
Kau tau? Ada seseorang yang mengagumimu tanpa kamu tau. Dia
adalah aku, pengagum rahasiamu. Atau mungkin lebih tepatnya, pengagum yang tak
diketahui olehmu.
Kau tau? Aku mengagumimu sebelum aku melihatmu. Aku
mengagumimu tanpa harus mengenalmu. Apa kau tau bagaimana bisa aku mengagumimu
seperti itu? Entahlah, aku sendiripun tak yakin kau akan percaya dengan itu.
Apa kau percaya jika aku hanya merasa tak asing dengan namamu? Apakah menurutmu
itu cukup untuk menjadi satu-satunya alasan aku mengagumimu? Entahlah, yang
jelas aku mengagumimu!
Siang itu, menjadi awal perasaan kagum ini muncul. Tanpa
sengaja aku mendengar namamu disebut menjadi salah satu pemain sekolah kita di
kejuaraan nasional. Sama sekali saat itu aku tidak tahu siapa kamu. Ya, seperti
yang aku bilang tadi, aku hanya merasa tak asing dengan namamu. Pikirku,
mungkin kau hanya seorang senior yang tak terlalu populer.
Tapi apa kau tau, apa yang selanjutnya aku lakukan? Aku
mencari tau siapa kamu. Ya, aku penasaran tentang siapa kamu. Yang aku dengar
saat itu, kau sudah sering menjuarai turnamen internasional bersama timmu. Dan
sekarang walaupun kau sudah mempunyai nama besar, kau tidak lupa pada sekolah
kita. Mungkin itu awal aku mengagumi seorang dirimu.
Sejak saat itu, aku mulai rajin mencari informasi tentang
kamu. Serasa tak ada kata cukup untuk itu. Mulai dari akun sosial mediamu
hingga menonton pertandinganmu. Kuakui kau manis, dan bahkan aku salah.
Ternyata kau bukan seorang senior, ternyata kita satu angkatan.
Kau tau? Bagaimana lelahnya mengagumimu seperti ini? Hanya
bisa melihatmu dari jauh, tersenyum saat kau tersenyum, hanya bisa memberimu
semangat lewat do’a, berharap Tuhan akan menyampaikannya padamu. Mungkin jika
kau tau, kau akan berpikir bahwa aku bodoh. Ya, aku sendiripun pernah berpikir
seperti itu. Tapi kemudian aku sadar, aku mengagumimu!
Kadang aku merasa ragu untuk mempertahankan rasa kagum ini.
Namun kadang ada rasa ingin menjadi seseorang yang selalu ada bersamamu.
Menjadi seseorang dibalik keberhasilanmu. Hahh! Siapa aku? Aku bukanlah
siapa-siapa. Sedangkan kau? Kau punya segalanya. Nama besar dan segudang
prestasi.
Kau tau? Aku tak pernah mengagumi seperti ini sebelumnya.
Apalagi seseorang yang tak pernah kukenal. Kau tau? Aku tak pernah lupa menyebut
namamu disetiap 5 waktuku.
Kau tau? Semakin hari, semakin aku mengagumimu, semakin aku
takut juga perasaan kagum ini akan berubah menjadi lebih. Semakin hari semakin
aku terpesona olehmu. Semakin berdebar hati ini saat melihatmu. Ya, aku rasa,
rasa kagum bisa berubah menjadi rasa ingin memiliki.
Semakin hari, rasa ini semakin nyata. Mungkin aku
menyayangimu. Aku selalu ingin di dekatmu. Aku selalu menonton pertandinganmu.
Walaupun kau tak pernah tau itu. Aku semakin berharap padamu.
Sampai akhirnya, aku tau bahwa kau sudah mempunyai seseorang
spesial yang bisa selalu ada di dekatmu, yang bisa membuatmu tersenyum, dan
menyemangatimu tanpa harus lewat do’a. Jauh berbeda dengan aku bukan? Ya, dia
kekasihmu yang selama ini tak pernah ku tau.
Namun ternyata itu tak membuatku menyerah. Kau tau? Bahkan
disaat aku tau kau sudah mempunyai seseorang spesial untukmu, aku masih
bertahan dengan perasaan ini, masih setia mendo’akanmu. Aku lebih memilih
seolah tak tau apa-apa. Bukannya aku mau bersikap bodoh, aku hanya mencoba
tetap bertahan sejauh mana aku bisa bertahan.
Kau tau? Aku pernah dengan bodohnya meminta Tuhan untuk
mendekatkan kita. Hahh lucu yah! Siapa aku? Beraninya meminta Tuhan mendekatkan
aku denganmu.
Mungkin kau bertanya-tanya, mengapa aku tak mencoba
mendekatimu dan berkenalan denganmu? Alasanku sederhana, aku takut nantinya aku
akan semakin berharap padamu.
Kadang aku menyesal, mengapa tak kubuang rasa ini agar tak
berkembang? Mengapa tak kubunuh saat rasa ini terus tumbuh? Aku hanya berharap,
agar suatu saat aku tak jatuh terlalu dalam oleh rasa yang kubuat ini.
Ya, mungkin mengagumimu dari jauh seperti ini lebih baik.
Biarlah hanya aku dan Tuhan yang tau. Aku hanya bisa mendo’akan yang terbaik
untukmu. Mendo’akan keberhasilanmu, dan tentunya bahagia bersamanya.
Dan kau, Kau hanya perlu menerima apapun yang Tuhan berikan.
Karena mungkin salah satu darinya adalah aku yang memintanya untukmu.
Dari aku, Sang pengagum yang tak diketahui olehmu.
Cerpen Karangan: Lia Pangestika