
Jurnal,Manado -Kepedulian terhadap warga dengan tidak pandang bulu dibuktikan oleh sikap Wakil Walikota Manado, DR. Harley Mangindaan.
Disela-sela kesibukan tugasnya, Wawali terima laporan warga, dan dengan segera langsung bertolak ke kelurahan Mapanget menjemput salah satu warga yakni Opa Syaiful Mahfud (57) Kamis (04/12/2014).
Orang tua ini terbaring tidak berdaya karena hidup sebatang kara, Syaiful harus menahan sakit cukup lama dengan luka yang menembus tulang sejak Februari 2013 lalu.
“Saya mengetahui kondisi Opa Syaiful berkat laporan warga. Saya pun datang membawa ambulan agar langsung ada tindakan. Saya sudah minta ke Dinas Sosial manado langsung ke Kadisnya dampingi pasien agar langsng dapat pelayanan di rumah sakit,” terang Wawali ketika tiba di rumah Syaiful.
Wawali pun berterima kasih kepada warga yang laporkan keadaan yang terjadi sehingga percepat evakuasi mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Kondisi yang terjadi kepada Opa Syaiful bisa dijadikan sebagai pengalaman berharga. Harus pro aktif dari tingkat bawah akan hal kecil,” ujar Wawali.
Wawali menghimbau agar instansi terkait kelurahan hingga SKPD untuk peka akan kondisi yang terjadi kepada warga. “Dengan begitu tentunya tidak ada lagi kasus seperti Syaiful di Manado. Pemkot Manado ada program jaminan kesehatan Universal Coverege, semestinya Syaiful dan warga lainnya dijamin oleh program itu. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua," ungkap Wawali yang akrab disapa Ai.
Syaiful mengalami nasib pilu karena ditinggal istri dan anaknya yang pergi ke Jawa. Pria yang dulunya berprofesi sebagai sopir angkutan kota itu pasrah terbaring sebatang kara di sebuah kasur lusuh di rumah sederhana yang hanya dipinjamkan oleh orang lain.
Sehari-hari Syaiful yang terbaring tak berdaya dan tidak bisa bangun itu hanya menggantungkan asanya dari bantuan seorang Penginjil Gereja Oikumene, Donny Kowaas (30), serta tetangga dekat tempat tinggalnya. (**/luq)
Disela-sela kesibukan tugasnya, Wawali terima laporan warga, dan dengan segera langsung bertolak ke kelurahan Mapanget menjemput salah satu warga yakni Opa Syaiful Mahfud (57) Kamis (04/12/2014).
Orang tua ini terbaring tidak berdaya karena hidup sebatang kara, Syaiful harus menahan sakit cukup lama dengan luka yang menembus tulang sejak Februari 2013 lalu.
“Saya mengetahui kondisi Opa Syaiful berkat laporan warga. Saya pun datang membawa ambulan agar langsung ada tindakan. Saya sudah minta ke Dinas Sosial manado langsung ke Kadisnya dampingi pasien agar langsng dapat pelayanan di rumah sakit,” terang Wawali ketika tiba di rumah Syaiful.
Wawali pun berterima kasih kepada warga yang laporkan keadaan yang terjadi sehingga percepat evakuasi mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Kondisi yang terjadi kepada Opa Syaiful bisa dijadikan sebagai pengalaman berharga. Harus pro aktif dari tingkat bawah akan hal kecil,” ujar Wawali.
Wawali menghimbau agar instansi terkait kelurahan hingga SKPD untuk peka akan kondisi yang terjadi kepada warga. “Dengan begitu tentunya tidak ada lagi kasus seperti Syaiful di Manado. Pemkot Manado ada program jaminan kesehatan Universal Coverege, semestinya Syaiful dan warga lainnya dijamin oleh program itu. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua," ungkap Wawali yang akrab disapa Ai.
Syaiful mengalami nasib pilu karena ditinggal istri dan anaknya yang pergi ke Jawa. Pria yang dulunya berprofesi sebagai sopir angkutan kota itu pasrah terbaring sebatang kara di sebuah kasur lusuh di rumah sederhana yang hanya dipinjamkan oleh orang lain.
Sehari-hari Syaiful yang terbaring tak berdaya dan tidak bisa bangun itu hanya menggantungkan asanya dari bantuan seorang Penginjil Gereja Oikumene, Donny Kowaas (30), serta tetangga dekat tempat tinggalnya. (**/luq)