Iklan

November 8, 2019, 21:25 WIB
Last Updated 2021-01-21T12:35:06Z
Pemerintahan

ODSK Optimis Perekonomian Sulut Tumbuh Lebih Baik

JurnalManado - Awal pekan yang baru saja lewat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut merilis bahwa ekonomi Sulawesi Utara tumbuh 5,20% secara year on year (yoy) pada kuartal III/2019. Pertumbuhan itu disebut melambat dari 5,59% pada periode yang sama tahun lalu.

Akan tetapi, Gubernur Olly Dondokambey SE dan Wagub Drs Steven OE Kandouw (ODSK) tetap optimis bahwa pada kuartal IV/2019, ekonomi Sulut akan tumbuh lebih baik.

Wakil Gubernur Sulut Drs Steven OE Kandouw mengatakan pada kuartal IV/2109, ekonomi Sulut akan bergerak naik signifikan karena ikut dipacu oleh beberapa poin, diantaranya belanja pemerintah, daya jual produksi pertanian dan perkebunan serta kunjungan turis mancanegara jelang akhir tahun 2019.

Wagub Kandouw memang mengakui bahwa penyerapan anggaran Pemprov Sulut masih berada di kisaran 40% atau sekitar Rp1,3 triliun. Namun penyerapan anggaran ini, akan meningkat di penghujung 2019. Belanja pemerintah juga merupakan salah satu fungsi untuk pertumbuhan ekonomi.

Demikian halnya, tambah Wagub Kandouw, arus kunjungan wisatawan mancanegara pada akhir tahun 2019, akan meningkat.

“Ini juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sulut,” kata Wagub Kandouw.

Selain itu, produksi hasil perkebunan seperti panen cengkih di sejumlah daerah, sudah usai. Maka tidak menutup kemungkinan, akan terjadi aksi jual, termasuk di dalamnya produksi pertanian menjelang akhir tahun ini.

“Daya beli masyarakat dan pabrikan akan mengalami kenaikan,” kata Wagub Kandouw seraya menambahkan Gubernur Olly telah melobi pihak pabrikan untuk menaikkan harga cengkih. Hal ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Diakui, ODSK terus menyusun strategi guna memacu terus pertumbuhan ekonomi daerah di kuartal IV/2019.

Salah satu sektor yang terus dipacu sepenuhnya adalah Pariwisata. Sektor ini menjadi ‘Spirit Besar’ sebagai penyumbang kebangkitan ekonomi Sulut nanti.

Dalam Media Gathering yang digelar Biro Protokol dan Humas Setda Pemprov Sulut yang menggaet pelaku usaha dan pemangku kepentingan pada pekan ini, ikut juga memperlihatkan korelasi dampak positif ekonomi pada sektor Usaha Mikro, Kevil dan Menengah (UMKM).

Gambarannya, bagaimana strategi yang dilakukan, agar turis yang datang mempunyai waktu tinggal yang lama dan spending atau belanja yang besar, sehingga mampu mendorong sektor UMKM di Sulut.

Di sisi lain, Spirit Besar Pariwisata ini diyakini, bakal mendorong okupansi atau tingkat penghunian kamar hotel menjadi 90 persen. Dari situ, akan banyak tenaga kerja terserap termasuk makanan dan minuman, sayuran dan hasil produksi akhirnya dijual ke hotel. Ini menjadi konsepsi pertumbuhan menyeluruh yang sedang dilakukan ODSK.

“Dengan pengembangan pariwisata, sektor lainnya pun bakal bergerak, mulai dari akomodasi, transportasi, hingga UMKM,” tandas sejumlah wartawan yang hadir.

Diketahui, perkembangan ekonomi Sulut masih tumbuh positif hingga kuartal III/2019. Pertumbuhan ekonomi inipun sejujurnya berdampak dari kondisi perekonomian global yang kurang kondusif.

Realisasinya di kuartal III/2019 hanya 5,2 persen, lebih rendah dari capaian sebelumnya. Padahal pada tahun 2018, ekonomi Sulut mampu tumbuh 6,01 persen atau berada di atas nasional, yang sebesar 5,05 persen.

Lihat saja, pada kuartal I/2019, masih naik jadi 6,48 persen, kemudian pada kuartal II/2019 turun jadi 5,4 persen, kuartal III/2019 turun 5,2 persen.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Sulut juga tidak dapat dilepaskan dari dampak kondisi perekonomian global. Perang dagang antara China dan Amerika Serikat disebut menurunkan volume perdagangan dunia, sehingga wajarlah ekspor Sulut juga ikut terpengaruh, salah satunya harga kopra.

Apalagi, mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif di Sulut, bukanlah hal yang mudah di tengah tantangan global.

Pertumbuhan ekonomi Sulut ditopang oleh sebagian besar lapangan usaha. Dan  pertumbuhan tertinggi dicapai sektor jasa lainnya, seperti jasa hiburan sebesar 20,66 persen karena penyelenggaraan sejumlah agenda nasional maupun internasional di Sulut.

Sedangkan, sektor jasa lainnya hanya berkontribusi 2,03 persen terhadap total Produk Domestik Bruto Regional (PDRB) Sulut pada kuartal III/2019.

Adapun tiga kontributor terbesar untuk pertumbuhan ekonomi Sulut adalah pertanian 20,51 persen, perdagangan 12,65 persen, dan konstruksi 12,05 persen.

Sekalipun mengalami perlambatan ekonomi di kuartal III/2019, akan tetapi ODSK tidak tinggal diam. Pada kuartal IV/2019 jelang di akhir tahun, ODSK optimis, trend signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sulut, akan semakin hebat.(tim)