
![]() |
photo illustration by Wakakapedia |
Disebutkan Daily Mail edisi 28 November 2014, seorang profesor pakar teknik pertanian dan biologi Universitas Florida, Pratap Pullammanappallil dan para peneliti NASA melakukan penelitian serta pengembangan energi alternatif berbasis feses atau pemanfaatan feses agar tidak menjadi beban saat kembali ke bumi.
"Kami mencoba mencari tahu berapa banyak metana bisa dihasilkan dari makanan yang belum dikonsumsi, kemasan makanan dan kotoran manusia," jelas Pratap Pullammanappallil
Gabungan peneliti itu berpendapat bahwa feses merupakan sebuah terobosan, dari pada membawanya kembali ke bumi. Menurut mereka, feses hanya membuat beban pesawat bertambah. Untuk itu mereka ingin feses bisa difungsikan sebagai bahan roket untuk membantu misi kembali ke bumi setelah eksplorasi di bulan.
Peneliti Pullammanappallil menjelaskan bahwa ide pengolahan itu adalah untuk melihat sejauh mana feses bisa menjadi bahan bakar bagi roket. Dan riset peneliti menyebutkan gagasan ini potensial.
"Metana dari bahan itu dapat digunakan untuk bahan bakar roket. Ada metana yang cukup bisa diproduksi untuk kembali dari bulan," ujar Pullammanappallil.
Setelah melakukan pengujian, para peneliti ini menemukan proses pengolahan bahan makanan dan feses per awak astronot, dapat menghasilkan 290 liter metana per hari. "Semua diproduksi dalam seminggu," ujar Pullammanappallil.
Proses itu juga bisa mengolah feses menjadi sekitar 200 galon air yang tidak dapat diminum, namun tetap bisa dimanfaatkan setelah diurai menjadi Hidrogen dan Oksigen yang nantinya dapat dihirup oleh para astronot sebagai sistem back up.
Sebelumnya, para peneliti dunia juga telah meneliti potensi kotoran manusia / feses sebagai sumber energi alternatif, dan hasilnya menakjubkan. Feses dianggap bisa mendayai perangkat mobile, transportasi sampai menggerakkan instalasi tertentu.
Studi ini juga telah dipublikasikan dalam jurnal Advance in Space Research edisi bulan lalu. (ann/VN)