
Ratahan,Jurnal- Sungguh ironis jika program swasembada
beras yang telah dicanangkan pemerintah tidak diikuti dengan tindakan.
Terbukti, lahan – lahan yang potensial untuk produksi padi hanya dibiarkan oleh
pemilik dan penggarap. Salah satunya di Desa Esandom Raya Kecamatan Tombatu
Timur.
Marten Ratu salah satu pengarap
kepada jurnalmanado.com mengakui
bahwa dirinya sudah kurun waktu 5 tahun terakhir, tidak tertarik lagi untuk
menanam Padi.
"Ya, memang sudah sejak 5
tahun terakhir ini saya sudah tidak pernah lagi bercocok tanam padi,"
Ujarnya.
Ia lebih memilih bekerja lain dibandingkan menanam padi.
Ia lebih memilih bekerja lain dibandingkan menanam padi.
"Lebih baik kerja menjadi
buruh harian saja atau yang lain, karena pengalaman yang saya rasakan selama
menanam padi kami merugi karena biaya yang kami keluarkan jauh lebih besar
ketika kami datang pada masa panen," keluh Ratu.
Ratu berharap pemerintah mencarikan solusi yang terbaik sehingga mereka (petani sawah) dapat bergairah lagi untuk bercocok tanam.
Ratu berharap pemerintah mencarikan solusi yang terbaik sehingga mereka (petani sawah) dapat bergairah lagi untuk bercocok tanam.
"Kalau memang betul-betul
pemerintah ingin swasembada beras harusnya berikan solusi kepada kami,
kasihankan hampir 30 ha areal persawahan yang ada di kampung kami sudah tidak
di garap lagi".tutupnya.(hari)