
![]() |
Joberth Mumek dan Jimmy Tindi foto bersama usai melakukan pertemuan dengan Forward |
Jurnal, Manado- Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah yang
dirasakan Joberth Mumek. Pasalnya, ingin mengais rejeki di tanah sebrang
tepatnya di Arab Saudi medio oktober 2014 justru mendapat perlakukan buruk dari
perusahaan yang mempekerjakannya. Kembali ke tanah air pada akhir 2015 untuk
berjuang mendapatkan haknya yang dikebiri selama ia bekerja di perusahaan arab
saudi, malah diterpa isu kalau dirinya adalah kelompok Islamic State of Irak
and Syria (ISIS) di Kota Tomohon.
“Saya bukan anggota ISIS, nama
saya Joberth Mumek dan bekerja di Arab Saudi sebagai oprator alat berat. Saya
baru sampai di Kota Manado dan akan melakukan klarifikasi terhadap pernyataan Penjabat
Gubernur Soni Sumarsono kepada saya,” tegas Mumek, saat bertandang di ruangan
pers Forum Wartawan DPRD (Forward) Sulut, kamis sore (07/01/2016).
Mumek yang didampingi aktivis HAM
Jimmy Robert Tindi menceritakan kronologi dirinya merantau ke negeri orang,
berangkat di Arab Saudi sejak Oktober Tahun 2014 dan bekerja di salah satu
perusahaan sebagai operator alat berat bukan sebagai sopir, namun gaji yang
didapat tidak sesuai dengan tanda tangan kontrak. Sebab itu, pada pertengahan
2015 di Arab Saudi dan di Jakarta sedang menuntut hak yang tidak sesuai yang
dijanjikan. “Tapi, sangat disayangkan mendapat kabar dari keluarga di Tomohon
bahwa saya sebagai anggota ISIS. Karena sibuk dengan mengurus hak saya di
Jakarta dan di Arab Saudi maka baru mendapat kesempatan di 2016 datang kembali di Sulut untuk
mengklarifikasi tentang dugaan saya sebagai anggota ISIS,” ujar dia.
Lanjut Mumek, adanya hal tersebut
membuat cemas keluarga, bahkan informasi dari keluarga di Tomohon, dimana
sempat beberapa kali datang orang-orang yang tidak dikenal dan meminta foto.
Bahkan di Kota Tomohon sudah heboh mengenai hal ini. “Ini sangat merugikan saya
dan keluarga, nama baik sudah tercemar di Kota Tomohon bahkan di Sulut dan
Indonesia sendiri. Tujuan datang kembali ke Sulut untuk mengklarifikasi ke pak
Sumarsono tentang pernyataan dugaan anggota ISIS dan meminta memulihkan nama
baik saya dan keluarga, sebab itu meminta juga bantuan ke DPRD Sulut untuk
perlindungan,” jelas dia.
Sementara, Jimmy Tindi
berpendapat, Sebagai Pj Gubernur Pak Soni Sumarsono terlalu terburu-buru dan
over dalam menyikapi sesuatu. Lihat saja soal oknum yang diduga anggota ISIS
ditemukan di Kota Tomohon, padahal saat diselediki Joberth Mumek alias Adolf
bukanlah anggota ISIS. “Kami menilai Gubernur Sumarsnono asal ‘bunyi’ (Asbun)
dan provokatif dalam merespon hal ini,” tegas Tindi.
Tindi menjelaskan, saat ini yang
diduga oleh Sumarsono sebagai ISIS telah ada di Sulut dan baru sampai hari ini
di Bandara Sam Ratulangi Manado, dan langsung ke DPRD Sulut untuk meminta
perlindungan. “Saya akan mendampingi beliau dan akan menuntut pernyataan
Sumarsono terkait dugaan ISIS. Adapun tuntutan yang pertama mengembalikan nama
baik pak Mumek dan Keluarga di Kota Tomohon bahkan di Sulut sendiri. Di DPRD
Sulut juga akan meminta perlindungan karena pak Mumek adalah Warga Negara
Indonesia, juga warga Sulut,” jelas dia.
Tindi menambahkan, sangat
berharap kiranya pak Sumarsono jangan asal-asalan menyikapi satu isu apalagi
mengenai ISIS dan di bombardir di Provinisi Sulut, jangan mengacaukan provinsi
Sulut sendiri. Belajarlah dari kejadian ini, kasihan keluarga pak Mumek resah
di Kota Tomohon karena berita sudah tersebar luas di masyarakat Kota Tomohon.
“Setelah dari DPRD Sulut akan mengklarifikasi langsung terkait dugaan pak Mumek
sebagai anggota ISIS di Arab Saudi. Dan akan memberikan tuntutan terkait nama
baik pak Mumek dan keluarga,” tandas Tindi.(bin)