Dialog asistensi dalam rangka penguatan Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba di Instansi Swasta |
Jurnal,Manado - Ini tentunya
harus menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat. Menyusul, data yang dibeber
Kepala Badan Nasrkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulut Drs Charles H Ngili MH
menyebutkan, pangsa pasar yang kini menjadi sasaran pengedar narkoba adalah
murid Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-Kanak (TK).
“Dalam
analisis memang pangsa pasar yang kini jadi sasaran pengedar narkoba adalah
murid SD dan TK. Alasannya, karena pemakai dewasa diprediksi pada 10 tahun
mendatang, sudah meninggal dunia atau menjadi gila,”ungkapnya dalam dialog
asistensi dalam rangka penguatan pembangunan berwawasan anti narkoba di instansi
swasta, Rabu (09/11/2016) sore di kantor BNNP di jalan 17 Agustus Manado.
Menariknya
ungkap mantan Wakapolda Sulut tersebut, diduga kuat pengedar narkoba dalam
mengedarkan barang laknat tersebut, dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi
sangat menarik dan disukai anak-anak, yakni berupa permen atau gula-gula.
“Memang
sempat beredar issu seperti itu, tapi setelah diteliti melalui BPOM ternyata
negative. Namun demikian tetap harus waspada,”ingatnya seraya mewanti-wanti
peran orang tua murid sangat berarti dalam pengawasan anak usai pulang sekolah.
Disisi lain,
kata dia, selang 7 tahun terakhir ini peredaran narkoba di Indonesia mengalami
trend peningkatan. Karenanya Indonesia saat ini masuk kategori darurat narkoba.
Sebab akhir-akhir ini hasil tangkapan aparat terungkap, bukan lagi bercerita
kilogram melainkan sudah mencapai ton. Meski bahan bakunya berasal dari luar
negeri, namun di produksi dalam Indonesia.
Sementara
untuk Sulut sendiri terang Kepala BNNP Sulut, kurang-lebih 42 ribu orang
pengguna narkoba. Dampak secara nasional kisaran 40-50 orang meninggal dunia
setiap tahun akibat narkoba. Belum lagi yang putus sekolah dan menjadi gila.
Disebutkan,
saat ini ada 644 jenis narkoba kemasan baru di dunia. Dan di Indonesia telah
beredar sekitar 46 jenis narkoba kemasan baru.
“Untuk
Sulut, yang diawasi adalah melalui darat, laut dan udara. Yakni, di bandara
Samratulangi, pelabuhan Bitung dan daerah perbatasan Bolmong serta daerah
kepulauan yang berbatasan dengan Negara Philipina,”jelasnya.
Solusinya
ingat dia, galakan pegiat anti narkoba mulai dari tingkat desa, kelurahan,
lingkungan kerja, dan sekolah.”Kalaupun kedapatan ada salah satu anggota
keluarga yang terlibat narkoba segera bawa ke kantor BNNP untuk direhabilitasi
atau jika mengetahui adanya sesuatu yang menjurus pada narkoba, silahkan beritahukan
melalui call center (0431-843444),”sarannya.
Kepala BNNP
Sulut sendiri mengaku telah mengusulkan ke Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE
untuk pengadaan 10.000 unit alat tes urine. Dan sudah 1000 unit yang
terealisasi. “Diimbau juga pada bupati dan walikota se Sulut untuk terus
mengkampanyekan anti narkoba di daerahnya masing-masing,”ingatnya.(man)