Iklan

November 9, 2016, 06:23 WIB
Last Updated 2016-11-09T14:23:38Z
Dinamika

Anak SD Jadi Sasaran Empuk Bandar Narkoba


Dialog asistensi dalam rangka penguatan Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba di Instansi Swasta

Jurnal,Manado - Ini tentunya harus menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat. Menyusul, data yang dibeber Kepala Badan Nasrkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulut Drs Charles H Ngili MH menyebutkan, pangsa pasar yang kini menjadi sasaran pengedar narkoba adalah murid Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-Kanak (TK).

“Dalam analisis memang pangsa pasar yang kini jadi sasaran pengedar narkoba adalah murid SD dan TK. Alasannya, karena pemakai dewasa diprediksi pada 10 tahun mendatang, sudah meninggal dunia atau menjadi gila,”ungkapnya dalam dialog asistensi dalam rangka penguatan pembangunan berwawasan anti narkoba di instansi swasta, Rabu (09/11/2016) sore di kantor BNNP di jalan 17 Agustus Manado.

Menariknya ungkap mantan Wakapolda Sulut tersebut, diduga kuat pengedar narkoba dalam mengedarkan barang laknat tersebut, dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sangat menarik dan disukai anak-anak, yakni berupa permen atau gula-gula.

“Memang sempat beredar issu seperti itu, tapi setelah diteliti melalui BPOM ternyata negative. Namun demikian tetap harus waspada,”ingatnya seraya mewanti-wanti peran orang tua murid sangat berarti dalam pengawasan anak usai pulang sekolah.

Disisi lain, kata dia, selang 7 tahun terakhir ini peredaran narkoba di Indonesia mengalami trend peningkatan. Karenanya Indonesia saat ini masuk kategori darurat narkoba. Sebab akhir-akhir ini hasil tangkapan aparat terungkap, bukan lagi bercerita kilogram melainkan sudah mencapai ton. Meski bahan bakunya berasal dari luar negeri, namun di produksi dalam Indonesia.

Sementara untuk Sulut sendiri terang Kepala BNNP Sulut, kurang-lebih 42 ribu orang pengguna narkoba. Dampak secara nasional kisaran 40-50 orang meninggal dunia setiap tahun akibat narkoba. Belum lagi yang putus sekolah dan menjadi gila.

Disebutkan, saat ini ada 644 jenis narkoba kemasan baru di dunia. Dan di Indonesia telah beredar sekitar 46 jenis narkoba kemasan baru.

“Untuk Sulut, yang diawasi adalah melalui darat, laut dan udara. Yakni, di bandara Samratulangi, pelabuhan Bitung dan daerah perbatasan Bolmong serta daerah kepulauan yang berbatasan dengan Negara Philipina,”jelasnya.

Solusinya ingat dia, galakan pegiat anti narkoba mulai dari tingkat desa, kelurahan, lingkungan kerja, dan sekolah.”Kalaupun kedapatan ada salah satu anggota keluarga yang terlibat narkoba segera bawa ke kantor BNNP untuk direhabilitasi atau jika mengetahui adanya sesuatu yang menjurus pada narkoba, silahkan beritahukan melalui call center (0431-843444),”sarannya.

Kepala BNNP Sulut sendiri mengaku telah mengusulkan ke Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE untuk pengadaan 10.000 unit alat tes urine. Dan sudah 1000 unit yang terealisasi. “Diimbau juga pada bupati dan walikota se Sulut untuk terus mengkampanyekan anti narkoba di daerahnya masing-masing,”ingatnya.(man)