Iklan

April 24, 2015, 06:38 WIB
Last Updated 2015-04-24T13:38:25Z
Utama

Ini Data Pencucian Uang 'Kanjeng' Fuad


Fuad Amin Imron

Jurnal,Jakarta - Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha, melalui pesan singkat, beberkan aset milik 'Kanjeng' Fuad yang sudah disita tersebar di beberapa lokasi yakni Jakarta, Surabaya, Bangkalan, dan Bali.

Diantaranya 14 rumah dan unit apartemen diduga hasil pencucian uang Ra Fuad berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Aset lainnya yakni 70 bidang tanah berupa tanah kosong dan beberapa tanah dengan bangunan di atasnya, termasuk kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kabupaten Bangkalan, butik, dan toko milik istri Fuad.

"Lalu sebuah kondominium (dengan 50-60 kamar) di Bali," tulis Priharsa.

Fuad juga gemar menghamburkan duit haramnya untuk membeli kendaraan. Sejauh ini, penyidik KPK menyita 19 mobil diduga hasil pencucian uang ayah Bupati Bangkalan, Makmun Ibnu Fuad alias Ra Momon di beberapa lokasi yakni Jakarta, Surabaya dan Bangkalan.

Priharsa menambahkan, penyidik sampai hari ini sudah menyita duit milik Fuad sebesar Rp 250 miliar. "Sekitar Rp 234 miliar sudah berada dalam kas penampungan KPK, selebihnya masih dalam proses pemindahan," sambung Priharsa.

Ra Fuad dijerat dengan dua pasal pencucian uang. Yakni Pasal 3 Undang-Undang nomor 8 tahun 2010 tentang pemberantasan tindak pidana pencucian uang, dan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang nomor 15 tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 25 tahun 2003 tentang pemberantasan TPPU.

Hal ini merupakan pengembangan dari sengkarut suap jual beli gas di Bangkalan, Jawa Timur, sejak 2007. Selama tujuh tahun, KH. Fuad berhasil menutupi permainan liciknya sebelum KPK membongkarnya pada awal Desember 2014.

Atas dasar sengkarut itulah, Komisi Pemberantasan Korupsi akhirnya menetapkan KH. Fuad Amin Imron dan anak buahnya Abdur Ro'uf, serta Direktur PT Media Karya Sentosa (Media Energi) Antonio Bambang Djatmiko, dan Anggota TNI AL Kopral Satu Darmono sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi. Menurut KPK, gratifikasi atau pemberian itu terkait penyimpangan perjanjian jual beli gas buat Pembangkit Listrik Tenaga Gas di Gresik dan Gili Timur, Bangkalan.

Serah terima duit itu dilakukan di Jakarta. Yakni tepatnya di Gedung AKA di Bangka Raya, Jakarta Selatan, pada Senin (1 Desember 2014) siang. Gedung itu diketahui milik Fuad. Pemberinya adalah Antonio. Antonio menyerahkan duit sebesar Rp 300 juta kepada Ro'uf.(mdk)


.