
Jurnal,Ratahan - sebagai bentuk untuk
memperingati hari Paskah bagi Jemaat
Gereja Masehi Injili Di Minahasa (GMIM) yang ada di Minahasa Tenggara (Mitra)
khususnya jemaat Moria Towuntu , Panitia Hari-Hari Raya gerejawi (HRG) yang
dikordiner oleh Komisi Pelayanan kategorial (Kompelka) Pemuda ,menggelar
berbagai lomba seperti Lomba Lampion dan pondok Paskah untuk 20 kolom yang ada.
kemeriahan paskah sangat terlihat di
Lapangan Towuntu Timur, yang menjadi lokasi pusat kegiatan lomba, dimana
seluruh jamaat bahu membahu mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan
mulai dari membuat lampion dan pondok paskah.
Ketua Panitia HRG, David Losung
mengatakan, dengan adanya lomba lampion dan pondok paskah membuat makna paskah
semakin terasa untuk jemaat yang ada " dengan ransangan berupa lomba yang
digelar jemaat bisa lebih merasakan akan apa arti penderitaan Yesus Kristus
untuk menebus Dosa umat manusia"ujarnya, kemarin.
Lanjutnya mengenai kriteria lomba,
bukan hanya bagaimana keindahan dari lampion dan pondok paskah,tetapi juga
dilihat dari pemberian diri dari jemaat kolom yang ada dalam mengambil
bagian" Lomba kali ini bukan hanya melihat dari seberapa mewahnya dan
berapa jumlah uang yang kolom
keluarkan untuk pondok dan lampion yang
kolom-kolom buat tetapi bagaimana kerja sama dan turut ambil bagiannya seluruh
anggota kolom disaat penilaian" ucapnya.
Losung juga mengatakan Selain
melombakan lampion dan taman paskah, panitia HRG juga menggelar berbagai lomba
dalam rangka paskah, mulai lomba vollyball, sepak bola mini, serta lomba kupas
kelapa, dan lari karung, dan juga lomba olahraga tradisional lainnya yang juga
di pusatkan di lapangan Towuntu Timur,"selain lomba tersebut ada juga
beberapa lomba lainnya yang sudah kami gagas untuk memperingati paskah, sebelum
pada hari puncak perayaan paskah nantinya"tuturnya
Sementara ketua Badan Pekerja Majelis
Jemaat (BPMJ) Moria Towuntu, Jein Kimbal Mangkey, mengatakan, kegiatan seperti
ini harus setiap tahunnya dilaksanakan, apalagi sebagai bentuk penghayatan kita
akan pengorbanan kristus di kayu salib menebus Dosa-dosa umat manusia,"
ini salah satu cari bagaimana kita sebagai umat percaya memaknai akan makna
paskah yang ada" terang kimbal.
Dirinya juga mengatakan, dalam
perlombaan ini tak haruslah semua serba mewah, melainkan keselarasan yang harus
diperlihatkan, dan bagaimana kekompakan dari jemaat yang ada di kolom
masing-masing," banyak yang berlomba menampilkan yang paling glamour,
namun itu tentu sudah keluar dari makna paskah, yang kita lihat tentu bagaimana
jemaat bisa bersatu dibawah komando dari pelsus yang ada dimasing-masing
kolom"ungkapnya.
Di Mitra, sendiri semarak paskah
memang sudah begitu terlihat, selain jemaat Moria Towuntu ada juga
jemaat-jemaat yang lain yang sudah menampilkan ornamen paskah, baik didepan
rumah, maupun dibuatkan taman dan pondok paskah, meski ada juga beberapa lokasi
yang belum terlihat sama sekali menampilkan ornamen paskah,bahkan sesuai info
yang didapat, tidak menampilkan ornamen paskah dikarenakan memang dijemaat
tersebut tidak diperlombakan, tinggal bagaimana para jemaat sendiri berkreasi.(hak)