
Jurnal,Manado - Pemerintah
Jokowi-Jusuf Kalla hampir pasti akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)
subsidi pada November mendatang.
Rencana kenaikan ini sudah disebut Mantan
Menko Perekonomian, Chairul Tanjung beberapa waktu lalu. Meski demikian, CT
sapaan akrabnya tidak menyebut berapa besar kenaikan yang akan dilakukan.
Kenaikan harga BBM subsidi tentu saja akan menghemat anggaran negara. Lalu apa yang harus dilakukan Jokowi dari dana penghematan tersebut?
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan hal yang paling krusial dilakukan adalah mengembangkan infrastruktur energi itu sendiri. Dana penghematan sebaiknya tidak digunakan untuk membangun infrastruktur jalan dan lain sebagainya terlebih dahulu.
Kenaikan harga BBM subsidi tentu saja akan menghemat anggaran negara. Lalu apa yang harus dilakukan Jokowi dari dana penghematan tersebut?
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan hal yang paling krusial dilakukan adalah mengembangkan infrastruktur energi itu sendiri. Dana penghematan sebaiknya tidak digunakan untuk membangun infrastruktur jalan dan lain sebagainya terlebih dahulu.
"Realokasinya paling ideal itu dalam kerangka kebijakan energi nasional," ucap Enny ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Selasa (21/10).
Enny meminta Jokowi segera melakukan diversifikasi dan konversi energi. Antara
lain dengan membangun jaringan pipa dan memperbaiki suplai energi alternatif
selain BBM. Hal ini dipercaya akan memperkuat daya saing Indonesia di mata
dunia.
"Jadi bukan infrastruktur di luar energi didahulukan. Selama tidak punya
infrastruktur energi kita tetap tidak efisien, kita tidak punya daya saing.
Pertumbuhan ekonomi tidak bisa optimal. Segera diversifikasi dan
konversi," tegasnya.
Setelah infrastruktur energi terbangun, penghematan anggaran dari kenaikan BBM
subsidi baru bisa digunakan untuk membangun infrastruktur lainnya. "Kalau
ini selesai, akhirnya sudah engga perlu ada subsidi banyak baru alokasi
anggaran produktif seperti infrastruktur dan lain sebagainya itu,"
tutupnya.(mdk)