Iklan

November 26, 2014, 02:18 WIB
Last Updated 2014-11-27T11:47:08Z
Manado

Sekda MHF Sendoh : Waspadai "actor non state" dalam perang ProxySe

Sekda Ir. MHF Sendoh dalam diskusi terkait tantangan bagi pemuda menghadapi perang proxy
Jurnal,Manado- Sekretaris Daerah Kota Manado Ir MHF Sendoh menghadiri Diseminasi Kementerian koordinator politik hukum dan hak asasi manusia (Kemenpolhukam) RI Tentang Politik Dan Keamanan.

Kegiatan ini digelar dalam rangka memaksimalkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi pembentukan komunitas ASEAN 2015.

Kegiatan ini digelar di Hotel Sintesa Peninsula Manado dan diikuti oleh stakeholder terkait, antara lain TNI, Polisi, Pejabat di lingkup Pemprov dan Pemkab/Pemko, akademisi, mahasiswa dan masyarakat umum, dengan menghadirkan pembicara dari Kemenpolhukam, LIPI dan Unsrat.

Dibuka oleh Gubernur, DR S H Sarundajang, yang diwakili Asisten Tiga Setda Provinsi, C H Talumepa, yang pada kesempatan itu ikut membacakan sambutan tertulis Gubernur. Pada sambutannya Gubernur menyampaikan terima kasih atas kepercayaan Kemenkopolhukan menjadikan Sulut sebagai tempat Deseminasi.

Senada dengan itu dalam sambutan pembukaannya A.Agus Sriyono Deputi II Bidkoor Pollugri Kemenko Polhukam dalam sambutannya mengatakan Kegiatan yang lebih fokus, terarah, terpadu dan berkelanjutan mengenai komunitas ASEAN sangat disarankan terlebih mengingat besarnya peluang, tantangan dan ancaman yang perlu diantisipasi setahun sebelum komunitas terbentuk pada akhir 2015.

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan seminar dan diskusi serta Paparan mengenai komunitas ASEAN pada pilar politik dan keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosial-budaya disampaikan secara komprehensif dengan fokus pada kerja sama keamanan termasuk ancaman dan tantangan keamanan tradisional dan non-tradisional. Masalah perbatasan dengan negara tetangga yang penuh dinamika termasuk besarnya tantangan kejahatan transnasional dan pengelolaan perbatasan dalam kerangka komunitas ASEAN ikut mengemuka dalam diskusi interaktif.

Sekda Haefrey Sendoh  yang berinteraksi tanya jawab dengan para narasumber, terkait tantangan bagi pemuda dalam menghadapi Perang Proxy, berbagai latar belakang dan kepentingan yang menjadi alasan bagi sejumlah negara untuk berperang, mengatakan bahwa dengan adanya perkembangan teknologi, karakteristik perang mengalami pergeseran.
"Perang tidak lagi banyak dilakukan secara fisik. Salah satu bentuk perang yang sedang dan masih akan terus berlangsung adalah perang proxy” ujar Sekda.

Perang proxy adalah perang yang terjadi antara dua pihak tanpa berhadapan secara langsung, melainkan memanfaatkan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh. Kawan dan lawan dalam perang proxy sulit dikenali karena dikendalikan oleh actor non state.

Pernyataan Sekda inipun ditanggapi oleh Dupito D Simamora Asdep 2/II Kerma ASEAN yang mengatakan bahwa agar pemuda turut berperan dengan cara menjadi ahli dalam bidang masing-masing. Selain itu, pemuda juga dapat melakukan gerakan aktif dalam berbagai kegiatan yang positif.

Narasumber dalam kegiatan ini juga diisi oleh Dubes Ngurah Swajaya(Mantan Dubes Indonesia Untuk ASEAN),Dr.Tri Nuke Pudjiastuti(Peneliti Senior LIPI). (luq)