
Jurnal,Manado – Mengenang banjir bandang yang
memperok – porandakan Sulawesi Utara (Sulut),
setahun yang lalu oleh Palang
Merah Indonesia (PMI), dilaksanakan di Kelurahan Dendengan Dalam Kampung
Merdeka, Kamis 15 Januari 2015 tepat setahun yang lalu.
Dirangkum sedemikian rupa dalam gelaran “Renungan
Peristiwa Bencana 15 Januari 2014 dan Apel Kesiapsiagaan Bencana PMI Sulut”.
Dari pantauan jurnalmanado.com Gubernur SHS dan
Wali Kota GSVL nampak akrab disaksikan ribuan pasang mata, memadati lokasi
acara meski saat itu cuaca Kota Manado masih tergolong ekstrim dan kurang
bersahabat. Walikota GSVL terlihat antusias menghibur warganya
dengan
mengingatkan kembali peristiwa 15 Januari lalu. Tak terkecuali Gubernur SHS
yang mengingatkan warga pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak
membuang sampah sembarangan.
Walikota GSVL sendiri mengakui, apa yang dikatakan
Guberbur SHS
menyadarkan semua warga Kota Manado akan pentingnya menjaga
lingkungan yang merupakan penyebab terjadi bencana Manado “Mata dunia tertuju
ke Manado, Sulut umumnya dengan peristiwa banjir bandang dan tanah longsor
setahun silam. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada para
Donatur yang telah menyalurkan bantuan tenaga maupun dana, baik Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi, pihak luar daerah hingga aksi Mapalus kemanusiaan
dari seluruh elemen masyarakat se Sulut,” ungkap GSVL dalam kegiatan tersebut.
Dalam acara yang
juga dihadiri Wagub Sulut DR Djouhari Kansil, Wawali Manado Harley Mangindaan,
Sekkot Haerfrey Sendoh, Ketua PMI Sulut James Karinda dan Ketua PMI Manado
Julyeta PA Lumentut-Runtuwene, Ketua DPRD Manado,Nortje Henny Van Bone serta
pejabat teras Pemprov dan Pemkot Manado itu, diwarnai dengan pembacaan puisi
tragedi kemanusiaan oleh budayawan Reiner Ointoe, serta simulasi penyelamatan
korban bencana oleh PMI.
Walikota
GSVL terus menghimbau warganya, untuk mengantisipasi terjadinya bencana,
peliharalah kelestarian lingkungan. Jangan menebang pohon sembarangan, jangan
membuang sampah di saluran dan di sungai agar tidak menjadi bencana bagi kita
semua. “ Mari kita petik pelajaran berharga dari bencana lalu, 15 Januari 2014
telah mengajarkan kita untuk melihat kembali kearifan dalam memahami dan
menghargai keseimbangan alam,”ingatnya.
Ditambahkannya, bahwa manusia adalah mahluk sosial,
itu sebabnya kita harus senantiasa hidup saling menghargai, namun manusia juga
tidak bisa lepas dari hubungannya dengan alam. “ Untuk itu mari torang hidup
baku-baku bae, baku bantu. Mari torang baku bae deng lingkungan. Karena Kota
Manado adalah ruang hidup bagi torang samua, mari jaga kelestarian kota Manado
sebagai tempat tinggal kita,” pungkas GSVL.
Gubernur SHS dalam
kesempatan itu menyebutkan, solidaritas berbagai stakeholder dalam membantu
warga Kota Manado saat bencana 15 Januari 2014 sangat luar biasa. “Pemprov
Sulut sendiri, telah menyiapkan tanah untuk relokasi warga korban bencana
seluas 30 hektar di Pandu,”terang SHS seraya menyebutkan dirinya bersama
Walikota GSVL sudah berusaha sampai kepusat agar bantuan rumah rusak dan hilang
bisa terealiasi 2015 ini. Masyarakat Kampung merdeka merasakan
kebahagiaan tersendiri karena bisa didatangani orang Nomor satu di Sulawesi
Utara dan di Kota manado.(***)