Jurnal,Manado – Diakui dimata indonesia, kecerdasan Walikota Manado GS Vicky Lumentut yang
adalah Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI),
yang
membawahi seluruh walikota tanah air, mempertemukan kepala daerah se – Indonesia
dengan Presiden RI guna membahas seluruh dinamika yang terjadi di masing –
masing daerah.
Dipercayakan sebagai
moderator, Jumat (20/02/2015), Lumentut melibatkan 94 dari 98
walikota yang
hadir untuk menyampaikan persoalan penting di daerah masing – masing.
Sementara itu,
Walikota sendiri dalam penyampaiannya juga merujuk pada kejadian banjir bandang
dan tanah longsor yang terjadi pada 15 januari 2014 dan persoalan penting
lainnya di kota manado.
“Kemarin (Kamis 19/2) saya selaku ketua APEKSI sudah
menyampaikan kepada Kemendagri hal-hal yang akan jadi pokok pembahasan dalam
dialog nanti. Ini kesempatan para wali kota menyampaikan kondisi daerah
masing-masing kepada pak presiden,’’ kata GSVL kepada sejumlah wartawan di
Bandara Samratulangi, kemarin sesaat sebelum bertolak ke Jakarta kemudian lanjut
ke Bogor. “Pertemuannya di Bogor (istana Negara).’’ Tambah tokoh populis ini.
(***)
Walikota Curhat ke Presiden Terkait Bantuan Tak Kunjung Datang
Asosiasi
Pemerintah Kota Se - Indonesia (APEKSI) yang dipimpin langsung Walikota Manado
dan dijadwalkan bertatap muka dengan Presiden Jokowi di istana bogor, Jumat
(20/2/2015) siang, akhirnya terwujud. Bahkan dimoment penting itu, Lumentut
memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk membahas persoalan yang terjadi di kota
manado guna menuju pembangunan kota manado lebih cerdas yang menjadikan ‘Smart
City’.
“Ada dua hal saya
sampaikan kepada Pak Presiden. Pertama terkait APEKSI dan kedua soal
pembangunan Kota Manado,’’ kata GSVL.
Menurutnya, dalam
penyampaian khusus pembangunan kota manado, Lumentut menyampaikan bantuan
pemerintah pusat terkait banjir dan tanah longsor di kota manado pada tahun
2014 yang hingga kini tak kunjung di terima oleh pemerintah kota manado.
“Baik itu masalah pemukiman
penduduk relokasi, infrastruktur rusak. Jalan-jalan misalnya serta pengerukan
sungai yang sudah dangkal. Itu pertama. Kedua soal pembangunan di Kota Manado,
yakni soal pengadaan tanah. Pasalnya, selama ini Pemkot
Manado terkendala dalam
membangun karena terkait pembebasan lahan yang selalu bermasalah,”terang
Lumentut.
Ia juga menguraikan
persoalan tanah yang menjadi kendala pemkot dalam pembangunan.
“Selama ini kita ada
keraguan, ketakutan atas kepastian hukum status tanah. Nah, ini sangat
menghambat pemkot untuk membangun. Nah, ini kami pertanyakan kepada pak
Presiden bagaimana suapya proses tanah itu tidak mengganggu pembangunan dan
bermasalah hokum,’’ ujar suami tercinta Julyeta Paula Lumentut-Runtuwene ini.
(***)
Larangan Kegiatan di Hotel, Walikota Berikan Pertimbangan Kepada Pemerintah Pusat
Kritikan disampaikan kepada
pemerintah pusat dalam hal ini
Menteri Pemberayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(MenPAN-RB) yang melarang PNS menggelar rapat di hotel yang berdampak buruk
bagi perputaran perekonomian di Kota Manado, bahkan meningkatkan angka
pengangguran.
“Di Manado sudah ada hotel yang melakukan pengurangan
tenaga kerja (Naker) karena menurunnya kunjungan. Sementara Manado salah satu
dari 5 kota ditetapkan sebagai kota tujuan naik. Nah, kalo tidak ada
kegiatan-kegiatan seperti itu, kita mau melaksanakan dimana,’’
kata GSVL,
sapaan Wali Kota yang juga ketua APEKSI saat menggelar dialog dengan Presiden
bersama 94 wali kota se Indonesia di istana Bogor, akhir pecan kemarin.
Dampak lain, petani-petani, khususnya buah-buahan dan
sayuran di sekitar Manado yang selama ini menyuplai ke hotel akan kehilangan
tempat menjual. “Ini bisa terjadi pengangguran baru.’’ Ujar Walikota.
Meski demikian, Ia menjelaskan pula maksud dan tujuan
pelarangan melaksanakan kegiatan di hotel kepada PNS oleh Presiden karena
pembengkakan anggaran.
“Kegiatan 2 hari tapi dalam pertanggungjawaban dibikin 5
hari. Begitu juga peserta rapat, hanya 100 orang dibuat 500 orang. Ini kan
terjadi pembengkakan anggaran. Ini yang tidak bisa menurut Pak Presiden.
Mudah-mudahan dengan pertimbangan saya ini akan turun kebijakan baru. Jadi kita
masih ada ruang sehingga kekawatiran saya hotel di Manado gulung tikar tidak
terjadi. Sebab yang harus kita lihat tenaga kerjanya jangan sampai menimbulkan
pengangguran,’’ pungkas GSVL. (***)
Walikota Diminta Presiden Untuk Jadikan Kota Manado Sebagai Kota Berinovasi
Setelah melakukan pertemuan dan diskusi 94 kepala daerah yang tergabung dalam
Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang dipimpin langsung
Walikota Manado GS Vicky Lumentut bersama Presiden RI Joko Widodo dan Wapres
Jusuf Kalla di istana Bogor, akhir pecan lalu, Kota Manado diminta Presiden
untuk dijadikan kota berinovasi.
“Pak Presiden minta agar rangsang daerah kita menjadi kota
berinovasi agar mampu berkompetisi dengan kota-kota lain,’’ kata GSVL, sapaan
akrab Wali Kota kepada wartawan usai menghadiri Musrenbang di Kecamatan Sario,
Senin (23/2) kemarin.
Dijelaskan Lumentut, Kota Berinovasi harus memiliki cirri khas
sehingga dapat diterima di dunia dan dipasarkan dengan maksud merangsang
pertumbuhan ekonomi dan memberikan kemudahan kepada investor. Yang menjadi
kendala kata Walikota adalah dalam pemberian izin pada pelayanan satu atap
masih ditangani instansi yang berbentuk badan sehingga sifatnya masih koordinasi.
Dicontohkan GSVL, dalam pengurusan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB), masih diurus ke Dinas Tata Kota. Begitu juga soal Amdal dan
Amdal Lalin, masih harus dikirm ke Badan Lingkungan Hidup dan Dinas
Perhubungan. “Jadi diusulkan semua izin-izin di eksekusi di kantor pelayanan
satu atap. Tapi yang terjadi kan, Pelayanan Satu Atap itu harus mengirim
izin-izin itu ke instansi-instasi tadi. Jadi saya bilang ke Pak Presiden, nanti
kita akan rumuskan bagaimana caranya,’’ tandas GSVL. (***)