Iklan

January 15, 2015, 08:38 WIB
Last Updated 2021-01-21T11:51:27Z
Lipsus

Mengenang Banjir Bandang Setahun Yang Lalu

Jurnal,Manado – Mengenang banjir bandang yang memperok – porandakan Sulawesi Utara (Sulut), 
setahun yang lalu oleh Palang Merah Indonesia (PMI), dilaksanakan di Kelurahan Dendengan Dalam Kampung Merdeka, Kamis 15 Januari 2015 tepat setahun yang lalu.
Dirangkum sedemikian rupa dalam gelaran “Renungan Peristiwa Bencana 15 Januari 2014 dan Apel Kesiapsiagaan Bencana PMI Sulut”.
Dari pantauan jurnalmanado.com Gubernur SHS dan Wali Kota GSVL nampak akrab disaksikan ribuan pasang mata, memadati lokasi acara meski saat itu cuaca Kota Manado masih tergolong ekstrim dan kurang bersahabat. Walikota GSVL terlihat antusias menghibur warganya 
dengan mengingatkan kembali peristiwa 15 Januari lalu. Tak terkecuali Gubernur SHS yang mengingatkan warga pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Walikota GSVL sendiri mengakui, apa yang dikatakan Guberbur SHS 
menyadarkan semua warga Kota Manado akan pentingnya menjaga lingkungan yang merupakan penyebab terjadi bencana Manado “Mata dunia tertuju ke Manado, Sulut umumnya dengan peristiwa banjir bandang dan tanah longsor setahun silam. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih 
kepada para Donatur yang telah menyalurkan bantuan tenaga maupun dana, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, pihak luar daerah hingga aksi Mapalus kemanusiaan dari seluruh elemen masyarakat se Sulut,” ungkap GSVL dalam kegiatan tersebut.
Dalam acara yang juga dihadiri Wagub Sulut DR Djouhari Kansil, Wawali Manado Harley Mangindaan, Sekkot Haerfrey Sendoh, Ketua PMI Sulut James Karinda dan Ketua PMI Manado Julyeta PA Lumentut-Runtuwene, Ketua DPRD Manado,Nortje Henny Van Bone serta pejabat teras Pemprov dan Pemkot Manado itu, diwarnai dengan pembacaan puisi tragedi kemanusiaan oleh budayawan Reiner Ointoe, serta simulasi penyelamatan korban bencana oleh PMI.
Walikota GSVL terus menghimbau warganya, untuk mengantisipasi terjadinya bencana, peliharalah kelestarian lingkungan. Jangan menebang pohon sembarangan, jangan membuang sampah di saluran dan di sungai agar tidak menjadi bencana bagi kita semua. “ Mari kita petik pelajaran berharga dari bencana lalu, 15 Januari 2014 telah mengajarkan kita untuk melihat kembali kearifan dalam memahami dan menghargai keseimbangan alam,”ingatnya. 
Ditambahkannya, bahwa manusia adalah mahluk sosial, itu sebabnya kita harus senantiasa hidup saling menghargai, namun manusia juga tidak bisa lepas dari hubungannya dengan alam. “ Untuk itu mari torang hidup baku-baku bae, baku bantu. Mari torang baku bae deng lingkungan. Karena Kota Manado adalah ruang hidup bagi torang samua, mari jaga kelestarian kota Manado sebagai tempat tinggal kita,” pungkas GSVL.

Gubernur SHS dalam kesempatan itu menyebutkan, solidaritas berbagai stakeholder dalam membantu warga Kota Manado saat bencana 15 Januari 2014 sangat luar biasa. “Pemprov Sulut sendiri, telah menyiapkan tanah untuk relokasi warga korban bencana seluas 30 hektar di Pandu,”terang SHS seraya menyebutkan dirinya bersama Walikota GSVL sudah berusaha sampai kepusat agar bantuan rumah rusak dan hilang bisa terealiasi 2015 ini.  Masyarakat Kampung merdeka merasakan kebahagiaan tersendiri karena bisa didatangani orang Nomor satu di Sulawesi Utara dan di Kota manado.(***)