
Jurnal,Manado - Suratkabar terbesar di Jerman,
Sueddeutsche Zeitung melaporkan, pemerintah Mesir melacak keberadaan gay di
negara tersebut lewat pengguna aplikasi Grindr.
Grindr adalah aplikasi chatting
populer di kalangan gay di seluruh dunia. Grindr menggunakan sistem GPS untuk
membiarkan para pengguna melihat orang-orang yang sudah menjadi anggota. Tak
hanya itu, apllikasi ini mampu menampilkan identitas dan ciri fisiknya seperti
tinggi, berat, usia, latar belakang, foto hingga jarak.
“Grindr akan menjadi masalah
besar, tak ubahnya seperti alat yang beroperasi secara tak bertanggung jawab,”
tulis sebuah narasumber yang mengaktifkan aplikasi GrindrMap di Twitter,
dilansir dari the Washington Post.
Grindr memang memudahkan
komunitas gay untuk melakukan pertemanan dengan sesama gay lokal maupun berbagai kota di dunia. Namun, aplikasi ini
sangat berisiko di negara yang melarang homoseksualitas, seperti di Mesir.
Human Rights Watch mengatakan,
komunitas gay menghadapi bahaya ekstrem di Mesir. Empat orang dijatuhi hukuman
delapan tahun penjara April lalu karena ketahuan gay.
Pada 6 september 2014, sembilan
orang ditangkap oleh polisi Mesir karena menghadiri pesta pernikahan gay
Kemungkinan polisi Mesir
menggunakan Grindr untuk melacak komunitas gay di negara tersebut menimbulkan
kekhawatiran di kalangan pengguna aplikasi ini. Menurut perusahaan keamanan
Amerika Synack, para gay yang sudah menunggah aolikasi tersebut sangat mudah
dilacak dalam beberapa bulan terakhir.