Iklan

September 12, 2014, 21:25 WIB
Last Updated 2014-09-13T04:25:22Z
Nasional

Fadli : Pilsung Banyak Mudaratnya



Jurnal,Manado – Dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang telah berlangsung selama 10 tahun belakangan lebih banyak mudharat ketimbang manfaatnya.
Dilihat dari biaya yang mahal dan hanya melibatkan orang – orang berkantong tebal dan didukung para cukong.
"Negara-negara yang paling demokratis seperti Amerika saja melaksanakan pemilihan tidak langsung. Inggris menggunakan demokrasi perwakilan, dan yang memilih adalah partai mayoritas," ujar Fadli dalam diskusi 'Pilkada Buat Siapa' di Jakarta, Sabtu 13 September 2014.
Dengan pelaksanaan pilkada tak langsung, menurut Fadli, akan menghemat anggaran negara.
"Kalau pilkada langsung, satu pilkada menghabiskan Rp15 miliar. Tapi kalau lewat DPRD, tidak perlu ada biaya, cukup menggelar rapat dan musyawarah. Ini sistem sudah berlaku di seluruh dunia," ungkap Fadli, yang juga pimpinan Koalisi Merah Putih pendukung RUU Pilkada, yang akan mengharuskan pemilihan kepala daerah diserahkan kepada DPRD setempat ketimbang lewat partisipasi rakyat secara langsung.
Pandangan lain disampaikan anggota Panitia Kerja RUU Pilkada dari Fraksi PDIP, Rahadi Zakaria. Menurut dia, tidak elok jika seorang kepala daerah dipilih oleh mitra kerjanya sendiri.
"Suka atau tidak suka, DPRD adalah unsur penyelenggara pemerintahan dan mitra dari eksekutif. Apakah mungkin pemerintahan daerah yang memilih adalah mitranya," tukas dia.
Terkait anggapan pilkada langsung lebih banyak mudharatnya, Rahadi mengatakan hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menggelar pilkada melalui DPRD.
"Semua tergantung kita ingin melakukan penghematan dan mengeluarkan biaya berapa. Korupsi itu terjadi karena ada niat peluang," tegasnya.
Dengan penyelenggaraan pilkada secara langsung, kata dia, demokrasi di Indonesia sudah berkembang. Sebab, proses pemilihan yang tadinya melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat dan DPRD, akhirnya langsung diberikan kepada rakyat.
"Mulai dari desa saja sudah ada demokrasi langsung."(***)