"Bantuan
kursi roda untuk konstituen yang kebetulan warga jemaat gereja Kalasey, tetapi
itu semua adalah bantuan dari Tuhan yang dititipakan melalui saya,"ujar
legislator lowprofile ini, Senin (29/08/2016).
Selain reses
di Kalasey, politisi Golkar ini menggelar reses di desa Tateli, warga di Desa
Tateli III mengeluhkan kurangnya air bersih dikarenakan adanya kegiatan
eksploitasi hutan batu di daerah tersebut, bahkan tak tanggung-tanggung
kegiatan ekploitasi batu tersebut berdiri diatas daerah aliran sungai. Tidak
hanya itu perusahaan tersebut juga menolak warga desa untuk bisa bekerja di
perusahaan tersebut.
"Warga
juga mengeluhkan soal Desa Tateli III
terkenal dengan air bersih, tapi saat ini hampir 50 persen masyarakat tidak
bisa menikmati lagi air bersih karena adanya eksploitasi hutan batu di desa
Tateli dan rata-rata berdiri di seputaran aliran sungai. Bahkan ada perusahaan
yang berdiri di tengah aliran sungai. Selain itu, perusahaan tersebut tidak
lagi menggunakan tenaga kerja setempat dan menolak masyarakat setempat untuk
bisa mengais rejeki di daerah itu,"ungkap Inggrid.
Selain
mengeluhkan permasalahan tersebut warga desa juga mengeluhkan beberapa hal yang
mendasar seperti belum meratanya pembangunan infrastruktur di desa Minahasa
Barat (Minbar), masalah belum meratanya pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS),
sampai dengan masalah pendidikan.
" Apa
yang menjadi keluhan dan permintaan bapak dan ibu, akan saya perjuangkan meski
itu bukan bagian dari komisi saya, tapi akan saya sampaikan ke teman-teman di
parlemen karena itu memang menjadi kewenangan provinsi. Begitu juga dengan
permasalahan lainnya,” pungkasnya.(bin)