Iklan

December 6, 2014, 10:50 WIB
Last Updated 2014-12-06T18:50:33Z
Pendidikan

Lagu Anak semakin langka.. Mengapa ?

Jurnal,Pendidikan- Lagu-lagu remaja dan orang dewasa seperti telah menggeser keberadaan lagu anak Indonesia. Trend musik seakan-akan telah menjauhkan anak dari karakter yang sesuai dengan usia taraf perkembangan anak. Akibatnya, banyak anak-anak yang latah menyanyikan lagu-lagu dewasa dan percintaan. Mengapa lagu anak semakin langka?

Banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan, lagu yang dikonsumsi anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak. Oleh sebab itu lagu anak ditampilkan dengan lirik dan nada yang mudah dicerna oleh otak anak. Selain itu, lagu anak mengandung nilai karakter yang baik untuk perkembangan kepribadiannya.

Pada dekade tahun 70 dan 80-an, lagu anak sedang mengalami perkembangan. Orang tua di rumah sengaja membelikan anaknya pita kaset lagu anak Indonesia dari artis cilik. Penyanyi cilik Adi Bing Slamet, Chica Koeswoyo, Ira Maya Sopha, dan Yoan Tanamal, menjadi penyanyi cilik terpopuler saat itu.
Didukung juga dengan media penyiaran seperti televisi (TVRI satu-satunya) dan RRI yang sering menampilkan lagu anak dalam acara khusus anak-anak.

Dekade 90-an boleh dikatakan dekade keemasan lagu anak Indonesia. Hal ini seiring dengan bermunculannya media penyiaran. Di samping TVRI, chanel televisi swasta pun bermunculan. Untuk mengejar pemirsa, TV swasta berebut menayangkan acara dan lagu anak. Artis cilik yang popular antara lain; Joshua, Tina Toon, Trio Kewk-kwek, Cindy Cenora, termasuk juga Agnes Monica dan masih banyak yang lainnya.

Namun era keemasan lagu anak itu seakan telah berakhir. Lagu anak Indonesia pun semakin langka.

Beberapa penyebabnya antara lain, Keluarga sudah enggan memutar lagu anak.
Hampir semua keluarga memiliki media televisi. Acara yang disuguhkan oleh berbagai chanel TV swasta semakin bervariasi dan menarik. Anggota keluarga lebih banyak menghabiskan waktu istirahat di rumah dengan menonton acara tersebut ketimbang memutar lagu anak-anak melalui pemutar musik yang ada.

Media penyiaran jarang menayangkan lagu anak. Media elektronik seperti TV dan radio sudah jarang menayangkan lagu anak. Musik hiburan yang ditayangkan lebih cenderung memuaskan kepentingan orang dewasa. Barangkali hal ini berkaitan dengan rating penyiaran. Lagu-lagu orang dewasa dan remaja dengan judul dan lirik yang aneh justru lebih banyak mengundang pemirsa ketimbang musik dan lagu anak.

Produser dan pencipta lagu kurang gairah. Kaset dan CD lagu anak kurang laris di pasaran. Kemajuan teknologi membuat masyarakat mencari langkah praktis. Jika ingin memiliki koleksi lagu anak, seperti cukup mendownload file MP3 dan MP4-nya di internet ketimbang membeli kaset dan CD yang aslinya. (ua/mpnd.c)

Apakah benar seperti ini faktanya ? Kasih komentar anda..


*ikut dipublikasikan oleh jurnalmanado.com