
Jurnal,Manado-Puluhan wartawan yang tergabung dalam Forum
Wartawan DPRD (Forward) Sulut dan Aliansi Jurnalis Independent (AJI) menggelar
aksi damai menyikapi pemadaman listrik yang terjadi di Sulut, Senin (18/01/2016).
Aksi damai
diawali di kantor DPRD Sulut, sempat dibuat kecewa karena tak ada legislator
yang ingin menerima aspirasi. Komisi tiga yang menjadi mitra kerja PLN
Suluttenggo pun tak ada ditempat.
Setelah
menunggu lama, anggota DPRD Komisi IV, Fanny Legoh akhirnya menerima para insan
pers ini di ruang rapat I didampingi langsung kabag humas Sekretariat DPRD,
Thersia Sundah dan kasub Humas, Harold Lumempouw SH MH.
“Kami ingin
bertanya dimana peran DPRD saat masyarakat menderita, masyarakat mengeluh soal
pemadaman listrik yang terjadi selama 30-an jam. Dimana legislator terhormat
yang mengaku sebagai wakil rakyat. Harusnya mereka peduli dengan keluhan
warga,”tanya puluhan wartawan.
“Kenapa DPRD
tidak pernah peduli soal pemadaman listrik. Kenapa DPRD tidak pernah memanggil
hearing pihak PLN padahal soal ini sudah dikeluhkan warga sejak bulan
November-Desember tahun 2015. Yang aneh,
justru ada anggota DPRD yang seakan-akan menjadi juru bicara atau humas PLN
dengan menyebarluaskan konfirmasi dari,”sambung Lynvia Gunde, wartawan harian
Metro.
Selain
wartawan, aksi damai ini mendapat dukungan penuh dari mantan anggota DPRD, John
Dumais.
Menurut
ketua Komisi I periode 2009-2014 itu, aksi damai dari Forward dan AJI patut
diberi apresiasi. “Ini adalah inisiatif wartawan dan sungguh luar biasa, mereka
ingin menyuarakan keluhan masyarakat soal pemadaman listrik. Ini patut
diapresiasi dan dicontohi, makanya saya tergerak untuk ikut aksi bersama,”ujar
Dumais.
Sekretaris
Komisi IV, Fanny Legoh menyampaikan terima kasih atas kepedulian rekan-rekan
wartawan terkait pemadaman listrik. Dirinya berjanjii akan menyampaikan
berbagai aspirasi kepada rekan-rekan anggota DPRD dan pimpinan Dewan.
“Memang
teman-teman anggota dewan sedang bekerja di luar kantor. Saya pastikan akan
sampaikan aspirasi wartawan. Kami akan mengupayakan adanya agenda hearing
dengan PLN, bahkan, akan dibuat lintas komisi atau hearing gabungan. Kalau
perlu kami undang penjabat Gubernur untuk hadir bersama saat hearing,”janji
Legoh sembari menyesalkan adanya oknum anggota DPRD yang terkesan membela PLN
sekaligus menjadi humasnya PLN.
Usai
menerima aspirasi wartawan, Legoh tetap bersama Forward dan AJI dan John Dumais
menuju kantor PLN Suluttenggo di bilangan Bethesda untuk menlanjutkan aksi
damai.
Disana, para
wartawan diterima langsung oleh GM PLN Suluttenggo, Baringin Nababan disalah
satu ruang rapat yang diterangi lampu dan sejuknya ruangan karena ber-AC.
Berbagai aspirasi dan pertanyaan dari wartawan disampaikan terkait pemadaman
listrik.
“Pak GM,
kapan mundurnya, soalnya pernyataan dan janji-janji PLN tidak pernah
ditepati,”tanya wartawan, yang dalam aksii kemarin membawa lilin sebagai simbol
mati lampu.
GM PLN,
Baringin Nababan sendiri sempat menjelaskan terjadinya BlackOut yang terjadi
sehingga pemadaman sejak Sabtu siang. Soal antisipasi blackout, Nababan mengaku
masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki PLN masih sangat kurang. “Di
Sumut terjadi Blackout, tapi enam jam sudah selesai diperbaiki, tapi di Sulutu
yang notabene lebih mudah justru sangat lama kami akui, SDM kami masih kurang
dan lemah,”kata Nababan. Soal pengunduran diri, Nababan menyatakan akan mundur
setelah pekerjaannya memperbaiki dan menyediakan kebutuhan listrik sesesai.
“Setelah pekerjaan saya selesai dan tentunya atas perintah direksi pusat, saya
akan taat,”pungkasnya.(bin)