Jurnal,Ratahan-Pupuk bersubsidi di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) ternyata tak mencukupi kebutuhan petani. Menurut data yang dirangkum, kebutuhan petani di Mitra sekira 2.975.950 kilogram per tahun. Sedangkan, persediaan pupuk di Mitra sekira 1.664.000 kilogram per tahunnya.
Menurut Andries Tiow salah satu petani di Desa Mundung Kecamatan Tombatu Timur dirinya saat ini sedang menunggu pupuk dari kelompok pertanian.
"Katanya akan diberikan pupuk (oleh kelompok). Saya sudah mengeringkan sawah, tujuannya untuk pemupukan. Tapi pupuknya belum juga diberikan,"ungkapnya.
Tiow mengaku, hingga saat ini dia belum pernah mendapat pupuk bersubsidi. "Saya biasa membeli pupuk dengan harga normal. Misalnya Urea, saya beli dengan harga Rp100 ribu per 50 kilogram. Phonska Rp120 ribu per 50 kilogram. Serta SP36, Rp125 ribu per 50 kilogram. Saya tidak tahu tentang pupuk bersubsidi yang katanya diberikan pemerintah,"tuturnya.
Magdalena Manawan salah satu agen pupuk bersubsidi di Mitra mengaku, hingga saat ini tidak ada kesulitan terkait pupuk bersubsidi di Mitra.
"Pernah kesulitan, tapi waktu pengerjaan proyek di jalan gunung potong di Desa Pangu. Selain itu belum pernah," ujar Manawan.
Kebutuhan petani, lanjutnya, tidak menentu.
"Kalau habis, baru dipesan kembali kepada distributor. Yang sering dibeli adalah pupuk jenis urea dan phonska. Begitu juga dengan SP36," akunya, sembari menambahkan, harga yang di patok pun, sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang diberikan pemerintah.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Elly Sangian, ketika dikonfirmasi tidak menampik terkait kebutuhan petani akan pupuk lebih tinggi dibanding dengan suplai pupuk di Mitra.
"Memang pupuk bersubsidi di Mitra masih kurang," akunya.
Dia juga menambahkan, untuk memperoleh pupuk bersubsidi, harus menyertakan Rencana Definitif Kebutuhan Pokok (RDKK).
"Bagi yang tidak memilikinya, tidak boleh menerima pupuk bersubsidi," jelas Sangian.
Dia pun menambahkan, untuk petani yang membutuhkan bibit pertanian, namun tak terorganisir dalam kelompok tani, boleh mengajukan permohonan dinas pertanian.
Ketika dikonfirmasi tentang suplai pupuk bersubsidi di Mitra, Kepala Bagian Perekonomian Budi Raranta mengatakan, pupuk bersubsidi di Mitra berdasarkan permintaan petani.
"Jika kurang, harus ada perubahan data luas lahan atau data jumlah komoditas pertanian," tambahnya.(hari)