Iklan

May 13, 2015, 16:29 WIB
Last Updated 2015-05-13T23:29:10Z
Olahraga

Taklukkan Real, si 'Nyonya Tua' Bakal Kuburkan Mimpi Barca

JM – Tradisi mendepak juara bertahan Piala/Liga Champion kembali di tunjukkan oleh ‘Laviola Signora’ julukan Club asal Italy. 

Real Madrid adalah buktinya.
Madrid yang berstatus juara bertahan disingkirkan Juve setelah hanya mampu main imbang 1-1 di leg kedua semifinal Liga Champions yang dihelat di Santiago Bernabeu, Kamis (14/5/2015) dinihari WIB.

Gol penalti Cristiano Ronaldo di babak pertama dibalas Alvaro Morata di babak kedua. Juve yang menang 2-1 di leg pertama lolos dengan agregat total 3-2 untuk menantang Barcelona di final 6 Juni mendatang.

Keberhasilan Juve menyingkirkan Madrid ini boleh dikatakan bukanlah sebuah kejutan mengingat klub asal Turin itu memang kerap jadi ganjalan bagi tim-tim juara bertahan. Menurut catatan Misterchip, sudah lima kali Juve mengalahkan juara bertahan Piala/Liga Champions di fase gugur atau final.

Tanyakan saja pada Madrid saat jadi juara bertahan di Liga Champions musim 2002/2003. Mereka juga dihentikan Juve di semifinal usai kalah agregat total 3-4 dan di final Juve takluk dari AC Milan melalui adu penalti.

Sebelum Madrid, ada juga Ajax Amsterdam yang ditumbangkan Juve di final 1995/1996 lewat adu penalti. Lalu Liverpool, juara Liga Champions 1983/1984, kalah di final semusim setelahnya dengan skor 0-1.

Aston Villa jadi juara bertahan pertama yang jadi korban, setelah klub asal Birmingham itu disingkirkanBianconeri di perempatfinal musim 1982/1983 dengan agregat total 2-5. Di musim itu Juve melaju ke final sebelum ditaklukkan Hamburg dengan skor 0-1.

Kenangan itupun tak lepas dari Penjaga gawang, Gianluigi Buffon. Menjalani final Piala Dunia bersama Italia di Olympiastadion Berlin dan jadi juara. Juni 2015, Buffon kembali ke stadion yang sama untuk lakoni final Liga Champions bersama Juventus.
Menariknya, lokasi digelarnya laga final nanti yakni di Olympiastadion, Berlin, punya ikatan spesial dengan Buffon.


Di stadion itulah dia memenangi Piala Dunia 2006 bersama Gli Azzurri. Sembilan tahun berselang, takdir membawanya kembali ke sana untuk menjalani final lain. Juve akan berhadapan dengan Barcelona di partai itu.

"Ini tampaknya sudah jadi takdir, tapi ini benar-benar berjalan sesuai yang kami harapkan. Meski demikian, kami tidak boleh ke sana untuk sekadar jadi turis," kata Buffon usai laga dengan emosional kepadaMediaset, sebagaimana dilaporkan Football Italia.

"Kami ada di sana untuk memainkan sebuah pertandingan yang berarti sangat besar untuk kami semua. Saya sungguh bangga dengan rekan-rekan setim, atas semua kerja keras yang telah kami lakukan dan perjalanan yang kami lewati."

"Anda tak sering mendapatkan kesempatan bermain di final Liga Champions. Jadi kami tidak boleh menjalaninya dengan setengah-setengah, kami harus mengerahkan segala upaya," imbuhnya seraya berlinangan air mata.(dtc)