Iklan

May 14, 2016, 03:06 WIB
Last Updated 2021-01-21T13:25:33Z
Politik

Bangun Infrastruktur Jalan dan Bangunan. Pendidikan Terbengkalai?


Ilustrasi.

Jurnal, Manado - Perubahan  yang dibutuhkan masyarakat Sulut bisa dikatakan jauh panggang dari api. Mengapa tidak. Disaat pemerintah dengan 

semangatnya membangun infrastruktur jalan dan bangunan, justru infrastruktur pendidikan terperosok. Ini disebabkan karena aturan perundang-undangan bahwa 20 persen dari APBD untuk pendidikan belum terealisasi, Bahkan, sesuai informasi yang berhasil dirangkum, pengalokasian anggaran untuk pendidikan belum mencapai 5 persen. Alhasil Tahun 2015 Sulut cetak 966 anak putus sekolah dari total 487.705 siswa.

Seperti yang dikatakan James Karinda, Salah satu Anggota DPRD Sulut beberapa waktu lalu, pendidikan di Sulut belum sukses. “Ini karena dana yang disiapkan di APBD hanya berkisar 6 persen atau di bawahnya lagi. Seharusnya, anggaran untuk pendidikan sesuai undang-undang itu 20 persen dari ketersediaan anggaran,” ujar Ketua Komisi 4 bidang Kesra ini.

Bahkan sebelumnya, Jems Tuuk juga Anggota DPRD Sulut mengecam keras Dinas Pendidikan Provinsi Sulut yang menciptakan program belajar ke luar negeri sedangkan masih banyak siswa yang putus sekolah dengan alasan keterbatasan ekonomi.

“Untuk apa ke luar negeri, sedangkan saat ini ratusan anak putus sekolah. Sebaiknya anggaran tersebut disediakan untuk anak-anak yang orang tuanya tidak mampu,” ucap Legislator dari dapil Bolmong ini.

Ditambahkan pula oleh Tuuk, pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan megah bukanlah tolak ukur majunya satu daerah.

Bukan hanya itu, Denny Sumolang pun menilai saat ini banyak pelajar harus menempuh jarak yang sangat jauh ke sekolah, sementara tidak ada biaya transport.
Sedangkan Kadis Pendidikan Sulut, Gemmy Kawatu berujar bahwa akan mensuport ketersediaan 20 persen untuk pendidikan. “20 persen pengalokasian anggaran untuk pendidikan memang sesuai undang-undang, dan untuk tahun kedepan kami akan mengusahakannya. Memang untuk beberapa kabupaten/kota pengalokasian 20 persen belum terpenuhi,” terang Kawatu menutup percakapan waktu lalu.(bin)