Iklan

November 24, 2014, 19:01 WIB
Last Updated 2014-11-25T04:12:04Z
Utama

Sapi di Boyong ke Luar Daerah, Pedagang Lokal Kewalahan


Ilustrasi
Jurnal,Manado – Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) berdampak pada semua sector termasuk peternak dan pedangang sapi yang ada di sulut. 

Dimana semua harga termasuk  dari pemeliharaan hingga penjualannya terus melambung tinggi apalagi menjelang hari besar dan pergantian tahun. 

 
Seperti diungkapkan salah satu pengusaha sapi di manado Ramli Pitalau bahwa kenaikan BBM berdampak pada naiknya harga sapi per ekor sehingga secara otomatis harga eceran daging sapipun ikut naik. 

“Kita tidak lagi menunggu kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga sapi dan penjualan daging sapi eceran sebab pengusaha sapi akan rugi,” terangnya, Selasa (25/11/2014), di pasar pinasungkulan.

Apalagi sekarang ini lanjut Ramli, banyak pembeli sapi dari luar daerah yang langsung membeli lewat peternak sapi yang ada di sulut dengan harga yang tinggi dan dalam jumlah yang besar sehingga pedagang sapi local yang biasanya mengambil lewat peternak sapi kewalahan dengan harga yang ditawarkan oleh pembeli dari luar daerah.

“Harga daging sapi eceran melambung tinggi karena selain kenaikan BBM, juga  harga sapi dari peternak tinggi. Banyak pedagang sapi dari luar daerah yang memborong sapi ke peternak dengan harga tinggi dan dalam jumlah yang banyak, otomatis peternak sapi local mengikuti harga tertinggi. Kami pedagang local yang kewalahan sebab sapi – sapi itu akan dijual kembali dalam bentuk daging eceran dengan harga lebih tinggi, kasihan konsumen,” jelas pengusaha muda lulusan Ekonomi Manajemen di Unsrat Manado.

Jika terus begini kata Ramli, pedagang sapi eceran yang menengah bisa bangkrut karena tidak memiliki modal yang cukup untuk bersaing, dan akhirnya terjadi monopoli pasar. Untuk itu ia menghimbau kepada pemerintah untuk mengontrol penjualan sapi dan bila perlu dilakukan pembatasan penjualan sapi ke luar daerah.

“Kalau begini terus stok sapi di sulut akan semakin berkurang dan akhirnya harga melambung tinggi, pedagang eceran sapi bisa bangkrut. Konsumen juga jadi susah dengan harga yang tinggi,” pungkasnya.(luq)