
![]() |
Walikota Manado GS Vicky Lumentut |
Jurnal,Manado – Kenapa 8 Program
?’ inilah alasannya.
Cikal bakal lahirnya 8 Program
tersebut, didasarkan pada kebutuhan masyarkat.
“Kebutuhan-kebutuhan masyarakat ini juga
didasari pada beberapa pengalaman pribadi saya, melihat beberapa kondisi yang
terjadi di Manado ini,”kenang Walikota Manado GS Vicky Lumentut.
Alhasil, 8 program pro rakyat
tersebut disusun GSVL saat sedang di pesawat dalam perjalanan pulang ke Manado
dari Jakarta. “Saya waktu itu sendirian, sehingga bisa fokus dalam menyusun
program-program ini. Tidak ada waktu lagi, karena malamnya program-program
tersebut harus dimasukkan ke dewan (Dekot Manado, red) melengkapi visi dan misi
untuk pemaparan besoknya,” beber Ketua Apeksi ini.
Maka dalam kurun waktu di pesawat
itu, lahir 8 program tersebut. GSVL kemudian menjelaskan filosofi ke-8 program
tersebut. Program kesehatan gratis lewat UC menjadi yang pertama lantaran
kesehatan dinilai sebagai fondasi utama untuk mengsejahterakan masyarakat.
“Kalau kita tidak sehat,
bagaimana kita bisa memaksimalkan kerja kita?” begitu kata suami tercinta Ny
Paula Lumentut-Runtuwene ini.
Program yang kedua adalah PBL.
Menurut GSVL, ada 3 hal yang bisa dicapai dengan program ini. Pertama, untuk
keseimbangan pembangunan di wilayah Manado Utara, Manado Tengah, dan Manado
Selatan. Karena selama ini warga di wilayah Manado Utara selalu mengeluh
pembangunan selalu diarahkan ke area Manado Tengah dan Manado Selatan. Kedua, agar
warga selingkungan bisa solid, karena lewat PBL mereka bisa sama-sama bekerja
sehingga tercipta kebersamaan di antara mereka. Dan ketiga, warga bisa lebih
menghargai program yang mereka susun dan kerjakan bersama ketimbang proyek yang
dilaksanakan pemerintah.
“Karena program ini langsung
menyentuh kebutuhan mereka,” katanya.
Program selanjutnya dana duka,
didasari pengalamannya waktu menjabat Sekkot Manado. “Waktu itu saya melayat di
sebuah rumah duka. Ketika saya tanya kapan penguburannya, pihak keluarga
mengatakan belum tahu, karena mereka masih menunggu terkumpulnya dana untuk
biaya penguburan. Hal ini membekas dalam diri saya, betapa masih banyak warga
yang belum bisa membiayai penguburan keluarganya karena ketiadaan dana. Untuk
itu saya kemudian memasukkan program dana duka, dengan harapan tidak ada
penderitaan seperti ini di Kota Manado. Saya nilai uang sebesar Rp2,5 juta
sudah mencukupi untuk biaya penguburan yang layak,” papar GSVL.
Selanjutnya ada program
meningkatkan honor petugas kebersihan menjadi Rp2 juta perbulan. “Program ini
didasari misi kami di bidang pariwisata. Logikanya, jika ingin menjadi kota
tujuan pariwisata, maka kotanya harus bersih. Untuk itu, honor para petugas
kebersihan harus dinaikkan supaya mereka bisa lebih termotivasi dalam bekerja.
Dan hasilnya Kota Manado menjadi relatif lebih bersih, sehingga pemerintah
pusat mengapresiasinya dengan Piala Adipura,” jelas GSVL.
Memberikan insetif bagi para
Rohaniawan menjadi program berikutnya. Menurut GSVL, ini penting untuk
dilakukan demi suksesnya program-program yang dijalankan Pemkot Manado. “Saya
melihat warga Manado sangat menghargai rohaniwan mereka masing-masing. Karena
itu, para rohaniwan memegang peranan penting, karena juga membantu pemerintah
dalam sosialisasi dan motivasi untuk mendukung program-program pemerintah,”
ungkap pria yang aktif pelayanan kerohanian di GMIM Perak Sorong Pakowa sejak
tahun 1990, baik sebagai Penatua Anak Sekolah Minggu mau pun Penatua Pria Kaum
Bapa ini.
Berikutnya adalah program
peningkatan kesejahteraan Pala. “Ini memang bukan program baru, namun saya
merasa perlu meningkatkan kesejahteraan Pala-Pala di Manado ini. Saya melihat
Rp1 juta masih terlalu kecil dibanding kerja dan tanggung jawab mereka, untuk
itu saya membuat program untuk meningkatkan upah mereka,” tegas GSVL.
Selanjutnya ada program bantuan
pendidikan bagi siswa yang kurang mampu.“Ini didasarkan pengamatan saya
terhadap ketimpangan pendidikan yang terjadi di Manado. Saya berharap dengan
adanya bantuan ini, siswa kurang mampu bisa terbantu dan mendapatkan kesempatan
yang sama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,” harap intelektual yang
menyelesaikan pendidikannya hingga ke strata tiga (S3) ini.
Dan program terakhir adalah
kenaikkan tunjangan kerja bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).“Waktu itu saya
melihat tunjangan yang didapat belum cukup, sehingga harus ditingkatkan agar
para PNS lebih termotivasi,” terang mantan Sekkot Manado ini.
Dan 8 program ini kemudian sukses
dan mendapat respon positif dari masyarakat Manado.“Saya berterima kasih kepada
warga Manado yang telah berpartisipasi dan mendukung program-program kami.
Melihat tingginya animo warga untuk memanfaatkan program-program ini, saya
terus mengevaluasi untuk menyempurnakan program-program ini agar lebih
bermanfaat dan menyentuh seluruh warga Manado. Sebab itu dalam beberapa dialog
dan kunjungan saya ke beberapa wilayah di Manado ini, saya meminta masukan dari
warga untuk membuat program-program ini lebih baik ke depan. Bisa ada
penambahan progam lain, bisa juga ada pengelompokan program biar lebih fokus,”
tandas Walikota yang juga sebagai Calon Walikota periode 2015 - 2020.(man)