Iklan

August 7, 2019, 19:49 WIB
Last Updated 2019-10-11T02:49:42Z
Dinamika

Mokalu Hadiri Diskusi Kebijakan Penanganan Sampah Laut di Aula Rektorat Unsrat

Jurnal Manado – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado Tresye Mokalu menghadiri Diskusi Kebijakan Penanganan Sampah Laut (Marine Debris) yang dilaksanakan di Aula Rektorat Universitas Sam Ratulangi Manado, dengan pelaksana kegiatan Pusat Kajian Kebijakan Strategis yang bekerjasama dengan Universitas Sam Ratulangi Manado.

Diskusi ini dibuka oleh Plt. Kepala Pusat Kajian Kebijakan Strategis Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bapak Ir. Gatot Soebiantoro, M.Sc yang didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Grevo S. Gerung, M.Sc. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari beberapa Narasumber dengan judul Dampak Sampah Laut versus Nilai Ekonomioleh Direktur Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Strategi Penanganan Sampah Sungai dan Pesisir (Implementasi Perpres No.83/2018) oleh Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut Kementrian LHK, Implementasi Penanganan Sampah Laut Diwilayah Taman Nasional Bunaken oleh Kepala Balai Taman Nasional Bunaken, Penanganan Sampah di 5 (lima) sungai yang melalui Kota Manado Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado, Dukungan TNI AL Terhadap Penangan Sampah Laut oleh Komandan Lantamal VIII Manado dan Peran Bank Sampah di Kota Manado oleh Komunitas Bank Sampah. Dalam sesi ini Pembantu Rektor Bidang Perencanaan Penganggaran dan Kerjasama bertindak sebagai Moderator.

Dalam pemaparan para narasumber mengangkat beberapa permasalahan seperti bahwa sampah yang mengancam Taman Nasional Bunaken 80 persen berasal dari daratan, belum adanya keinginan dan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah, dukungan para pihak dalam pengelolaan sampah berkelanjutan, 5 sungai yang mengalir melintasi Kota Manado menjadi sumber sampah di Laut, Penerapan sanksi sesuai amanat aturan perundangan, sarana dan prasarana penunjang pengendalian sampah laut. Dengan adanya permasalahan tersebut dapat mengakibatkan yaitu Kerusakan pada tempat wisata karena sampah kiriman, punahnya biota laut, dan gangguan kesehatan pada manusia.

Dalam paparannya Kepala Balai TN Bunaken mengangkat bahasan dari Role Model Taman Nasional Bunaken yaitu Peningkatan Kesadaran Masyarakat Sekitar Taman Nasional Bunaken Dalam  Penanganan Sampah dengan tujuan Menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pemahaman dan pengendalian permasalahan yang dihadapi Taman Nasional serta peningkatan produktivitas secara tradisional untuk mencapai kemandirian finansial dengan tidak merusak lingkungan. Pihak taman nasional telah melaksanakan beberapa langkah seperti Kegiatan sosialisasi penyadartahuan, bersih sampah rutin setiap hari dengan kapal pengangkut, Perjanjian Kerja Sama dengan instansi terkait, aksi bersih sampah bersama instansi terkait, pelatihan pengelolaan sampah.

Saat ini trend penurunan jumlah sampah yang ada di kawasan Taman Nasional Bunaken, Penanganan Sampah harus menyeluruh dari hulu sungai sampai hilir (muara/laut), Kerjasama antar instansi sudah terjalin dan semakin menguat, Adanya titik terang perubahan mindset masyarakat dari destruktif ke arah keterlibatan dalam pengelolaan dan juga kesadaran sendiri untuk menjaga lingkungaan dengan adanya sosialisasi terus menerus dan komitmen dari Instansi Pemprov dan juga Balai TN Bunaken.

Sehingga harapan yang diinginkan oleh Balai Taman  Nasional Bunaken adalah  Perbanyak Bank sampah di Hulu, Pengenaan sanksi kepada pembuang sampah di sungai/laut sebagaimana di atur dalam perda, Penataan rumah sepanjang sungai dari membelakangi sungai menjadi menghadap sungai, Menambah tim patroli kebersihan, terkhusus sampah laut yang dapat mengantisipasi sampah yang datang dari sungai. (Ipeh)