Gubernur saat memberikan sambutan dalam acara sarasehan Pers Daerah |
Jurnal,Manado - Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey
SE mengakui di era digitalisasi saat ini media online mengalami perkembangan
yang begitu pesat seakan menggeser keberadaan media cetak dan media penyiaran.
Pengakuan orang nomor satu di Sulut ini disampaikan saat membuka Sarasehan Pers
Daerah yang digelar Dewan Pers di Hotel Novotel Manado, Kamis (03/11/2016).
Gubernur saat menerima buku dari Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo |
Kegiatan
yang bertemakan "Tantangan Pers Indonesia di Era Digitalisasi" ini
menurut Dondokambey, media online bersifat update, real time, praktis serta
lebih murah dan memiliki jangkauan yang lebih luas. Selain itu dalam
penyajiannya mampu menyertakan unsur-unsur multimedia untuk mendukung pemberitaan
sekaligus bersifat interaktif.
Namun
sebaliknya walaupun memiliki keunggulan pada prakteknya media online dipandang
sering memberikan konsekuensi negatif. Salah satunya yang paling umum adalah
kecepatannya dalam menghadirkan berita yang tidak disertai dengan prinsip
kehati-hatian dan kurang verifikatif sehingga informasi yang diberikan kurang
akurat bahkan tidak jarang keliru sama sekali. Hal ini tentunya membawa dampak
negatif kepada masyarakat sehingga jelas turut melanggar UU Pers dan Kode Etik
Jurnalistik, urai Dondokambey.
Peserta yang mengikuti sarasehan dewan pers |
Sementara
Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo menyebutkan, saat ini jumlah media di
tanah air ada sekitar 43 ribu lebih, namun yang lolos verifisasi hanya 211
media, termasuk media online.
Selain itu
kita mengenal ada 3 jenis media/wartawan yaitu media profesional, partisan dan
media abal-abal. Prasetyo menjelaskan media profesional yaitu media yang
memiliki kantor redaksi, mempunyai karyawan pers yang telah lulus sertifikasi
uji kompetensi dari Dewan Pers dan memiliki enam kantor perwakilan (biro),
kemudian media partisan yaitu media yang hanya hadir ketika ada momen-momen tertentu seperti ajang
pilkada untuk kepentingan partai, sedangkan media abal-abal merupakan media yang tidak jelas karena tidak memiliki
kantor redaksi serta tidak memiliki karyawan pers, tugasnya hanya
menakut-nakuti sumber berita, kata Presetyo.
anggota Dewan Pers Dr Sinyo Harry Sarundajang, saat menyampaikan sambutan selamat datang |
Sebelumnya
anggota Dewan Pers Dr Sinyo Harry Sarundajang, saat menyampaikan sambutan
selamat datang mengungkapkan, Sulut bersyukur karena sarasehan kali ini boleh
di gelar di Manado, Sarasehan ini akan mengevaluasi dampag digitalisasi media
dan keberadaan media online diaerah. Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya
penegakan standar perusahaan pers serta meningkatkan profesionalitas pers
daerah, sebagai komitmen implementasi UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers dan
Kode Etik Jurnalistik, sebut mantan Gunernur Sulut dua periode ini. Turut hadir
Kapolda Sulut Irjen Wilmar Marpaung SH, Walikota Bitung Max Lomban, Karo
Pemerintahan dan Humas Dr Jemmy Kumendong MSi, Kapen Rem Mayor Fathan Ali,
wartawan serta Kabag Humas se-Sulut.(adv)