlalu rumit buat dibahas.
Tengoklah nomor punggung pemain, dari hal kecil itu, bisa tercermin bagaimana
pesatnya pergerakan sepakbola.
Dahulu sepakbola punya pakem,
nomor punggung 1, selalu identik dengan kiper. Nomor punggung 2,3,4,5 adalah
nomor untuk pemain belakang. Lalu nomor 6,7,8,11 identik dengan pemain barisan
tengah, dan untuk juru gedor, nomor 9 dan 10 menjadi ciri khas.
Saat ini, pakem di atas bisa
dibilang kuno, meskipun masih ada yang memakainya. Perkembangan yang
diperlihatkan di masa kini adalah seorang striker, bisa saja memakai nomor
pecahan puluhan, bahkan mendekati angka 100. Tidak percaya, berikut contohnya:
Mario Balotelli
Siapa yang tak kenal pemain
dengan gaya nyentrik ini. Posisinya sebagai striker, tapi nomor punggung yang
dikenakannya bukan 9 atau 10, melainkan 45. Nomor ini dianggapnya sebagai nomor
pembawa hoki.
Sebagai pesepakbola yang telah
berpetualang di Italia dan Inggris, nomor itu selalu dipakainya sejak dia
bermain untuk Inter Milan, Manchester City, AC Milan, hingga saat ini di klub
anyarnya, Liverpool.
Sewaktu saya di Inter Milan, saya
masih sangat muda, dan semua pemain muda mendapat pilihan memilih nomor
punggung 36 hingga 50,” kata Balotelli, sebagaimana dilansir Daily Mail, Rabu
(27/8).
“Saya pilih 45 karena empat
ditambah lima akan menghasilkan angka Sembilan, angka tertinggi. Dan, saya
mencetak empat gol di lima pertandingan. Jadi saya anggap 45 adalah angka
keberuntungan saya,” tegasnya.
Ivan Zamorano (Inter Milan
1996-2001)
Masa kejayaan Ivan Zamorano
mungkin dicapainya saat membela Real Madrid pada medio 1992-1996 dengan torehan
77 gol dari 137 penampilannya. Namun sisi keunikan dari pemain asal Cile itu
terlihat kala dia hengkang ke Inter Milan.
Di Madrid, dia memakai nomor punggung
9, namun saat ke Inter, nomor itu sudah menjadi milik legenda Brasil, Ronaldo.
Nomor untuk penyerang lainnya, 10, juga sudah dipakai oleh Roberto Baggio.
Alhasil, Zamorano memilih nomor
punggung 18, dengan menambahkan lambang plus (+) di tengah kedua angkat
tersebut, agar bisa tetap dibaca 9, hasil penambahan 1+8.
Ossie Ardiles (Tim nasional
Argentina 1975-1982)
Pada Piala Dunia 1982 di Spanyol,
Argentina memutuskan untuk mengatur ulang nomor skuad mereka. Untuk Ossie
Ardiles, ini berarti kesempatan untuk menikmati sesuatu yang baru untuk memilih
nomor. Meski berposisi sebagai gelandang, dia memilih nomor punggung 1, yang
biasanya dipakai penjaga gawang.
Saat itu, semua skuad memang
memakai nomor punggung baru, terkecuali nomor 10, yang tetap dipakai oleh sang
legenda, Diego Armando Maradona.
David Beckham (Real Madrid
2003-2007)
Pasti Anda semua sepakat kalau
angka tujuh adalah angka yang muncul di pikiran Anda bila Anda diminta
menganalogikan David Beckham untuk nomor punggung. Namun, angka itu tak lagi
melekat di punggungnya saat memperkuat Real Madrid.
Karena, nomor punggung tujuh saat
itu telah dipakai oleh sang Pangeran Bernabeu, Raul Gonzales. Sempat ingin
mengenakan nomor 77, namun bagi pihak klub, hal tersebut tidak pantas.
Hasilnya Beckham mendapat
inspirasi dari bintang NBA di klub Chicago Bulls, Michael Jordan yang identik
dengan nomor 23. Becks –sapaan Becham- pun memakai nomor 23 selama di Madrid
Trio AC Milan 2008 (Shevchenko,
Ronaldinho, Flamini)
Nomor punggung dengan nominal
besar, biasanya dipakai untuk pemain muda sebuah klub sepakbola yang belum
masuk skuad utama. Namun apa yang terjadi di klub AC Milan pada 2008, bisa
dijadikan pengecualian.
Pemain sekelas Andriy Shevchenko,
Ronaldinho, dan Mathieu Flamini, adalah pemain dengan nomor punggung besar.
Mereka mengenakan nomor besar karena seluruh nomor regular di skuad, sudah ada
yang punya.
Hasilnya mereka memutuskan untuk
mengenakan nomor punggung sesuai tahun kelahiran masing-masing, Shevchenko
(76), Ronaldinho (80), dan Flamini (84).
Jorge Campos (Kiper Tim Nasional
Meksiko 1991-2004)
Berbicara soal Campos, pasti satu
hal yang diingat dunia adalah kostum dengan warna mencolok yang dipakainya saat
membela Negeri Sombrero –sebutan tim nasional Meksiko-. Namun, pemilihan nomor
punggung, juga sisi lain menarik dari kiper ini.
Terbalik dengan Ossie Ardilles,
gelandang yang memakai nomor punggung 1, Campos adalah penjaga gawang yang
memakai nomor punggung 9. Pria yang kini berusia 47 tahun itu juga pernah
memakai nomor 19.
Ronaldo (AC Milan 2007-2008)
Setelah melewati karir yang luar
biasa dengan membawa PSV, Barcelona,
Inter Milan dan Real Madrid, Ronaldo pindah ke AC Milan. Di sana dia
mengenakan nomor punggung 99 di kostumnya.
Ini adalah nomor terbesar dalam
sepakbola. Ronaldo mengaku memilih nomor ini karena nomor favoritnya 9, saat
itu sudah dimiliki Filippo Inzaghi. Ronaldo juga bermain untuk Corinthians
dengan nomor punggung 99 dalam satu pertandingan dalam rangka merayakan ulang
tahun klub ke-99.
Bixente Lizarazu (Bayern Munich
1997-2006)
Pemain belakang dengan nomor
punggung 69, mungkin hanya Lizarazu yang memakainya. Apa alasan pria berpaspor
Prancis itu memilih nomor ini? Jawabannya karena postur tubuhnya. Dia memilih
nomor punggung 69 untuk merepresentasikan tingginya yang hanya 1,69 meter.
Selain itu angka 69 diambil dari tahun dia dilahirkan, 1969.
Hicham Zarouali (Aberdeen 2000)
Setelah pindah ke Aberdeen pada
2000, striker asal Maroko, Hicham Zerouali menjadi pemain pertama dan terakhir
yang pernah memakai nomor 0 pada kostum tim dalam sejarah sepakbola Skotlandia.
Zerouali memilih nomor itu karena
ia memiliki nama panggilan Zero, atau dalam bahasa Inggris berarti nol. Tapi
hanya semusim dia memakai nomor nol, karena badan sepakbola yang menaungi
Scottish Premiership dan Premier League melarang Zero dan tiap pemain memakai
nomor nol.(***)