Jurnal,Jakarta – Kenaikan harga menguntungkan rakyat atau
hanya para pejabat?. Hal ini selalu menjadi tanda tanya warga. Apalagi dengan
adanya rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM yang membuat resah.
Kebijakan Pemerintah, kelangkaan hingga pembatasan BBM bersubsidi.
Dikatakan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, ada empat keuntungan yang bisa
didapatkan negara jika harga BBM bisa disesuaikan.
Pertama, adalah membantu
penurunan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurutnya,
salah satu yang menyebabkan direvisinya APBN 2014 adalah karena pembengkakan
yang terjadi pada subsidi BBM.
"Defisit yang besar kan
butuh pembiayaan artinya pemerintah harus utang lebih besar, memang solusinya
harus ada penyesuaian harga.” Rabu (27/08).
Kemudian yang kedua, jika harga
BBM disesuaikan bisa menurunkan beban impor. Mirza menyebutkan, saat ini biaya
yang diperlukan untuk impor BBM setiap minggu sekitar USD3,7 sampai USD4
miliar.
"BBM itu membebani impor
karena konsumsi bbm meningkat maka impor meningkat. Impor BBM itu Tiap minggu
USD3,7 miliar sampai USD4 miliar, itu besar dan itu kan menggunakan devisa,
salah satu cara untuk menurunkan impor BBM memang harus ada penyesuaian harga
BBM," jelas dia.
Hal berikutnya adalah penyesuaian
harga BBM bisa menurunkan utang luar negeri. Mirza menilai, impor BBM saat ini
membuat utang luar negeri jangka pendek untuk membiayai impor meningkat.
"Kalau konsumsi BBM turun,
utang luar negeri juga turun," tambahnya.
Saat ini, lanjut dia, yang
menikmati subsidi BBM adalah mereka yang memiliki kendaraan. Padahal manfaatnya
bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur transportasi umum.
“Jadi tiga hal yang bisa terbantu
adalah penurunan defisit APBN, penurunan impor dan penurunan utang luar negeri,
keempat dana subsidi BBM bisa dialokasikan ke hal lain," tukas Mirza.(***)